TWELVE

27 1 0
                                    

Ardian terus saja melihat ponselnya berharap Kayla membalas pesan teks nya atau setidaknya mengaktifkan ponselnya. Ardian cemas. Takut sesuatu yang buruk terjadi pada Kayla. Akhirnya Ardian memutuskan akan pergi ke rumah Kayla dan Kyle sekedar memastikan keadaan saja. Ardian meraih jaketnya yang tergantung di balik pintu lalu segera merampas kunci mini cooper milik Lucy yang ada di meja terdekat.

Setelah sekitar 15 menit Ardian sampai di depan rumah Kayla. Tanpa pikir panjang Ardian masuk ke dalam halaman rumah dan menemukan Kayla sedang asik menyirami bunga di halaman. Ardian langsung meraih tangan Kayla dan membuat Kayla kaget serta menghentikan aktivitasnya.

"Ardian ? Kok disini ?" tanya Kayla kaget namun tidak berusaha melepaskan tangannya dari Ardian.

"Ah maaf aku membuatmu kaget ya ? Aku hanya memastikan keadaanmu baik-baik saja karena pesan teks mu tempo hari sangat tidak jelas, Kay." jelas Ardian membuat Kayla mengerutkan keningnya.

"Maafkan aku, Ardian. Semenjak hari itu aku belum sempat memegang ponselku. Kurasa ponselku juga mati sejak beberapa hari yang lalu." jawab Kayla tenang dan akhirnya membuat perubahan di sekitar wajah Ardian.

"Oh begitu. Memang kau sedang sibuk apa ?" tanya Ardian dengan tangan yang masih menggenggam tangan Kayla.

"Tidak sedang sibuk apa-apa. Hanya saja sedang ada tamu di rumah ini untuk beberapa hari ke depan." jawab Kayla dengan senyum.

"Baiklah. Jangan lupa aktifkan ponselmu dan biarkan aku menghubungimu hanya untuk memastikan kabarmu, Kay. Ja-..." tiba-tiba tangan Ardian ditepis oleh tangan lainnya. Yang pasti bukan tangan Kayla maupun Kyle.

"Kau siapa ?" tanya seseorang yang menepis tangan Ardian dengan ketus.

"Dia hanya temanku, sayang. Yang kemarin aku ceritakan padamu." jawab Kayla berusaha menetralkan suasana.

"Teman ? Untuk apa kau harus selalu tahu kabar kekasihku ? Dan untuk apa genggaman tangan tadi ?" tanya Deo bertubi-tubi membuat tangan Ardian secara refleks mengepal dibalik badannya.

"Oh maaf, kau pasti kekasihnya. Hanya memastikan saja karena aku tidak tahu kau sedang berada di Indonesia. Kyle dan Oma juga menitipkan Kayla padaku beberapa hari ini. Jadi secara tidak langsung aku merasa sudah menjadi tanggung jawab seorang teman untuk menjaga Kayla." jelas Ardian santai.

"Ya. Aku sudah ada di Indonesia sampai Kayla kembali ke London nanti. Kau boleh melepaskan tanggung jawabmu karena memang itu tidak perlu. Kau bukan kekasihnya. Kau paham, bro ?" jawab Deo ketus membuat Kayla menatap Ardian tidak enak. Namun Ardian memberikan tatapan aku tidak apa-apa. Itu wajar karena dia adalah kekasihmu.

"Kalau begitu aku permisi." lanjut Ardian sopan dan masuk ke dalam mobilnya. Sedangkan Kayla tidak bisa mengejarnya hanya untuk mengatakan perminta maafan atas perilaku kekasihnya. Kayla hanya menatap Deo dengan tidak habis pikir. Untuk apa semua kelakuannya barusan ? Padahal semalam Deo mengabaikan Kayla habis-habisan dan sibuk dengan ponselnya. Katanya mengurusi hal yang ditinggalkannya di London. Dan Kayla percaya itu.

***

"Untuk apa si bajingan itu datang ke Indonesia ? Apa untuk mengejar Lucy ? Atau Kayla ? Tapi kurasa bukan untuk Kayla karena Kayla sudah berada di Indonesia sejak beberapa hari yang lalu dan si bajingan itu mengabaikan Kayla begitu saja. Ini pasti Lucy." oceh Ardian di dalam mobil sambil mengepalkan tangannya membuat buku-buku kukunya memutih.

Sementara itu Deo hanya sibuk memandang punggung Kayla yang sedang membereskan pakaian Deo untuk dimasukkan ke dalam tas. Kayla hanya terlampau kecewa dengan sikap Deo yang begitu arogan kepada temannya. Padahal selama Deo mengabaikan Kayla, hanya Ardian lah orang satu-satunya setelah Kyle yang mau mendengarkan ceritanya dan keluh kesahnya.

"Aku tidak habis pikir padamu, untuk apa kau seperti itu ? Bukankah selama ini kau mengabaikanku, huh ? Lalu bukankah kita sepakat untuk memulai semuanya dari awal ? Baru saja dimulai kau sudah merusak semuanya." ucap Kayla menahan emosi. Deo hanya menatapnya tajam berusaha menangkap maksud dari arah pembicaraan ini.

