NINE

134 4 1
                                    

Pagi ini Kayla sudah berpakaian rapi. Ardian berjanji akan membawa Kayla berkeliling kota Yogyakarta hari ini. Ardian sendiri sudah menunggu di depan bersama Kyle dan grandma. Mungkin sudah sedikit lebih mudah bila Ardian memperkenalkan diri kepada Kyle dan grandma, karena kemarin aku sudah menceritakan tentang kronologi di pasar bersama Bi Ijah.

"Di, aku udah selesai. Yuk jalan." Ajak Kayla ketika sudah sampai di teras rumahnya. Hari ini Kayla mengenakan dress putih selutut bermotif bunga-bunga berwarna merah dan kuning. Sedangkan Ardian sendiri hanya menggunakan kaus putih berkerah. Terlihat santai namun tetap rapi. Kayla tidak sadar bahwa sedari tadi Ardian hanya diam menatapnya berkali-kali dari ujung rambutnya hingga ujung kakinya yang sudah memakai flatshoes berwarna putih. Sangat cantik, batin Ardian.

"Santai, bro. Kayla nggak secantik Miranda Kerr deh. Nggak usah terlalu terpesona gitu liat dia, saya aja bosen ketemu dia setiap hari. Mukanya gak berubah-berubah, jelek terus." celetuk Kyle membuat Kayla melotot dan tentu saja membuat grandma serta Ardian tertawa. Ardian yang jelas-jelas tertangkap basah memperhatikan Kayla sebegitu nya hanya bisa tertawa canggung dan menggaruk tengkuknya yang sudah sangat bisa dipastikan tidak terasa gatal. Setelah berpamitan dengan grandma dan Kyle, Kayla dan Ardian langsung melesat ke jalanan Yogyakarta yang lumayan padat, tetapi tidak sepadat London tentunya.

Tujuan pertama hari ini adalah Candi Prambanan. Kayla yang baru pertama kali kesini pun dibuat takjub dengan keindahan candinya. Berdiri dengan kokohnya menampakkan dengan angkuhnya betapa cantik nya dia. Kayla yang terlalu asik melihat pemandangan candi Prambanan tidak sadar bahwa sedari tadi Ardian memperhatikannya dengan senyuman yang tak pernah lepas dari bibirnya.

"Bisa fotoin aku nggak, D ?" tanya Kayla reflek menyebut panggilan Deo biasanya pada Ardian. Lawan bicaranya hanya mengerutkan kening karena bingung dengan panggilan Kayla barusan.

"Ardian maksudku." jawab Kayla cepat, sedetik sebelum Ardian melontarkan pertanyaan kepadanya. Ardian menawarkan diri memotret Kayla dengan kamera yang sengaja dibawanya. Kayla lebih antusias lagi ketika mengetahui hal itu. Ini hari yang menyenangkan, batin Kayla.

***

"Kau kapan memutuskannya ?" tanya wanita itu sambil berkali-kali melenguh ketika Deo menciumi titik lemahnya.

"Secepatnya." jawab Deo sambil melanjutkan aktivitasnya membuat pasangannya menjerit menyebutkan namanya. Lucy, nama wanita itu. Wanita yang sudah lebih dari empat tahun menemani Deo sehari-hari. Tentu saja Lucy tahu Deo menjalin hubungan dengan Kayla. Lucy tahu semua cerita dibalik ini semua.

Tiba-tiba ponsel Deo berdering, terlihat nama Kayla di seberang sana. Deo langsung menghentikan aktivitasnya dengan Lucy. Lucy sedikit kecewa karena dia sudah hampir sampai pada kenikmatan namun Deo mencabut tiba-tiba senjatanya meninggalkam Lucy di atas kasur dengan keadaan naked.

"Hai, Kay." sapa Deo dengan suara seraknya.

"Kemarin ponselmu mati ?" tanya Kayla tanpa menjawab sapaan dari Deo. Lelaki ini hanya meneguk ludah sebelum akhirnya menjawab dengan deheman nya sambil menganggukkan kepalanya. Padahal Kayla tidak dapat melihatnya.

"Oh pantas saja. Aku kemarin menelfonmu, karena ingin bercerita sesuatu." kata Kayla dengan suara antusias di sana.

"Apa itu ?" tanya Deo penasaran.

"Aku bertemu Ardian, lelaki yang tempo hari bertemu denganku di koridor. Yah hari dimana kau memarahiku habis-habisan di cafe." sambung Kayla. Deo merasa familiar dengan nama itu. Dia merasa pernah mendengar nama itu jauh sebelum Kayla menceritakannya. Dia terus berusaha mengingat nama Ardian dari sekian banyak memori di otaknya. CRAP ! Deo sadar bahwa sebenarnya Ardian adalah saudara sepupu dari Justin. Sahabatnya.

UNEXPECTED WEDDING (EDITED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang