Fariz!!! Ketika Arirham pulang, Luna langsung ke rumah Toby untuk menemui Fariz. Dia mau cerita semuanya. Soalnya selama ini cuma Fariz yang setia mendengarkan ceritanya. Nggak tahu kenapa, Luna merasa nyaman kalau cerita ke Fariz. Padahal mereka baru kenal.
"Luna? Luna nangis?" Fariz kaget melihat Luna berdiri sambil sesenggukan di depan pagar rumah Toby.
"Hiks...mau cerita..."
"Kenapa?" Fariz menatap cemas dan mengajak Luna duduk di depan pagar seperti yang biasa mereka lakukan.
Luna mengontrol napasnya.
"Kok nangis lagi? Pasti gara-gara cowok lo, ya?''
"Arirham bukan cowok gue lagi!"
"Oh....kalo gitu, mantan elo," ucap Fariz sambil tersenyum. "Apa dia bikin elo kesel?"
"Iya!" Luna menjawab cepat.
"Kenapa?"
Luna menghela napas panjang, kemudian berkata pelan, " Aku bingung mesti mulai dari mana..."
Fariz tersenyum, kemudian berkata lembut, "Ya udah, emangnya sekarang ini apa yang elo rasain?
"Aku sebel!"
"Kenapa?"
"Soalnya...." kalo udah begini, itu tandanya Luna bakalan mengeluarkan jurus ocehannya yang terkenal dahsyat itu. Dan benar, Luna mulai cerita panjang-lebar tentang apa yang di rasakannya. Seperti biasa, Fariz dengan sabar mendengarkan setiap detail kata-kata yang keluar dari mulut cewek itu.
Setelah puas cerita, Luna bersandar ke bahu Fariz. Pandangannya kosong, seperti bingung harus bagaimana. Tapi sekarang dia merasa lebih tenang. Rasanya damai sekali. Kenapa Fariz baik banget ke dia? Kenapa Fariz sabar banget? Apa Fariz sahabatnya? Akh! Luna nggak percaya sama namanya sahabat. Jadi Fariz itu apa? Luna merasakan kebimbangan dalam hatinya. Dia memang sayang sama Arirham, tapi cowok itu egois, dia tahu itu. Kenapa harus sayang sama Arirham sih, bukannya Fariz?
"Tuh kan, akhirnya bisa cerita juga..." ucap Fariz penuh simpati. "Makanya, lain kali kalo bingung mau mulai cerita dari mana, coba aja mulai dari perasaan yang elo rasain...."
Luna mengangguk pelan. Kemudian ia menatap Fariz. "Fariz, nggak tau kenapa, sejak pertama kita bertemu kok gue ngerasa kayak kita udah kenal lama, gitu. Gue rasa kayak kita pernah dekat. Apa mungkin....."
Fariz menatap Luna dalam-dalam. "Mungkin apa?"
"Mungkinkah di kehidupan lain kita ini sahabat? Yaah....semacam reinkarnasi gitu..." ucap Luna meminta dukungan. "Makasih banget ya, Fariz, elo udah mau ngajak gue keliling Jakarta, udah ngedengerin curhat gue. Maaf kalo Arirham udah bikin elo...."
"Udah, nggak apa-apa kok. Gue malahan yang ngerasa bersalah. Gaa-gara gue hubungan elo sama Arirham jadi kayak begini..."
"Fariz...."
"Hm?"
"Kenapa bukan elo aja sih orang yang gue sayangi?" ucap Luna pelan. Dia berpikir, seandainya aja sifat Arirham seperti Fariz, pasti dia nggak bakalan nangis setiap hari menghadapi kelakuan cowok itu. Tapi kenapa dia malahan sayang sama Arirham yang temperamental kayak gitu? Yah.... namanya juga perasaan. Siapa yang bisa mengira sih?
"Fariz?" Panggil Luna lagi. Otomatis Fariz menoleh ke arahnya....
"Bisakah gue sayang sama elo?"
"Dengan senang hati, Luna"
☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆
"Tuh orang ngapain sih, Lun?"
"Tau! Cuekin aja," jawab Luna pura-pura nggak ngeliat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fate
Roman pour AdolescentsInilah kisahnya 2 orang yang saling bertolak belakang di pertemukan karena Takdir. Sepanjang hari, sepanjang waktu mereka di takdirkan untuk saling mengenal satu sama lain. Walaupun pada akhirnya Takdir tidak memihak kepada mereka. Klise: SweetFairty