Chapter II

27.4K 2.4K 107
                                    

Drey pov

" perjanjian?" Ujarku heran

"  kau harus membantu kami mencari adik kami, dan aku akan membantumu menemukan elemenmu bagaimana?" Ujar chris..

"Hmm nanti ku pikirkan" ujarku

" baiklah ini kamarmu, masuklah" ujar denis dingin...

" baiklah, terima kasih, apa kalian tak ingin mampir" ujarku

" kami di larang memasuki kamar ini, entah kami saja terkejut saat mengetahui kau yang tinggal di sini, kami harus kembali, permisi" ujar chris dan mereka berlalu meninggalkanku di lorong yang sangat sepi...

Aku segera masuk ke dalam kamar dan terkejutnya aku melihat kamar itu, kamar dengan nuansa serba putih, tembok putih dengan gambar bunga mawar merah dan putih, aku tahu itu wallpaper....

" selamat datang tuan putri" ujar seorang wanita berpakaian pelayan...

" eh siapa kau, kenapa kau memanggilku tuan putri?" Ujarku terkejut..

" karena kau layaknya putri dalam kamar ini, dan aku felix pelayan setiamu selama di sekolah ini" ujar felix

" ohh, kau akan tidur dimana?" Ujarku

" aku akan tidur di ruangan itu, itu kamarku" ujarnya sambil menunjuk sebuah ruangan...

" itu ruang dapur dan yang itu ruang tamu, itu kamarmu, dan ini ruang keluarga" ujarnya lebar panjang

" baiklah aku ingin ke kamar dulu" ujarku sambil mendorong koper

" biar aku yang membawanya" ujarnya yang segera merebut koperku...

" tenanglah aku ingin membawa koper dan bajumu di ruang khusus, kau boleh mengambil barang berhargamu" ujarnya lagi

" tapi bajuku, apa yang akan kupakai jika kau membawa bajuku" ujarku heran

" sekolah ini telah menyediakan segalanya, termasuk teknologi dll" ujarnya..

Dia segera membawa koperku, tak lupa aku mengambil cila boneka beruang putih dengan bunga mawar putih di tangannya...

2 menit felix kembali setelah menyimpan tasku di suatu tempat...

" mari kita ke kamar tuan putri, dan saat keluar sembunyikan kalungmu" ujarnya

" kenapa kau memanggilku tuan putri, dan kenapa aku harus menyembunyikan kalungku saat keluar" ujarku

" disini dilarang memakai kalung atau perhiasan apapun kecuali jam tangan" ujarnya dan kubalas anggukan...

" baiklah mari tuan putri" ujarnya

" kau jangan memanggilku tuan putri, kita sesama manusia dan kita sesama perempuan, kau cukup memanggilku drey,kita kan sahabat, dan kau sahabat pertamaku" ujarku

" baiklah tuan- eh maksudku drey" ujarnya...

Felix pov...

"kau jangan memanggilku tuan putri, kita sesama manusia dan kita sesama perempuan, kau cukup memanggilku drey, kita kan sahabat, dan kau sahabat pertamaku" ujar drey

Apa, dia tidak menganggapku sebagai pelayan melainkan sahabat, dan dia memintaku memanggil namanya bukan tuan putri, audrey marissa athanasia, kau sangat baik dan mirip dengan ibumu, kau sang pewaris tahta...

"baiklah tuan- eh maksudku drey" ujarku terbata- bata...

Kami segera menuju ke kamar, memang kamar atau bisa dibilang ruangan khusus anggota kerajaan yang memang dirancang untuk putrinya saat ia lahir nanti...

The Victoria Element SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang