Warning!!!
Typo and Gaje..
Happy Reading..
.
.
.
.Chu~~~
Brak!!
"Aww" Anya meringis sakit karna ia terjatuh dari kasurnya.
"Yahh cuman mimpi ya??" Anya kemudian membuang nafasnya tanda dia sangat berharap itu jadi nyata.
Dia menatap jendela. Dan kaget.
"Ehh sudah pagi ternyata.. tapi pagi tanpa di temani sang surya hanya ditemani butiran indah. Hmm, padahal aku merasa bahwa aku baru saja tidur kenapa cepat sekali paginya. Ah sudahlah lupakan.. hari ini aku harus keluar dengan Sano" Anya tersenyum riang.
Dia segera pergi kekamar mandi kemudian mandi dengan air hangat. Setelah selesai mandi ia segera berpakaian. Ia mengenakan dress diatas lutut dipadukan dengan jaket yang sedikit tebal lalu memakai sarung tangan. Ia juga menggunakan syalnya.
Segera setelah sarapan iapun memakai sepatu boot. Lalu segera membuka pintu dan berpamitan pada pembantunya. (maklum Anya kan orangnya sopan kayak autor wkwk. Abaikan autor)
Anya berjalan menuju ke rumah Sano. Diperjalan ia menjadi pusat perhatian tepatnya di mata kaum Adam. Namun Anya berjalan acuh seolah ia tidak diperhatikan orang-orang itu.
Anya mengeluarkan ponselnya dari dalam sakunya. Lalu mengetikkan beberapa kata.
To : Sano
Aku akan menunggumu ditaman ya??Sekitaran 1 menit ia mengirimkan, Sms balasan pun langsung masuk.
Pengirim : Sano
Baiklah.. Aku akan segera kesana.Anya duduk di taman tempat pertama kali ia dan Sano bertemu. Tak selang berapa lama Sano datang dengan jaket yang terlihat seperti seorang detektif namun bukan terlihat seperti detektif untuknya malah dimata Anya terlihat sangat tampan layaknya seorang pangeran.
"Hey apa-apaan kau menggunakan rok.. apa kau mau nanti kau terpeleset di es trus rokmu itu terangkat!?" Omel Sano melihat pakaian Anya.
"Sano.. aku percaya kamu gak akan biarkan aku jatuh kan?" Anya tersenyum sangat manis.
Sano merasakan detak jantungnya berpacu dua kali lipat.
"Ayo kita berangkat" kata Sano lalu menarik tangan Anya dan membawanya jalan-jalan. Sano merangkul pinggang Anya membuat yang dirangkul memandang Sano.
"Kenapa menatapku?" Sano menatap Anya lalu memperat rangkulannya di punggung Anya.
"Tidakk apa-apa.." Anya memalingkan wajanya yang sudah merona.
Mereka pergi ke bukit yang sudah di penuhi salju. Terlihat juga ada kereta gantung disana.
"Apa kau mau coba naik salah satu kereta gantung itu?" Sano menatap Anya dan Anya menggelengkan kepalanya.
"Nggak.. aku gak mau.. Itu terlalu tinggi Sano.. Aku takut ketinggian"
"Kau percaya padaku kan Anya?? Aku gak akan meninggalkanmu kok" Sano memegang erat pipi Anya.
"Uhmm" Anya mengangguk pelan.
Merekapun segera masuk lalu Sano menggenggam erat tangan Anya. Anya mengedipkan kedua matanya seolah berkata 'Semua akan baik-baik saja' membuat Anya merasa tenang.
KAMU SEDANG MEMBACA
She's My Lady
FanfictionGadis yang lahir dibawah bintang keberuntungan. Terlahir dengan paras yang cantik, dari keluarga kaya raya, pintar dalam musik dan pelajaran bahkan memiliki hati yang sangat baik. Namun, walaupun terlahir pada bintang keberuntungan, sepertinya ia ta...