Preety

4.6K 249 2
                                    

Warning!!!
Typo and Gaje..
Happy Reading..^^
.
.


*Sano P.O.V*

Aku berjalan pulang kerumah. Aku masih bertanya-tanya kenapa Anya berubah seketika? Apa aku berbuat salah? Atau adakah kata-kataku yang membuatnya terluka? Aku sangat bingung dengan perubahan sikapnya itu.

"Aku pulang.." sapaku ketika sampai dirumah.

"Sano, kemana Anya? Kenapa dia gak kesini?" Kakak kembarku bertanya padaku.

"Anya sedang sakit. Kenapa kau menanyakannya?" Tanyaku ketus. Aku lagi malas bercanda saat ini.

"Aku hanya merindukannya.. kenapa salah?" Apa katanya barusan? Merindukan? Merindukan siapa? Anya maksudnya? Oh tidak jangan sampai dia mengambil Anyaku.

"Tunggu.. tunggu katamu tadi apa?? ANYA SAKIIT?? Sakit apa?? Apa sakitnya parah?? OMG!! Anya gak boleh sakit. Aku harus ke apartemennya untuk mengurusnya." Ada apa dengannya? Kenapa dia seperti pacar Anya saja?

"Hey Seina, kau tak menyukai gadis kan? Kau masih normal kan? Kukira kau suka cowok sixpack? Kau tak akan sepertiku kan? Berpacaran dengan seorang gadis?" Ribuan pertanyaan aku lontarkan padanya. Aku tak ingin gadis yang ku sukai diambil kakak kembarku sendiri.

"Ya aku normal tapi..." kata-katanya sangat menggantung. Dia membuatku penasaran saja. Sungguh kembaranku memang mengesalkan saja.

"Tapi apa!?" Aku meninggikan nada bicaraku.

"Tapi.." oh ayolah dia terus membuat ku penasaran.

"Tapi aku menjadi berbeda saat melihat Anya. Hatiku jatuh padanya."

"Hahhh!?!?!?!? K..kau bilang apa??? Kau bilang apa tadiii!?!?!?" Aku sangat kaget seolah jantung mau berhenti saat itu. Aku bersaing dengan Seina!? Tidak mungkin.

"Hahaha maksudnya aku jatuh cinta ingin dia jadi adikku" kata-kata Seina kemudian membuatku agak lega.

"Gak lucu." Jawabku ketus. Aku berjalan masuk kekamarku untuk mengganti baju dan pergi ke apartemen Anya.

Aku mengenakan celana jeans panjang dengan kaos oblong merah lalu ku susun jaket.

Aku berjalan keluar kamar lalu pamit pada ibu. Aku tak ingin Seina sampai tau kalau aku akan ke apartemen Anya jadi aku segera bergegas keluar rumah.

Di benakku masih penuh dengan tanda tanya tentang perubahan Anya yang mendadak. Anya kenapa ya?

Aku sampai di pekarangan apartemen yang menjulang tinggi. Aku berjalan masuk dan menaiki lift. Aku berhenti tepat dilantai dimana kamar Anya berada.

Saat aku akan memencet kamar yang Anya huni, tiba-tiba pintu dibuka.

"Oh.. bibi slamat siang" Aku membungkuk hormat.

"Oh Sano.. mau cari non Anya ya?" Aku mengngguk lalu tersenyum.

"Masuk saja ke dalam nona Anya ada di kamarnya kok."

Lalu aku berjalan ke arah kamar Anya. Aku membuka pintu kamarnya. Namun belum sempat aku memanggilnya aku melihat dia tengah duduk dan memegang boneka teddy nya. Kulihat dia berbicara sendiri.

"Apakah dia tidak tertarik denganku teddy?" Ya seperti itulah yang ku dengar. Siapa maksudnya ya?

Aku terus menguping apa yang akan dia katakan pada bonekanya. Aku sungguh penasaran.

"Apakah aku memang tercipta tak akan memiliki pasangan? Kau tau teddy, aku sangat berharap dia menjadi kekasihku. Tapi, dia kini menyukai gadis lain teddy.. hik.." Anya kenapa sampai menangis? Bukankah kemarin dia bilang kalau dia menyukaiku? Lalu saat ini dia tengah bilang kalau dia suka siapa? Dan orang itu menyukai gadis lain.

"Apakah Sano tidak menyukaiku teddy? Aku sungguh sangat menyukainya. Bahkan segala sifat ku yang dahulu, kini hanya ku tunjukkan padanya. Apakah dia tak menyukaiku? Siapa gadis yang dia suka teddy?" Aku merasakan hatiku seolah ingin keluar daruli tubuhku dan berloncat ria. Aku mendekat pada Anya yang tengah menangia membelakangiku. Dan aku tak membuat dia mengetahui kalau aku ada disini. Aku duduk pelan di kasurnya. Lalu aku memeluknya dari belakang dan menyandarkan daguku di pundaknya.

"Eh" dia memekik kaget karna ku peluk tiba-tiba.

"Kau pikir aku menyukai siapa hm? Gadis lain? ahaha kau salah Anya. Aku menyukai gadis yang dari Tokyo yang tinggal di apartemen ini. Dia gadis yang trauma pada lelaki, bahkan kini dia bersikap acuh pada siapapu kecuali padaku dan orang yang dekat dengannya. Dia gadis yang sangat Cantik. Dan aku jatuh cinta padanya saat aku jumpa pertama kali di taman dengannya. Dia gadis yang sering mengganggu pikiranku, bahkan membuatku tak bisa tidur dengan nyenyak. Setiap kali aku akan menutup mataku yang aku lihat adalah bayangan dirinya. Awalnya kupikir aku hanya sekedar merasa kagum dengannya tapi kini aku tau bahwa aku menyukainya lebih tepatnya mencintainya. Anya aku mencintaimu." Aku memeluk erat Anya.

Aku bisa merasakan degup jantung Anya yang tak beraturan. Jantungnya terdengar seperi kuda yang tengah berlari.

"A..a..apa..kah aku tak ber..mim..pi?" Ku dengar suara Anya terputus-putus.

Aku menggelengkan kepalaku yang ku yakin Anya bisa merasakannya.

Akhirnya kami berlama-lama dengan posisi itu sampai aku merasakan tubuh yang aku peluk semakin melemas. Aku meliriknya ternyata dia tertidur. Aku menidurkannya di posisi yang benar.

Aku tak berhenti menatapnya. Gadis seperti kau kenapa bisa menyukaiku?

Aku membelai wajahnya.

"Kau cantik sekali. Dan kau adalah gadis tercantik tlyang begitu aku cintai." Aku tersenyum melihat dia. Bahkan saat tidurpun tidak mengurangi kecantikannya.

T.B.C

Maaf kalo kependekkan..
Jangan lupa kalo suka klik bintang sama post komennya ya? Makasih^^

She's My LadyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang