FIVE

199 17 0
                                    

"Jadi apakah kau sudah berbicara dengan kekasiihmu, Kay ?" tanya Kyle di seberang meja makan. Hari ini aku memiliki jadwal kuliah siang, sehingga aku bisa menghabiskan waktu ku sampai jam 12 nanti di rumah bersama Kyle.

"Uhum." kataku sambil menganggukkan kepala dan terus mengolesi permukaan rotiku dengan selai strawberry.

"Dia mengijinkanmu ? Indonesia sangat jauh dari London, Kay. Aku tidak terima ocehan recehmu ketika kau dilanda rindu pada kekasihmu itu." kata Kyle dengan memutar bola matanya. Aku hanya mendengus mendengarnya berkata seperti itu.

"Yah aku sudah berbicara tentang hal itu padanya. Awalnya dia keberatan, tapi setelah kuyakinkan maka dia mengijinkanku. Lagipula dia bilang apapun yang membuatku merasa lebih baik akan selalu didukung olehnya." jawabku panjang lebar sambil tersenyum bangga karena aku dan Deo memang cukup dewasa untuk menyelesaikan masalah seperti ini.

"Jadii dengan apa kau meyakinkannya ? Apakah Mr. Posesif itu memang hanya takluk pada seorang gadis cupu bernama Kayla ? Hm ?" goda Kyle sambil berusaha menahan tawanya. Sialan, dia memang menyebalkan. Aku segera melempar selembar tissue yang sudah kubentuk menjadi bola-bola kecil padanya. Dia hanya meringis dan aku segera meninggalkannya. Kyle menyebalkan.

***

Hari ini pelajaran Mr. Peterson berjalan cukup lancar, karena memang pada dasarnya aku menyukai mata kuliahnya. Jade juga hari ini sekelas lagi denganku, begitu juga dengan Justin. Bedanya Jade tidak sedang duduk bersamaku tetapi bersama lelaki paling populer di kampus. Mereka terlihat seperti sepasang kekasih yang sedang di mabuk cinta. Oh kurasa salah, Jade malah terlihat seperti pembantu dari Justin. Karena sedari tadi Justin tidak perlu repot-repot menyalin atau mencatat point2 penting di papan. Semua dilakukan oleh Jade. Dasar, lelaki menyebalkan.

Setelah bel berbunyi aku segera menarik Jade sebelum Justin melakukannya. Aku hanya ingin menyelamatkan Jade dari lelaki seperti itu. Selama perjalanan menuju cafetaria pun Jade hanya diam dan memandang sepatunya. Aneh.

"Kau sedang apa, Jade ?" tanyaku padanya. Dia hanya menggelengkan kepalanya dan aku tidak berminat juga memaksanya untuk bercerita apalagi sampai membuatnya tertekan. Aku dan Jade hari ini memesan menu yang sama untuk makan siang. Hanya sepiring chicken katsu dengan chesee dan juga sekaleng coke. Selama makan pun aku dan Jade sama-sama-sama diam. Kurasa aku harus mencairkan suasana agar tidak seterusnya seperti ini.

"Setelah ujian nanti, aku dan Kyle akan pergi berlibur." wajah Jade terlihat bingung setelah mendengarkanku berkata seperti itu.

"Kyle ? Siapa dia ? Bagaimana dengan Dheon ? Kau putus dengannya, Kay ?" tanya Jade bertubi-tubi dan tentu saja aku langsung terkekeh melihatnya seperti ini. Semenit yang lalu bahkan kami sama-sama membisu dan bingung dengan sesuatu yang akan dibicarakan. Tapi lihatlah, lima menit kemudian dia bahkan lebih dari ekspetasiku.

UNEXPECTED WEDDING (EDITED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang