Jam dinding masih menunjukkan pukul setengah enam pagi, Namun, Karin sudah tiba di sekolahnya, cewek berambut cokelat itu sengaja berangkat lebih awal karena hari Jum'at adalah jadwal piketnya. Dia mulai menyapu lantai kelasnya yang kotor akibat banyaknya sampah kertas, botol minuman, dan bungkus kemasan snack yang berceceran. Ada juga di bawah salah satu bangku penghapus dan pensil 2B yang tergeletak di sana.
Karin ingin mengambilnya karena itu merupakan 'rejeki nomplok' bagi murid yang kekurangan alat tulis atau lebih tepatnya sering kehilangan alat tulis seperti dirinya. Tetapi, dia mengurungkan niatnya karena yang namanya mencuri itu dosa.
Dia meletakkan penghapus dan pensil itu di atas meja, lalu meneruskan menyapu. Kelas X IPS 1 benar-benar sepi karena masih belum ada murid yang datang selain Karin seorang. Sebenarnya yang piket hari ini ada 4 orang, akibat yang lain belum datang, Karin terpaksa piket sendirian.Saat sedang menyapu lantai dekat meja Guru, Karin mendengar derap langkah kaki mengarah semakin dekat menuju ke kelasnya.
"Akhirnya ada yang dateng juga, gue merana banget dari tadi sendirian di kelas," gumamnya.
Sekitar tiga orang siswi berada di depan pintu kelasnya yang terbuka lebar, tetapi mereka bukan teman sekelas Karin, melainkan cewek cempreng yang tak sengaja dia tabrak kemarin beserta kedua temannya.
"Eh, lo lagi nyapu rupanya," ujar cewek itu sambil membuang sampah kertas dan menggesekkan sepatunya yang kotor ke lantai keramik.
Karin meletakkan sapunya sebentar lalu menghampiri ketiga siswi itu, "Ngapain lo ke sini? Apa masih belum cukup gue minta maaf ke lo?" tanya Karin, dahinya mulai berkedut tak suka melihat cewek di hadapannya ini,
"Sebelumnya kenalin dulu, Gue Fransiska Putri Arcadi atau yang biasa dipanggil Sissy, pacarnya Ega Arkha Wardana yang notabene cowok paling ganteng di sekolah." Cewek yang bernama Sissy itu memperkenalkan dirinya pada Karin.
Lebay banget nih cewek, dan apa katanya tadi, Ega paling ganteng di sekolah? Banyak kali' yang lebih ganteng daripada dia. Batin Karin.
"Kok lo bengong, lo pasti tau kan sama Ega?" tanya teman Sissy yang berambut cokelat sama seperti Karin hanya saja rambutnya ikal.
"Iya gue tau kok, terus kenapa? Apa hubungannya sama gue?"
"Gue dapet kabar dari temen gue kalo lo pelukan sama Ega di koridor kelas IPA 6 kemaren, lo pengen ngerebut Ega dari gue?!" pekik Sissy dengan nada tinggi, membuat suaranya semakin melengking seperti kucing kejepit pintu.
"Itu nggak sengaja, Sissy. Jadi pacar lo nggak sengaja nubruk gue dan gue mau jatuh terus dia tolongin, udah gitu aja," bantah Karin.
"Kayaknya lo hobi banget nubruk orang ya, setelah gue, abis itu pacar gue yang ditubruk, paling lo itu Haters gue, ya?!" cemooh Sissy sambil berkacak pinggang.
"Udah gue bilang, gue nggak sengaja. Susah ya ngomong sama orang budeg kayak lo," ketus Karin.
"Udah jelas lo yang salah, Eh, malah ngatain gue budeg." Sissy menggerutu.
"Sabar aja, Sy, dia itu envy sama lo," bisik temannya yang berkulit putih pucat.
Sissy mengangguk sombong, "Iya emang dasar lo envy sama gue, mungkin dari dulu lo udah benci sama gue karena gue lebih cantik dari lo, gue imut kayak barbie, gue terkenal, dan gue pacaran sama cowok Most Wanted-nya SMA Harapan 1." jelasnya panjang lebar.
Ini orang pede-nya melebihi tingginya gedung pencakar langit. Batin Karin sambil mendengus kesal.
"Sumpah, gue nggak pernah iri sama lo, bahkan gue aja nggak kenal dan nggak tau siapa lo. Gue juga nggak peduli meskipun lo pacaran sama cowok terganteng sedunia dan akhirat," jelas Karin.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Girl (just) Friend ?
Teen FictionSegala hal tentang cinta di masa putih abu-abu itu menarik tetapi tak semenarik cinta dalam persahabatan - Ega Arkha Wardana