Tiga belas

2K 60 10
                                    

Tiga belas

To : Yeoja aneh Shin Ji-eun -^___^-

Maafkan aku Ji-eun, apakah aku begitu berdosa sehingga kau tak mau memaafkanku?

YA! Katakan padaku!

Bagaimana caranya agar kau mau memaafkanku?!

Sulit sekali mengajakmu berbicara, kau tak mau mengangkat teleponmu dan selalu menghindariku. Mungkin setelah kau baca surat ini kau mau menemuiku.

Datanglah ke Yume-Ko Restaurant jam 7 malam. Kalau kau tidak datang, kau akan menyesal seumur hidupmu.

YA! Yeoja aneh! Kau harus datang!!!

Kumohon, datanglah…

                                                                                                                                Babo Namja a.k.a KEN

Ji-eun memandangi tulisan tangan Ken sambil meringkuk di samping bawah kasur. Ji-eun baru berani membuka surat yang diberikan Hyunki setelah berjam-jam ia meremas-remas surat yang terlihat sudah lusuh itu.

Harusnya sekarang ia bekerja part-time setelah pulang sekolah, tapi setelah melihat surat pemberian Ken membuatnya semakin tak bersemangat melakukan apapun. Ji-eun merasa lelah setiap hari dirinya terus dibayangi oleh sosok Ken. Karena itu beberapa hari ini ia jadi tak konsen dalam bekerja. Akhirnya Ji-eun memilih untuk membolos saja hari ini.

Ji-eun memandangi jam dinding kamarnya yang telah menunjukkan pukul delapan malam. Sekarang perasaan Ji-eun mulai dilema. Ia ragu Ken masih di sana. Pasti dia sudah pulang sedari tadi. Hebat sekali dia masih menunggu di sana. Ji-eun meyakini dirinya.

“Ji-eun-ah!”

Ji-eun tersentak kaget begitu melihat kakaknya membuka pintu, cepat-cepat ia melemparkan surat itu ke dalam kolong kasur.

W-waeyo eonni?” Tanya Ji-eun sambil beranjak berdiri menutupi keterkejutannya tadi.

“Apakah kau sudah tahu Ken telah pindah?”

“P-pindah?”

Jisun menatap adiknya sambil berkacak pinggang, “Ne, ini semua gara-gara kau! Padahal hari itu kurasa dia ingin berpamitan pada kita. Tapi, kau merusaknya.” Geram Jisun sambil masih menatap Ji-eun kesal.

Ji-eun hanya menatap kakaknya tak percaya, “Eonni. Aku pergi dulu!” Ji-eun segera berlari menerobos pintu melewati Jisun.

“Ya! Kau mau ke mana?”

***

Ornament hiasan berbau musim semi tampak terasa kental menyemaraki restaurant Jepang ternama di tengah kota Seoul. Beberapa pohon sakura terlihat menyambut dari pintu luar restaurant yang diberi nama Yume-Ko restaurant.

Pengunjung serta-merta melewati pintu masuk yang terbuat dari kaca tebal. Kebanyakan terlihat berpasangan. Dari dalam restaurant terlihat Ken sedang duduk di ujung ruangan sambil memandangi ponselnya. Sudah berpuluh-puluh kali ia menelepon dan telah mengirimi beberapa kali pesan singkat ke nomor yang sama, tapi hasilnya nihil.

Sakura In Seoul (Revisi)Where stories live. Discover now