Sembilan

1.1K 29 4
                                    

sembilan

Ji-eun sekarang lebih sering berkunjung ke halaman belakang sekolah, dua hari lagi ulang tahun Soul-in akan di selenggarakan. Ji-eun berjalan mondar-mandir sambil meremas surat undangannya yang terlihat sudah sangat lusuh itu. Bahkan pita merah muda yang menghiasi amplop tersebut telah terlepas.

Setelah berpikir lama akhirnya Ji-eun menetapkan keputusannya, ia kembali meremas kuat surat undangan tersebut dan melemparkannya ke tanah. Ji-eun mendengus kesal, menatap surat yang sudah sedikit kotor oleh genangan air di tanah.

"Kau sebenarnya ingin datangkan?"

Tanya sebuah suara tiba-tiba, Ji-eun segera berbalik dan matanya sedikit terbelalak begitu menemukan sosok Jaejun yang berdiri di belakangnya.

"Jaejun?"

Laki-laki itu hanya tersenyum sembari membenarkan letak kacamatanya, "Dari tadi aku melihatmu mondar-mandir di sini, kau sedang memikirkan apa? Apa kau sedang memikirkan pesta ulang tahun Jang Soul-in?"

"Kau menguntitku?" Tuduh Ji-eun sambil meliriknya tajam. Jaejun hanya tersenyum kecil, "Benar, aku melihat pertengkaranmu dengan Soul-in saat di perpustakaan waktu itu."

"Mwo?" Ji-eun semakin melebarkan matanya, kenapa semua orang bisa mengetahui masalahnya dengan Soul-in, baru saja Mintae kemarin yang menceramahinya, dan sekarang? Apa mungkin Jaejun ingin melakukan hal yang sama demi Soul-in. Tak Ji-eun sangka Soul-in memiliki banyak penggemar.

"Kau jangan khawatir, aku tidak membuntutimu. Waktu itu aku tidak sengaja melihat pertengkaran kalian." Jelas Jaejun lalu mendudukan dirinya di bangku taman.

"Lalu apa tujuanmu? Apa kau juga mau membela yeoja manja itu seperti Mintae? Kau juga menyukainya?" Cecar Ji-eun dengan rentetan pertanyaan.

"Hahaha." Ji-eun menatap Jaejun bingung sekaligus kesal, "Apa yang lucu?"

"Haha, tidak ada. Hanya saja kau salah paham. Aku ke sini bukan untuk itu."

"Lalu?"

"Maukah kau ke pesta Soul-in bersamaku?"

"Mwo?"

Dari arah kejauhan terlihat seorang siswa yang sedang mengamati gerak-gerik Ji-eun serta Jaejun yang duduk di halaman belakang sekolah.

"Ya! Ken kau sedang lihat apa?"

Hyunki menepuk pundak Ken lalu mengikuti arah pandangnya, Ken setengah terlonjak kaget mendapati Hyunki yang tiba-tiba berada di sampingnya, "Aisshh, apa yang kau lakukan?"

"Kau sedang memperhatikan mereka?" Hyunki balik bertanya.

"Tidak." Kata Ken singkat lalu meninggalkan Hyunki di belakang. Hyunki hanya menatap kepergian Ken kebingungan.

"Ada apa dengan anak itu?" Ia lalu kembali menatap Ji-eun dan Jaejun yang tadi sempat menjadi titik fokus Ken.

"Tumben sekali Jaejun bersama perempuan." Gumam Hyunki sambil berpikir, tak mau ambil pusing ia pun segera menyusul Ken yang sudah berjalan jauh di depan.

***

Seperti biasa alunan musik trot selalu mengalun merdu di saat Maechosd bread-cake cafè ini hampir memasuki jam tutup. Ji-eun tengah mengepel lantai seperti biasa, tapi entah mengapa untuk seharian ini ia merasa sangat kesal.

Ji-eun mengepel dengan tergesa-gesa sambil mengawasi pemuda yang sedang tertidur pulas di salah satu meja café. Ia ingin segera meninggalkan tempat ini sekarang juga, jangan sampai orang itu terbangun dan mencarinya.

Sakura In Seoul (Revisi)Where stories live. Discover now