Warning!!!
Typo and Gaje..
Happy Reading...
.
.
.
.Musim dingin telah tiba.
Anya bangun lebih pagi dari biasanya. Padahal hari ini hari minggu. Pembantunya kaget karna dia sudah bangun sangat pagi di hari minggu."Non, apa yang non Anya lakukan?" Bibi melihatnya mulai memakai celemek.
"Aku ingin membuat sesuatu untuk Sano. Jadi pagi ini untuk masalah dapur saya yang handle ya bi, eh tapi bibi gak boleh kemana-mana.. karna aku masih dalam tahap belajar jadi aku mau bibi mengajariku okeh?" Anya tersenyum manis. Sedangkan pembantunya hanya mengangguk sambil tersenyum.
Dia ingin membuatkan sesuatu yang spesial untuk Sano. Karna mereka sudah resmi berpacaran.
Dia begitu sibuk didalam dapur. Dan mencoba mencoba memasak makanan yang enak.
Anya juga akan memasakkan makanan kesukaan Sano. Anya terlihat seperti seorang ibu rumah tangga. Pembantunya terus memperhatikan dia.
"Nona benar-benar menyukai Sano ya? Dia yang sebelumnya tak pernah memasak kini memcoba untuk memasak" Batin pembantunya.
Setelah beberapa jam berada didapur, Anya kemudian pergi kekamar mandi dan mandi. Setelah selesai mandi dia segera bersiap-siap.
Ia mengenakan Dress selutut yang dan menggunakan celana yang bisa menghangatkannya. Ia kemudian memakai syal agar ia lebih hangat.
Setelah bersiap-siap ia kemudian pergi ke dapur lagi untuk mengepak semua makanan yang dimasaknya dan memasukkan kedalam tas.
"Bibi, aku akan segera keluar.. Kalau bibi mau makan aku menyisakan sedikit di atas meja ya? Aku pergi dulu.." Kata Anya pada pembantunya.
Setelah itu dia mengambil ponsel lalu menelepon seseorang.
"Halo.." Jawab seseorang dari seberang telepon. Dan suaranya seperti baru bangun.
"Hari ini aku ingin mengajakmu ke suatu tempat.. Cepatlah bersiap-siap.." Anya kemudian menutup teleponnya
Ia menyambar sepatu boot nya lalu segera keluar dari apartemennya. Ia berjalan di bawah rintik-rintik salju. Anya sudah tiba di depan gerbang Sano. Dia kemudian merogoh saku jaketnya dan mengambil ponselnya. Lalu menelepon Sano lagi.
"Apa kau sudah selesai?" Tanya Anya.
"Tak lama lagi.. kau ada dimana??" Tanya Sano dari sebrang telepon.
"Aku masih diapartemen.. cepatlah.." Anya berbohong pada Sano karna tak ingin Sano terburu-buru.
Anya bersandar di samping gerbang. Sambil sesekali menghembuskan nafasnya untuk mengatur pernapasannya di cuaca yang dingin.
"Ehh, kenapa kau tak masuk malah menunggu disini? Apa kau sudah lama Anya?" Anya kaget Sano sudah ada disini.
"Tidak.. aku ingin menunggumu di luar saja.. Aku belum lama sampai kok.. oh ya, ini aku buatkan untukmu.." Anya menyodorkan sebuah tas dan memberikannya pada Sano.
"Apa ini Anya?"
"Kau buka saja dan nanti dimakan ya?"
"Baiklah.. oh ya, kita akan kemana Anya?"
"Aku ingin mengajakmu ke sebuah rumah kaca.. Ayo" Anya tersenyum manis lalu menarik tangan Sano lembut.
"Heyy tanganmu dingin sekali.. kenapa kau tak menggunakan sarung tangan?" Tanya Sano.
Anya hanya membalas dengan senyum.
"Apa kini kau mulai gila Anya? Kau senyum-senyum sperti itu."
"Sudahlah ayo kita pergi.." Anya melihat taksi lalu memberhentikannya.
