06

40 13 0
                                    

"Stop, Pak! Stop!"

Taksi mengerem mendadak. Sopirnya nengok ke belakang untuk bertanya kepada penumpangnya alasan menyuruhnya berhenti.

"Ada apa, Bu?"

"Itu kayaknya ada mobil yang nabrak trotoar" jawab penumpang taksi itu yang ternyata adalah bundanya Luna. Ia menunjuk sedan yang menabrak trotoar.

Dahi sopir taksi langsung mengerut melihat mobil yang dimaksud penumpangnya itu. Bukan kecelakaan besar, tapi posisi mobil itu sangat menganggu. Bempernya agak penyok. "Kayaknya di dalam ada orangnya, Bu!"

"Kok nggak ada yang nolongin ya, Pak?" tanya Bunda penasaran. Ia nekat turun dari taksi." Jangan kemana-mana, Pak. Nanti pasti saya bayar sesuai argonya."

Sopir taksi itu kayaknya nggak tega membiarkan penumpangnya memeriksa sendiri kondisi orang di dalam mobil itu. Apalagi penumpangnya wanita. Pria setengah baya itu akhirnya ikut turun dari taksinya. Nggak lupa ia mengambil gas air mata yang sengaja ia taruh di dalam taksi.

Bunda berjalan pelan mendekati mobil itu. Saking pelannya sampai-sampai suara entakan sepatunya tidak terdengar sama sekali. Tapi kemudian ia refleks ia mundur ketika tiba-tiba pintu pengemudinya terbuka. Orang di balik kemudi membungkukkan badan dan.....

"WUEEK" Yuck! Orang itu muntah. Nggak cuma sekali. Tapi berkali-kali. Sepertinya orang itu habis memakan sesuatu yang bikin mual. Something like..... durian mungkin.

Bunda kembali mengumpulkan keberanian dan mendekati orang itu. Sebenarnya ia takut, tapi penasaran. Kakinya melangkah pelan dan mengintip-intip dari belakang mobil.

"Wahhh... orangnya mabuk tuh, Bu!" teriak sopir taksi melihat kondisi pengēmudi sedan.

Bunda menggigit ujung bibrnya. Ia menerka-nerka umur cowok pengemudi mobil itu. Masih muda sekali. Mungkin umurnya ngak jauh beda dengan anak-anaknya. Tapi kayaknya Bunda merasa familier dengan wajah anak muda itu. Kayak pernah ngeliat di manaa, gitu. Jangan-jangan anak muda itu selebriti. Wahhh.... berita ini bisa laku banget kalau di jual ke infotainment.

Sopir taksi hanya bisa diam sambul berlagak ikut-ikutan panik. Tunggu.... tunggu, kayaknya yang seleb malahan si sopir taksi deh, soalnya tampangnya kok mirip banget Ronie Dowzer.

Anak muda itu menoleh ke arah Bunda dengan wajah pucat dan....."WUEEK"

"Kamu habis minum alkohol, ya?" tanya Bunda panik sambil buru-buru memijat-mijat tengkuk cowok itu, sehingga cowok itu makin lancar megeluarkan isi perutnya. Aroma alkoho tercium jelas di hidung Bunda.

"Pakai ini....," ucap Bunda sambil mengeluarkan sebuah botol dari dalam tasnya.

Mata cowok itu menatap Bunda datar. Tapi wajahnya kelihatan pucat. Kasihan sekali.

"Ini bisa mengurangi rasa mu...." belum sempat Bunda menyelesaikan kalimatnya, tiba-tiba....

"WUEEKKK" Great! Bunda dapat hadiah dari cowok itu. Plok.... Plok.... Plok.... selamat!!!! Sebenarnya Bunda mau marah. Tapi ia teeingat Vano, anak lelaki satu-satunya yang bandelnya minta ampun itu. Apa jadinya seandainya anak muda di depan matanya iu adalah Vano? Apa orang lain juga kan menolongnya?

"Kayaknya udah mendingan tuh, Bu.....,"ucap sopir taksi setelah membantua anak muda itu menggosokkan minyak kayu putih.

"Kamu tnggal dimana? Kalo kamu belum siap menyetir, mendingan istirahat sebentar dulu aja,"ucap Bunda tulus,serasa berbiicara dengan anak kandungnya sendiri.

"Ma... Maaf ngerepotin....," kata anak muda itu terbata. Kelihatan banget dia malu. Kepalanya terasa berat. Sesekali matanya terpejam, mungkin pusing.

FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang