KRIINGG.. KRINGG
Bel sekolah berdering dengan sangat keras seolah meminta seluruh siswa untuk masuk ke kelas masing-masing, tak terkecuali siswa-siswi kelas X IPA 5.
"Woy, Bu Nining on the way ke sini guys," ujar Fahri si ketua kelas yang sedari tadi berdiri di depan pintu kelas.
Penghuni kelas yang semula berisik itu seketika senyap menyambut kedatangan Guru Bahasa Indonesia yang juga wali kelas mereka yang terkenal killer itu.
Tak lama kemudian sesosok guru dengan pakaian serba pink dan berkacamata ala Harry Potter berada di depan pintu kayu yang di cat dengan warna hijau.
"Selamat pagi muridku tercinta." Senyum sumringah Bu Nining mengembang ketika menyapa para murid kelas X IPA 5.
"SELAMAT PAGI JUGA, BU NINING!" ucap semua siswa serentak.
Keheningan menyelimuti kelas itu, semua siswa duduk di bangkunya dengan rapi sambil memperhatikan Bu Nining yang masih berjalan layaknya 'putri solo' yang akan menuju ke 'singgasana-nya'. Bu Nining lalu menaruh tas jinjingnya yang juga berwarna pink itu lalu duduk dengan anggunnya di meja guru. Dia tersenyum lagi sambil mengamati seluruh siswa dan siswi kelas X IPA 5.
Bukannya membalas senyuman Bu Nining, para murid itu justru meneguk ludahnya dan mengerutkan dahinya karena heran termasuk Ega, murid laki-laki berwajah blasteran yang duduk di bangku pojok belakang.
"Baru pertama kali ini gue liat itu guru senyum sumringah banget hari ini," ujarnya pelan.
"Bener, Ga, gue nyampe merinding liat wali kelas kita senyam- senyum kayak gitu," jawab cowok bermata sipit yang duduk di bangku depan Ega.
"Mungkin dia abis ketemu sama Soong Jong Ki kali," celetuk teman sebangku Ega.
"Ngaco lo, Dik, apa hubungannya sama Bu Nining?"
"Sekarang gue tanya ke kalian, Bu Nining itu cowok atau cewek?" Si cowok gempal yang dipanggil 'Dik' itu malah menanyakan hal yang tidak penting seperti itu membuat kedua temannya memutar bola matanya.
"Ya cewek lah, gimana sih lo?" gerutu si mata sipit.
Ega mengangguk, "Iya bener kata Roni, ngapain lo tanyain lagi?"
Andik tidak menghiraukan pertanyaan Ega dan malah balik bertanya, "Terus kan sekarang banyak banget yang ngefans sama Soong Jong Ki terutama cewek-cewek kan?"
"IYA," jawab Ega dan Roni serempak.
"Berarti gue nggak ngaco kan, bisa aja Bu Nining ngefans sama Soong Jong Ki," ucap Andik dengan memasang muka sok polos.
"Terserah lo deh, Dik." Ega memutar kedua bola matanya mendengar filosofi aneh dari teman sebangkunya yang juga aneh itu.
"Ega, Roni, dan Andik kalau kalian mengobrol sendiri tanpa memperhatikan saya kalian akan tahu konsekuensi-nya!" Tiba-tiba Bu Nining berteriak dan melotot tajam kepada ketiga cowok yang sedari tadi mengoceh itu. Para muridpun ikut terkaget karena Bu Nining yang berteriak secara tiba-tiba.
Ketiga cowok itu terkaget sekaligus merinding karena pelototan tajam Bu Nining, mereka lalu diam dan memperhatikan Bu Nining yang sedang menjelaskan suatu hal kepada semua murid di dalam kelas itu.
"Karena kemarin kita sudah belajar tentang bab Awalan dan Nomina, jadi hari ini..." lanjut Bu Nining yang kembali memberikam senyum anehnya tersebut.
"Jadi hari ini kita free Bu?" potong Vania dengan suara cemprengnya.
Senyuman yang terukir di wajah Bu Nining seketika hilang kembali dan dahinya berkerut melirik Vania, "Jangan memotong penjelasan saya, Vania! atau nilaimu yang akan saya potong," ancamnya sambil memberikan death glare kepada Vania.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Girl (just) Friend ?
Teen FictionSegala hal tentang cinta di masa putih abu-abu itu menarik tetapi tak semenarik cinta dalam persahabatan - Ega Arkha Wardana