"Kau mengajakku berpisah ? Hanya untuk laki-laki kampung tadi ?" jawab Deo. Kayla hanya membalikkan badan dan menatapnya tidak percaya.

"Asal kau tau, dia juga orang London-Indonesia sepertiku. Lalu jika dia kampungan, kau ? Untuk apa kau menjalin hubungan dengan wanita kampungan juga ?" sahut Kayla tidak kalah sinisnya. Deo hanya memutar bola matanya dan menyilangkan tangannya.

"Jika memang kau ingin kita berpisah. Aku tidak akan menurutinya. Namun jika kau memintaku untuk pergi dari rumahmu, aku akan melakukannya. Mungkin kau memang sedang tidak ingin bertemu denganku. Terima kasih atas bantuan mengepak barangnya, Kay. Aku pergi." jawab Deo pada akhirnya lalu meraih tas yang sudah di bereskan oleh Kayla barusan. Kayla hanya menatap punggung Deo yang bergerak keluar kamar sambil meneteskan air matanya. Kayla tidak menyangka kekasihnya akan dengan mudah mengakhiri pertengkaran dengan pergi begitu saja dan tidak memberikan penjelasan apa-apa, apalagi mengucapkan kata maaf. Kayla sungguh kecewa.

Kayla meraih ponselnya dan menyambungkan ke pengisi daya, ternyata benar bahwa ponselnya benar-benar mati. Kayla hanya diam merutuki nasibnya. Mulai dari kekasihnya yang uring-uringan tidak jelas, perasaan tidak enak terhadap Ardian, sekarang ditambah lagi dengan ponselnya yang mati. Dia tidak tahu harus menceritakan ini semua kepada siapa. Sedangkan Kyle sedang sibuk dengan teman-temannya di Indonesia yang baru saja dia hubungi semalam. Kayla akhirnya menenggelamkan kepalanya di bawah bantal berusaha melupakan semua masalahnya.

Kenyataannya adalah Kayla tidak bisa melupakan masalah yang sedang dihadapinya. Dia tidak tahan apabila tidak menceritakan keluh kesahnya atau sekedar meluapkan emosinya pada sesuatu. Akhirnya Kayla meraih kunci mobilnya dan mengambil jaket untuk membungkus bahunya yang terekspos. Kayla melajukan mobilnya dengan tenang namun tanpa tujuan kemana harus berhenti. Sekitar empat jam Kayla membawa mobilnya tanpa arah tujuan yang jelas. Hingga akhirnya berhenti pada sebuah bar di pinggiran kota yang belum terlihat ramai. Kayla memandang tubuhnya, berfikir bahwa pakaiannya sangat tertutup dan tidak sesuai apabila dibawa ke tempat seperti ini. Akhirnya Kayla melepaskan jaketnya yang menutup bahunya. Setelah itu dia berjalan memasuki bar dengan perasaan yang kacau.

Kayla duduk di depan meja bar sambil memandang sekelilingnya berharap menemukan sesosok yang mungkin saja familiar baginya, namun nihil hasilnya. Jadilah gadis ini meminum tiga botol bir dengan perasaan sedih dan kacau.

"Kau sendirian, cantik ?" tanya seorang pria bertubuh tinggi dengan kulit yang tidak jelas sebenarnya warna kuning langsat ataupun coklat.

"Ya." jawab Kayla singkat sambil mengangguk-anggukkan kepalanya ke berbagai arah.

"Kekasihmu, mana ?" tanya pria itu lagi.

"Ha ? Persetan dengan kekasih, aku merasa selalu sendirian meskipun memiliki kekasih. Haha." jawab Kayla yang sudah bisa dipastikan dalam keadaan mabuk. Lelaki yang menjadi lawan bicaranya hanya menyeringai puas dengan jawaban Kayla yang sudah dikuasai oleh alkohol.

"Maukah kau ikut denganku duduk di sebelah sana ?" tanya lelaki itu sambil menggenggam tangan Kayla lembut. Kayla tidak memberikan jawaban tetapi juga tidak menolak ajakan lelaki asing tersebut.

Hingga akhirnya mereka berdua duduk di sudut bar dengan posisi Kayla di atas pangkuan lelaki asing tadi. Kayla pun hanya diam sambil tersenyum sendiri melihat sekitarnya yang ramai. Tiba-tiba Kayla merasakan ada tangan yang menyusup dibalik roknya. Semakin naik semakin menuju pangkal pahanya. Membuat Kayla mau tidak mau melenguh karena tidak bisa berbuat apapun. Sedangkan di saat yang bersamaan, satu tangan lain dari lelaki itu mulai menjamah payudara Kayla dari luar. Kayla yang awalnya hanya melenguh akhirnya menggeliat keenakan dengan perilaku lelaki asing itu pada tubuhnya. Mungkin semua terjadi selama tiga menit sebelum seseorang mengahajar lelaki itu dan menarik tangan Kayla lalu memeluknya. Aroma tubuh dari seseorang ini sungguh sangat menenangkan. Beberapa saat kemudian tanpa sadar Kayla jatuh pingsan karena kepalanya sangat sakit dan sudah benar-benar dikuasai oleh alkohol.


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 05, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

UNEXPECTED WEDDING (EDITED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang