Deo merapikan kemejanya yang berantakan. Sambil setengah berlari, Deo menyusuri koridor kampus untuk mencari sahabatnya. Justin.
Tak lama kemudian Deo melihat Justin di ujung koridor bersama seorang jalang yang entah sudah keberapa kalinya berganti untuk sekedar make out di kampus atau menemani Justin tidur. Tapi itu bukan urusan Deo, begitu batinnya."Bro." sapa Deo dengan suara dan ekspresi yang nyaris datar. Justin langsung menghentikan aktivitasnya menciumi leher jalangnya dan memberikan kode melalui matanya. Mungkin saja seperti kita lanjutkan nanti di kamarku atau tunggu aku di gudang. Semacam itu.
"Ck. Wassup ? Kau menggangguku, D." jawab Justin dengan suaranya seraknya yang khas. Deo tetap tidak bergeming dan tidak menunjukkan ekspresi apapun. Wajahnya benar-benar datar dan sangat serius.
"Aku ingin membicarakan tentang sepupumu." jawab Deo lagi dengan serius. Justin yang tau jika Deo kali ini benar-benar serius langsung menggiringnya ke ujung koridor yang sangat sepi, bahkan memang tidak pernah di lewati mahasiswa pada umumnya. Jika mereka tertangkap basah oleh mahasiswa maupun mahasiswi lainnya pasti mereka sudah dikira sepasang gay :').
"Siapa ? Diana ? Johan ? George ? Lucy ? Daniel ? atau si cupu ?" tanya Justin.
"Si Cupu ?" tanya Deo dengan alis yang bertautan menandakan bahwa dia sedang berfikir.
"Ardian. Siapa lagi ?" jawab Justin enteng. Tak sadar membuat mata Deo hampir lepas dari tempatnya, Justin tetap sibuk bersama ponsel yang sudah ada di tangannya.
"Iya. Ardian. Bisakah kau membantuku ?" tanya Deo membuat Justin menghentikan aktivitas bermain ponselnya dan menatap Deo dengan tatapan yang tidak kalah seriusnya. Lalu Deo memberikan isyarat kepada Justin untuk mendekatkan telinga padanya. Lalu sebuah rencana tersusun. Justin pun tersenyum samar.
***
Malam ini Kayla hanya sibuk me-refresh laptopnya mengira bahwa koneksi internetnya yang bisa jadi buruk. Kayla berharap bisa menceritakan berbagai hal mengasyikan yang dia lakukan bersama Ardian hari itu. Kayla juga ingin menanyakan kemana Deo akhir-akhir ini. Mulai dari handphone nya yang jarang aktif, jarang online skype, bahkan tidak menjawab pesan teks dari Kayla. Padahal baru berjalan satu minggu Kayla dan Deo menjalani LDR tapi sudah seperti bertahun-tahun saja.
Ketika sedang asik memandang laptopnya, tiba-tiba pintu kamar Kayla terbuka dan mengeluarkan bunyi decitan. Kepala Kyle muncul dari celah pintu tersebut. Tersenyum sebentar lalu melangkah masuk dan menutup pintu kamar Kayla.
"Sedang apa ?" tanya Kyle sambil merangkak naik ke atas kasur milik adeknya ini.
"Menunggu Deo." jawab Kayla dengan matanya yang tetap terpaku pada layar laptop. Kyle yang mendengar jawaban adiknya itu hanya mendengus dan memutar bola matanya.
"Aku berani bertaruh atas mobil mustangku jika Deo sedang bermain api disana. Sudah kukatakan aku pernah melihatnya memeluk seorang wanita lain di bar. Kau sendiri juga sudah melihat fotonya dan yakin itu Deo. Kau hanya terlalu bodoh, Kay." kata Kyle panjang kali lebar. Memang, disaat hubungan Kayla dan Deo berjalan satu tahun lebih dua bulan, Kyle menangkap basah Deo sedang memeluk seorang gadis. Bahkan mencumbui leher gadis itu, tentu saja itu membuat Kayla tidak mau keluar kamar, makan, apalagi mandi. Tidak ingin bertemu dengan Deo selama sebulan. Tapi akhirnya Kayla menyerah dan memaafkannya. Mungkin benar apa kata Kyle, Kayla terlalu bodoh menyadari semua kelakuan busuk kekasihnya.
"Baiklah, demi mobil mustang yang kau cintai. Jika memang benar adanya Deo seperti itu, aku akan memberikan mu uang selama setahun untuk merawat mobilmu. Tetapi jika aku benar, kau harus rela memberikan mobil itu padaku. Bagaimana ?" tanya Kayla sambil menjulurkan tangannya. Kyle tampak menimbang-nimbang perjanjian gila yang diusulkan oleh adiknya ini. Hingga akhirnya anggukan mantap diberikan oleh Kyle untuk adik perempuan satu-satunya ini.
Setelah melakukan perjanjian konyol, mereka berdua pun memutuskan untuk menonton film yang ada di laptop milik Kayla. Sehingga malam ke tiga ini mereka habiskan untuk menonton film bersama, bahkan tanpa sadar keduanya pun tertidur dengan posisi Kayla tidur di pangkuan Kyle dan Kyle tidur dengan posisi badan yang setengah duduk.
***
"Kurasa aku harus pergi untuk beberapa hari. Aku sedang ada urusan mendesak." ucap Lucy pada Deo yang sedari tadi memeluknya dari belakang.
"Kemana ? Kenapa mendadak ?" Deo mulai melepaskan tangannya dari pinggang Lucy.
"Ke rumah adikku. Kurasa dia membutuhkan bantuanku." kata Lucy lagi membuat Deo tertegun.
"Ardian ? Ada apa ?" tanya Deo dengan wajah yang kini sudah mulai berubah menjadi pucat.
"Dia ingin aku menjual salah satu rumah yang ada di Yogyakarta. Karena berhubung rumah itu atas namaku, jadi kurasa aku harus langsung turun tangan. Lagipula aku dan Ardian jarang berada di Indonesia, kurasa itu keputusan yang tepat." jawab Lucy panjang lebar membuat Deo mau tidak mau membungkam mulutnya. Lucy yang tidak menyadari perubahan di wajah kekasihnya itu hanya melanjutkan aktivitas memasaknya yang sempat tertunda.
Deo mulai melepaskan pelukan pada pinggang wanitanya dan berjalan menuju meja makan. Beban di kepalanya sekarang makin bertambah bila Lucy pergi ke Indonesia untuk bertemu dengan Ardian. Dan tidak menutup kemungkinan Lucy akan segera bertemu dengan Kayla. Apa yang harus dikatakan Deo soal Lucy kepada Kayla ?
Gadis itu menatap Deo dengan heran. Menuntut jawaban apa yang sedang menjadi beban di pikirannya. Namun Deo tak juga menjawabnya atau bahkan sekedar membalas tatapan Lucy yang tajam. Lucy memutar bola matanya dan menghembuskan nafas kasar melihat sikap kekasihnya seperti ini.***
STUCK GILAK DARI BULAN APA :( MAAFKEUN SAYA.
![](https://img.wattpad.com/cover/70988229-288-k373338.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
UNEXPECTED WEDDING (EDITED)
Teen FictionWARNING 21++ !!! Kayla : Mungkin ini saat yang tepat untuk melepaskan semuanya. Karena memang terkadang cinta tidak harus menggenggam tangan satu sama lain, tetapi merelakan satu sama lain untuk kebahagiaan masing-masing.... Ardian : Terkadang apa y...