Mereka naik taksi. Beberapa saat kemudian mereka berhenti di sebuah rumah kaca. Mereka masuk ke dalam dan melihat banyak bunga di sana.
"Bagaimana apa kau suka Sano??" Anya menatap kekasihnya itu.
"Kau pintar memilih tempat Anya.."
"Menurutku ini hanya sebagian Sano. Jika sudah musim semi nanti, aku akan menunjukkan tempat lain yang begitu indah padamu."
Anya menarik tangan Sano.
"Ayo kita lihat-lihat bagian lainnya"
Namun yang ditarik tidak berkutik dari tempatnya.
"Ehh?" Anya berbalik melihat Sano tak begerak.
"Kenapa Sano? Kau tak ingin melihat bagian lain dirumah kaca ini? Disini ada banyak- kyaaa" Belum sempat Anya menyelesaikan kata-katanya ia merasakan tangannya di tarik sangat kencang. Sano lalu memeluk Anya. Anya merasakan jantungnya seperti mau copot karna perlakuan Sano padanya.
"Heyy ada apa denganmu pacarku sayang??" Sano menggoda Anya.
"Eh.. ehm.. itu tak ada apa-apa kok.."
"Jantungmu sepertinya berpacu cepat sekali Anya."
Blush..
Anya merasakan mukanya semakin panas dan merah. Jantungnya pun semakin dan semakin kuat berdetak.
"Heyy kenapa diam?? Aku seperti merasa memeluk patung saja." Sano melepas pelukannya lalu menatap Anya.
"Ahh maaf Sano.. aku be..begitu kaget tadi.." Anya tersenyum manis.
"Ahaha bukankah banyak gadis suka jika diperlakukan seperti itu?"
"Ng..nggak k..kok... ka..kata s..siapa??" Anya berbicara dengan gugup.
"Haha lupakanlah.. Ayo kita melihat bagian-bagian di rumah kaca ini.. aku ingin lihat tanaman apa saja yang ada disini." Kata Sani kemudian.
"Ayo.." ajak Anya lalu menarik tangan Sano.
"Wahh bunga matahari seolah jadi sangat indah.. Padahal saat ini tengah musim dingin ya.." Anya begitu kagum dengan beberapa bunga matahari yang ada di rumah kaca. Dia melepas tangan Sano lalu mendekati bunga mataharinya.
"Sano coba lihat ini" dia membalikan badan.
"Eh? Sano.. Sano kamu kemana?" Dia melihat Sano tak ada ditempatnya.
"Sano?" Anya berjalan mencari Sano.
"Sano, kau kemana?? Sano??" Anya berputar-putar mencari Sano.
Dia menyusuri setiap bagian rumah kaca itu.
"Sano.. Kamu kemanaaa?" Anya mulai panik.
Dia ke arah belakang rumah kaca. Dan terus meneriakkan nama Sano. Dia membuka kecil pintu belakang rumah kaca. Namun dia tidak menemukan Sano.
"Sanooo.. kamuu kemana??" Anya mulai menangis tanpa membalikkan badannya.
Tiba-tiba ada yang menarik tangannya lalu matanya ditutup dan orang itu menyandarkannya pada dinding samping kaca.
"Hahh!? Si.. siapa to..tolo.. mphh" Anya merasakan sesuatu yang hangat menempel dibibirnya.
Bibirnya dan bibir orang itu bertemu. Orang itu ciumannya lalu melepaskan tangannya dari mata Anya.
"Kauuu...." Anya sangat kaget.
T.B.C
Hello readers makasih yang udah vote di chap sebelumnya.. Maaf kalo gaje..
KAMU SEDANG MEMBACA
She's My Lady
FanfictionGadis yang lahir dibawah bintang keberuntungan. Terlahir dengan paras yang cantik, dari keluarga kaya raya, pintar dalam musik dan pelajaran bahkan memiliki hati yang sangat baik. Namun, walaupun terlahir pada bintang keberuntungan, sepertinya ia ta...