Jadi, sisa day-off ku kemarin hanya kugunakan untuk mengobrol bersama Kyle. Bahkan kami tidak keluar rumah hanya untuk membeli makan, kami lebih memilih memasak pasta berdua di dapur. Terkadang memang aku dan Kyle bisa sedekat ini. Dan itu menyenangkan.
Hari ini, Deo berkata tidak bisa mengantarku ke kampus karena dia sedang memiliki janji bersama teman satu club mobilnya. Aku tentu tidak bisa melarangnya karena itu memang hal yang disenangi kekasihku. Jadilah sekarang Kyle yang bertugas mengantar dan menjemputku ke kampus. Kalian heran mengapa aku tidak membawa mobilku sendiri ? Jawabannya hanya karena, aku malas berjalan jauh dari tempat parkir mobil menuju kampus. Dan untung saja Kyle tidak keberatan dengan permintaanku.
"Jadi kau selesai jam berapa ?" tanya Kyle di sebelahku sambil tetap fokus memandang jalanan di depannya.
"Jemput aku jam 3, Ky [re: Kai]. Kurasa aku akan menunggu pergantian mata kuliah di cafe saja." jawabku pada Kyle dan dibalas dengan anggukan olehnya. Hanya ada keheningan yang menyelimuti perjalananku dan Kyle.
Setelah sampai di kampus, Kyle dan aku segera keluar dari mobil. Aku langsung memeluk Kyle sebelum berjalan dengan langkah cepat menuju kelas. Tentu saja adegan peluk-pelukan ku tadi disaksikan oleh banyak mahasiswa lainnya. Kurasa tidak butuh waktu satu hari kabar kepulangan Kyle akan terdengar di telinga Deo. Oh bukan, kabar aku memeluk seorang pria asing dibelakang Deo. Yah aku sudah bisa menebaknya.
***
Mata kuliah pertama cukup membosankan. Dan satu fakta yang aneh sekarang adalah, Jade tidak ada di kelas hari ini. Tidak biasanya Jade alpha. Tapi biarkan saja, lagipula aku juga sedang tidak ber-mood bagus mengingat apa yang dilakukan Jade kemarin. Aku harus segera ke cafetaria kampus, perutku sudah memberontak ingin diisi.
Diujung lorong mataku menangkap sesosok wanita yang sedari tadi kucari. Rambutnya berkuncir kuda dengan kacamata bertengger di hidungnya dan buku-buku di tangannya. Dan yang lebih anehnya lagi, dia berjalan bersama dengan lelaki paling populer disini. Tolong katakan bahwa aku sedang bermimpi. Jade ? Bersama Justin ?
Aku segera berjalan menuju Jade dan Justin. Jade yang sudah tau akan kehadiranku hanya bisa menatap lantai, tidak mau menatapku. Kutarik lengan Jade, tentu saja tanpa pemberontakan. Aku tidak sedang ingin memarahinya, hanya menuntut penjelasannya saja."Jadi, katakan alasanmu kenapa ?" bukannya menjawab, Jade hanya menatap lantai dan tidak mau melihatku barang sedikit saja.
"Jade ! Lihat aku. Kau ? Kenapa ?" lagi-lagi Jade hanya menggelengkan kepalanya. Aku semakin bingung dengan tingkah lakunya. Dia terlihat seperti seseorang yang sedang ketakutan sekarang. Atau mungkin hanya firasatku.
"Maafkan aku, Kay. Kurasa aku harus pergi dulu. Sampai jumpa di kelas." jawab Jade dan langsung meninggalkanku begitu saja. Aku hanya bisa melongo melihat kelakuannya barusan. Aku segera berjalan menuju cafetaria kampus.
Perutku benar-benar tidak bisa di ajak kompromi ketika sedang lapar begini. Cafetaria siang ini cukup ramai menurutku, karena semua bangku terisi penuh. Tapi itu bukan sebuah masalah bagiku. Aku bisa membawa makananku ke dalam kelas selanjutnya. Bukan berarti aku akan memakannya saat mata kuliah dimulai haha. Hari ini aku hanya memesan satu porsi burger dan satu orange squash. Perutku memang lapar, namun porsi makanku tetap bisa diatur tidak seperti kekasihku. Hehe.
Bicara tentangnya, aku hari ini belum membuka ponselku barang sekali saja. Bisa saja dia mencariku. Atau mungkin tidak, karena dia memang susah ditebak.

KAMU SEDANG MEMBACA
UNEXPECTED WEDDING (EDITED)
JugendliteraturWARNING 21++ !!! Kayla : Mungkin ini saat yang tepat untuk melepaskan semuanya. Karena memang terkadang cinta tidak harus menggenggam tangan satu sama lain, tetapi merelakan satu sama lain untuk kebahagiaan masing-masing.... Ardian : Terkadang apa y...