Satu
Awal musim panas di Seoul memang bukan hal baru lagi bagi penduduk kota Seoul. Terik mataharinya yang panas seakan masih bersemangat untuk berbagi kehangatannya dengan mereka yang hidup ataupun tidak.
Shin Ji-eun, ia adalah seorang gadis kelas dua SMA yang baru saja mendapatkan pekerjaan barunya di liburan musim panasnya kali ini. Menjadi seorang pekerja kasir di sebuah mini market yang terletak di pinggiran jalan kota Seoul. Sudah seharian Ji-eun duduk di kursi jaganya dengan bosan, ia sudah menguap beberapa kali karena mengantuk. Ji-eun berjaga sendirian di sini, bos pemilik mini market sedang pergi entah ke mana dan belum kembali sejak tadi pagi, sedangkan teman sepekerjanya sedang sakit dan tidak masuk. Sepi. Tak ada satu pun orang yang masuk ke mini market mereka semenjak pagi tadi hingga tengah hari ini, mungkin mereka semua sedang asik menikmati liburan musim panas dengan tidur siang di rumah mereka masing-masing atau mungkin berlibur, itu jauh lebih menyenangkan daripada harus berkeliaran ke luar rumah yang tentunya sangat panas. Seperti hari ini.
TIIINNNN!
Sebuah mobil berhenti tepat di depan bangunan mini market tempat Ji-eun bekerja. Bunyi klaksonnya yang keras cukup membuat Ji-eun yang baru saja hendak memejamkan mata segera terkejut. Dengan cepat Ji-eun mendongakkan kepalanya ke arah jendela besar di sampingnya. Ternyata hanya seorang pemuda biasa yang berbalut pakaian tak biasa -rambut pirang sepanjang leher, kacamata hitam layaknya seorang agen FBI, mantel berbulu berwarna coklat, serta celana yang bermotif leopard- keluar dari mobilnya yang terparkir di depan bangunan ini. Pemuda tersebut berjalan menuju pintu masuk. Pembeli rupanya, untung bukan bosnya yang datang. Kalau tidak, bisa dipecat Ji-eun karena ketahuan mengantuk saat sedang bekerja. Ji-eun yang masih dengan wajah kantuknya yang kacau terlihat tak enak dipandang. Wajahnya tidaklah jelek. Hanya saja rambut hitam kusutnya yang sebahu selalu saja diikat asal-asalan. Cara berpakaiannya saja tidak pernah rapi, ditambah ekspresinya yang selalu bertampang tak ramah, juga tatapan sinis dari bola mata hitam jernihnya saat sedang memandang seseorang. Sangat disayangkan, padahal Ji-eun termasuk orang yang beruntung memiliki wajah oriental yang manis, impian para gadis, banyak yang berkata seperti itu. Tapi sifatnya jauh berbeda dari kenyataan. Tidak semua orang dapat dilihat dari wajah. Begitulah kata orang dulu.
Dengan gesit pemuda tadi melemparkan makanan-makanan ringan yang tertera di rak ke dalam keranjangnya. Pemuda tersebut seperti tak pernah ragu atau berpikir dua kali saat memasukan benda-benda di hadapannya. Tidak seperti kebanyakan orang yang menilai-nilai terlebih dahulu baru memilih. Dalam hitungan tiga menit pembeli tersebut telah berdiri di depan Ji-eun sambil menyodorkan dua keranjang penuh berisikan berbagai macam makanan ringan serta minuman di atas meja kasir. Ji-eun sempat tidak berkedip selama beberapa detik, tertegun akan hal yang baru dilihatnya. Pemuda tersebut segera melayangkan tatapan aneh ke arah Ji-eun, menatap sebentar dari atas sampai bawah.
"Bisakah anda cepat sedikit? Saya tidak suka menunggu!" Perintah pemuda tadi sembari melepas kacamata hitamnya.
"Ne1." Jawab Ji-eun singkat. Sepertinya pemuda di hadapannya ini adalah orang kaya yang sombong, Ji-eun bisa melihat dari cara berpakaiannya yang serba mewah. 'Cih, penghambur harta keluarga.' Pikir Ji-eun setelah mendeskripsikan pemuda di hadapannya itu sambil mengecek harga-harga makanan yang ia bungkus dalam plastik oxyum putih.
"507.500 Won2," ujar Ji-eun sembari menyodorkan dua plastik putih besar ke meja kasir.
Dengan wajah tenangnya, pemuda tersebut mengeluarkan dompet dari dalam saku celananya yang bermotif leopard.
Pemuda itu tiba-tiba membeku di tempat dan tak bersuara setelah mengetahui isi dompetnya yang kosong. 'Gawat!' Wajah pemuda tersebut seketika berubah menjadi pucat, keringat dingin mulai bercucuran di pelipisnya. Ia baru ingat uangnya sudah habis terpakai setelah kemarin berpesta di club malam bersama teman-temannya, bahkan kartu kreditnya pun sudah di blokir oleh ibunya.
YOU ARE READING
Sakura In Seoul (Revisi)
Teen FictionIni cerita yang direvisi dari SIS sebelumnya ^^ maaf baru diupload. Sinopsis... Shin Ji-eun adalah gadis sederhana yang memiliki kepribadian jelek, penampilannya pun sesuai dengan pribadinya. Suatu hari di liburan musim panas Ji-eun terpaksa har...