Chapter XX

16.9K 1.2K 29
                                    

Audrey pov...

Setelah sekian lama akhirnya kami sampai di istana...

Aku sengaja lewat pintu belakang dan memberi tahu kepada pengawal yang menjaga agar tidak memberitahu yang lain bahwa ada tamu...

Aku turun dari kudaku dan menyuruh pak budi membawa lucifer...

Orang tua leos dan lios turun dari kereta kuda dan saat mereka turun kereta kuda itu menghilang...

" yang mulia, kenapa kita lewat belakang?" Ujar ibu leos( fenita)

" jangan panggil aku yang mulia, panggil namaku saja, tidak lama lagi kalian akan menjadi mertuaku, kita lewat sini supaya kejutan" ujarku

Dengan teleportasiku kami tiba di kamar leos...

" pelayan" teriakku pada pelayan..

" ia yang mulia" ujar pelayan

" layani mereka, beri mereka pakaian dan perhiasan bagi ibu ini" ujarku

" baiklah drey" ujarnya..

" om, tante, kalian disini saja, ini pedang buat om, semoga berguna, saya pergi dulu" ujarku menyerahkan pedang...

Aku segera berjalan ke arah ruang kumpul kerajaan...

Aku yakin mereka sedang bersantai disana...

Semua pelayan dan pengawal yang lewat memandangku aneh, mungkin penampilanku yang penuh darah ini...

Rambut silverku dipenuhi darah...

Setelah sampai aku mulai membuka sendiri pintunya...

" hai semua" ujarku pada mereka...

" hai-" ujar mereka terputus...

" drey kau darimana?" Ujar felix

" biasa bersenang, oh iya dokumennya bagaimana?" Ujarku pada felix

" kau kerja seperempatnya" ujarnya...

" ok"ujarku mengajungkan jempolku..

" kak drey habis ngapain, kok badannya penuh darah?" Ujar daniel..

" iya drey kamu darimana?, kok penampilanmi seperti itu?" Ujar leos

" aku bilang habis bersenang-senang, buat refresing" ujarku..

" tuh kan apa yang ayah bilang, kamu belum siap jadi ratu, biarin aja ayah yang kerjain" ujar ayahandaku

" ayah aku menjalankan tugas sekaligus bersenang-senang" ujarku

" emangnya urusan apa sih sampai-sampai kau meninggalkan tugasmu disini?" Ujar felix...

" baiklah, begini di desa libar Liakada ada pemberontakan, itu loh teman pemberontak itu, mereka menggunakan pengawal imortal sehingga jika dibunuh dengan pedang biasa maka nggak mempan, salah seorang warga datang melapor katanya mereka tak bisa dikalahkan bahkan pengawal istana pun tak bisa jadi aku turun tangan saja" ujarku panjang lebar...

" jadi putri ibu turun tangan langsung, kok nggak suruh dewan pertahanan saja?" Ujar ibu

" itu akan sia-sia ibunda, karena pasukan mereka imortal tak bisa mati jika diapapun dengan pedang biasa, jadi aku turun tangan" ujarku...

" coba kakak tebak, dari wajahmu pasti kau pergi sendiri?" Ujar kak denis

" yap, seratus buat kak denis, aku pergi sendiri" ujarku

" astaga drey apa yang kau lakukan, apa yang luka" ujar leos dengan sifat berlebihannya..

" tak ada yang luka kok, aku aman" ujarku..

The Victoria Element SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang