Meet You again

3.6K 174 0
                                    

Warning!!!
Typo and Gaje..
Happy Reading^^
.
.
.
.
.
.

Sudah beberapa hari semenjak Sano mendengar dari Anya bahwa Anya akan di jodohkan, Sano mulai tidak fokus pada kuliahnya. Di pikirannya hanya ada Anya seorang. Kadang dia memikirkan hal gila tapi hati nuraninya memaksanya untuk tetap bersabar.

"Aku harus menyusul Anya dan membawanya pergi.. Tidak tidakk.. Jika aku seperti itu artinya aku orang jahat.. Tapi bagaimana jika Anya menerima perjodohan itu dan meninggalkan aku?? Tidakk.. Aku gak boleh berpikiran negatif terhadap Anya. Tapi aku harus bagaimana?? Apakah aku harus merelakan dia dijodohkan?? Ataukah aku harus membawanya pergi??" Sano mengacak rambutnya frustasi. Ia sangat bingung harus bertindak seperti apa.

Dua hari kemudian...

Tokyo

Seorang gadis turun dari kereta. Namun, bukan terlihat gadis dia lebih terlihat lelaki. Dia membawa ranselnya lalu dihirupnya udara sebanyak-banyaknya lalu menghembuskannya dari mulut.

"Aku akan segera datang" Batinnya, Dia tersenyum manis.

Di sisi lain,

Anya membereskan buku-buku nya. Saat ini dia masih di kampus. Dia keluar gerbang lalu menatap langit. Ia teringat kejadian beberapa hari lalu saat dia akan dijodohkan.

Flashback

Tokk.. tokk..

"Anya boleh ibu masuk??" Anya mendengar pintu kamarnya di ketuk di susul suara ibunya.

"Iya" Anya masih terisak karna tak bisa menerima perjodohan dengan lelaki yang bahkan tidak ia kenal.

Krieet..

Anya mendengar pintunya di buka namun tidak menoleh ke arah pintu.

"Anya, ibu tau ini sulit untukmu sayang.. Tapi kamu juga harus mengerti kami menjodohkanmu itu untuk kebaikanmu sayang.. Ibu tak mau anak semata wayang ibu masa depannya tak terjamin.." Jelas Ibu Anya.

"Tapi Ibu, kau tau kan kalau aku sudah punya kekasih dan aku sangat mencintainya.. Bagaimana aku bisa menerima perjodohan ini.. Dan ini kan juga bukan zaman untuk dijodoh-jodohkan.. Zaman ayah dan ibu sudah berneda dengan zamanku.." Jawab Anya Sambil air mata mengucur dipipinya.

"Ibu tau sayang.. Tapi ibu dan ayah takut jika suatu saat nantinya masa depanmu tidak terjamin sayaang.." Ibu Anya mengelus punggung Anak semata wayangnya.
"Ibu tau kau sangat mencintai pacarmu.. Tapi apakah ada jaminan jika suatu saat nanti pacarmu akan memberikan kebutuhanmu dengan cukup??" Anya menatap ibunya.

"Ibu aku butuh istirahat ibu tolong keluar lah dulu.. Masalah perjodohan, beri aku waktu seminggu untuk mempertimbangkannya.. Saat iniaku ingin tidur.. Aku tak ingin siapapun mengganggu.." Anya membaringkan dirinya ditempat tidur. Ia hanya ingin tidur untuk saat ini.

Flashback End

Anya berjalan menuju halte bus. Ia sudah tak terlalu suka jika di jemput sopir rumahnya. Jadi dia memilih naik angkutan umum. Anya duduk dihalte sambil menunggu bis.

"Permisi" Kata seorang pria yang menggunakan Hoodie dan masker menutupi wajahnya yang duduk disamping Anya.

"Iya silahkan" Anya bergeser sedikit memberi kelonggaran untuk orang itu duduk.
"Aneh sekali orang ini. Tengah hari begini menggunakan pakaian tertutup. Emangnya lagi turun salju apa?? A..apa jangan-jangan dia m..mau merampok??" Batin Anya. Anya akhirnya duduk jaga jarak dengan orang itu. Namun saat akan berdiri untuk pergi dari situ lelaki itu memegang pergelangan tangannya lalu membuka hoodie serta maskernya.

"S..s..Sano" Panggil Anya tak percaya melihat orang yang didepannya. Dia langsung memeluk Sano tak peduli ada berapa banyak orang disana.
"Aku kangen kamuu.." Kata Anya yang mulai menitikkan air mata.

"Heii.. heii.. dasar cengeng.. Selalu menangis.. Sudahh sudahh aku kan udah disini jadi gak perlu sedih lagi.." Sano menepuk-nepuk pelan punggung Anya.

"Kenapa kau kesini tanpa memberitahuku??" Tanya Anya saat melepas pelukkannya.

"Aku hanya ingin memberikan kejutan apa salah??"

"Tidak kok.." Jawab Anya sambil tersenyum manis.
"Kalau begitu kita jalan-jalan dulu.." Sambungnya.

"Heii apa kamu begini saat aku gak disini?? Apa kamu sering pergi jalan usai kuliah??"

"Ahh bawel.. Tinggal bilang iya aja susah amat.." Anya tertawa kecil lalu menarik lenan Sano.

"Hee.. heii kau belum menjawabku.." Namun bukannya malah mejawab, malah Anya terus menarik Sano.

Anya membawa Sano kesebuah jembatan yang dihiasi bunga sakura. Dan bawahnya ada sungai.

Anya berhenti lalu melepaskan genggamannya di lengan Sano

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Anya berhenti lalu melepaskan genggamannya di lengan Sano. Lalu berjalan ketengah jembatan.

"Indah bukan.. Jika aku sedih, aku pasti selalu kemari.. Aku selalu merasa tenang kalau ada disini.. Dan aku kesini sendirian.. Aku tak pernah mengajak siapapun jika ingin ke tempat ini.. Satu-satunya orang yang ingin aku ajak kesini adalah kamu.. Karna bagiku, aku hanya akan membagi tempat ini dengan orang yang ku cintai.." Anya membalikkan kepalanya lalu menatap Sano kemudian menunjukkan senyum manisnya yang selalu ia tunjukkan di depan Sano. Senyum yang tulus bukan di buat-buat. Sano terpaku pada senyuman Anya. Sudah lama ia tak melihat senyuman kekasihnya itu. Tapi seketika itu juga wajah Sano berubah menjadi sedih.

"Uhm.. Anya.. a..aku ingin bilang sesuatu.." Kata Sano gugup.

"Bicaralah aku akan mendengarkan mu.." Anya mendekati Sano kemudian memeluknya erat.
"Aku tau.. dari raut wajahmu, kau ingin mengatakan soal perjodohan itu kan??" Anya mulai meneteskan air mata saat memeluk Sano.

"Iya.. uhmm itu sebenarnya aku ingin agar kau tidak menikah....

T.B.C

Makasih yang vote..
Jangan lupa tinggalkan komentar, kritik dan saran kalian ya guys^^

Untuk episode selanjutnya, bukan kelanjutan episode ini.. Tapi saya akan buka Q n A/ Sesi 'TANYA JAWAB' di episode ini dan jawabnya di chapter depan.. Pertanyaannya bebas kok asal jangan yg aneh" ya^^
Ini dimaksudkan agar pembaca juga penulis bisa silahturahmi..

See you guys..

She's My LadyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang