Chapter 6

490 25 5
                                    

"Cha!"
ucap Woohyun menyodorkan bekal pada Howon
"Bawalah dulu sampai sekolah, nanti kita makan bersama saat istirahat" jelas Howon
"Benar kata Hoya, kitakan sekelas" timpal Dongwoo
"Kalian benar" dan Woohyunpun akhirnya memasukkan bekal mereka di tas bekal dan ditaruh di jog belakang mobil Howon karna mereka semobil. Yang lainpun berangkat dengan pasangannya masing-masing, dimana Sunggyu harus bersama dengan Dongwoo sebab mobil Howon dan Myungsoo hanya bisa menampung 1orang disamping kemudi.
~~~*~~~
Waktu menunjukkan pukul 07:30 sekolah sudah dipenuhi siswa siswi yang bersiap menerima pelajaran 15 menit kedepan. Begitu pula dengan Howon serta teman-temannya. Woollim High School adalah aekolah bertaraf Internasional yang terkenal dengan semua fasilitas mewah dan juga kualitas yang ditunjukkan oleh para muridnya, dimana sekolah ini selaluenjadi sekolah No.1 di kota Seoul dan bisa dipastikan murid-muridnya adalah anak-anak dari pengusaha ternama terkecuali siswa yang mendapatkan biaya siswa. Jam istirahatpun tiba, para murid berhamburan keluar kelas, walau hanya sekedar membeli makanan dikantin atau bahkan hanya bersenda gurau dengan teman mereka, tak jauh berbeda dengan kelas Howon dan Woohyun.
"Woohyuna mana bekal kami?" ujar Sungyeol yang sudah kelaparan dari saat pelajaran masih berlangsung.
Sabarlah Yeollie" jawab Woohyun.
"Aku sudah kelaparan setelah pelajaran Jung seongsenim.
"Cha" tambah Woohyun menyodorkan kotak bekal pada Sungyeol dan langsung disambar dengan tak sabaran. Yang lain hanya geleng-gelent kepala melihat tingkah Sungyeol, Woohyunpun membagikan bekal pada yang lainnya.
"Kau yakin kau yang membuatnya sendiri Myung?" tanya Sunggyu
"Kau meragukan kemampuanku?"
"Tentu sebab setahuku masakanmu tak seenak ini" sindir Sunggyu lagi
"Aish Arra, aku dibantu Woohyun"
"Yakin kau dibantu?" kini Dongwoo mulai ikut berbicara agarendapat perhatian Sunggyu
"Geure, Woohyun yang membuatnya dan aku yang membantu, apa kalian puas?!" jawab Myungsoo ketus pada keduanya.
"Hahaha kau tak perlu sekesal itu Myung" tambah Dongwoo
"Memang kenapa?"
"Bisa tidak kalian diam!" Howon angkat bicara yang mampu membuat semuanya diam seketika kecuali Woohyun.
"Jangan mulai lagi Hodori" ucap Woohyun.
"Apa kau mau melawanku Nae Hunnie?" goda Howon sambil memandang Woohyun dengan pandangan yang entah apa artinya dan Woohyun geri melihatnya, sebab ia tahu bagaimana sifat Howon jika ia dibantah ia akan menghukum Woohyun tanpa ampun.
"Sudahlah Howona kau membuatnya takut" bela Sunggyu yang melihat Woohyun menunduk dan mulai berkaca-kaca.
"Kau yakin atas ucapanmu Sunggyuya?"
"Mwo?"
"Kau lihat" tunjuk Howon pada Woohyun yang matanya berkaca-kaca namun terdapat semburat merah dipipinya dan tersenyum manis, yang membuat jantung Sunggyu, Myungsoo dan Dongwoo berdetak lebih cepat dari biasanya.
"Imut" itulah komentar ketiganya dalam hati.
"Kau suka sekali mengoda Woohyun Howona" ucapan Sungyeol mampu membuat ketiga orang yang sedari tadi berkelana dengan pikiran mereka kembali sadar.
"Lalu kanapa?" kini Howon mengoda Sungyeol.
"Aish geummane" ucap Myungsoo yang tau bagaimana kelanjutannya.
"Dia yang mulai duluan" tunjuk Sungyeol pada Howon.
"Mulai apa?" tambah Howon yang masih saja mengoda Sungyeol yang mulai kesal yang ditertawai oleh Woohyun.
"Yak Hyunnie kau menertwakanku!?" sergah Sungyeol atas perlakuan sahabatnya.
"Habis kau lucu kalau marah Yeollie" jawab Woohyun yang masih menertawai Sungyeol.
"Sejak kau berpacaran dengan Howon, kau jadi mwnyebalkan seperti dia" ucap Sungyeol yang kembali menunjuk Howon yang hanya dijawab Woohyun dengan cengiran khasnya.
"Berhentilah menunjuk-nunjuk wajahku, dasar tak sopan!" komentar Howon karna wajahya yang terus-terusan ditunjuk oleh Sungyeol.
"Siap suruh kau menyebalkan" balas Sungyeol.
"Hanya kau yang bilang begitu" jawab Howon enteng dan yang lain hanya menganggukkan kepalanya tanda setuju.
"Aish aku pergi saja" ujar Sungyeol akhirnya.
"Kau mau kemana?" cegah Woohyun
"Wae?"
"Sebentar lagi bel maduk berbunyi, mau kemana lagi?" icap Woohyun mengingatkan Sungyeol.
"Aish jinja" tambah Sungyeol frustasi sebab ia tak dapat menghindar dari Howon, dan justru itu membuat Howon puas karna ia merasa menang dari Sungyeol berkat Woohyun, karna Sungyeol memang selalu kalah dari Woohyun.
"Myungsooya tenangkanlah Chodingmu ini" usul Woohyun sambil mengoda Sungyeol karna tak tega melihatnya kesal *padahalkan hasil dari ulahnya sendiri*.
"Kenapa harus aku?" tanya Myungsoo enteng tanpa memalingkan wajahnya dari makanan didepannya.
"Apa kau lupa, dia itu kekasihmu" ujar Sunggyu memperingatkan kala melihat tampang Sungyeol yang kaget dan meringsut kusut mendengar ucapan Myungsoo.
"Ah matta Mian Yeollie aku lupa" ucap Myungsoo merasa bersalah sambil memandang Sungyeol sayang.
"Mwo?" semuanya langsung kaget dengan jawaban Myungsoo terhadap Sungyeol. Sungyeolpun terlihat begitu terpukul atas hal itu. Memang belum lama mereka jadian, tapi ia heran kenapa Myungsoo bisa melupakan hal itu. Batin Sungyeol.
"Jongmal mianhe Yeollie" ulang Myungsoo yang melihat wajah sendu kekasihnya.
"Gweunchana Myunggie" ucap Sungyeol berusaha menyembunyikan kekecewaannya, walaupun nyatanya tak bisa.
"Kau keterlaluan sekali Myung" ucap Woohyun yang kemudian mengelus punggung Sungyeol untuk menenangkannya.
Tet tet tet
Suara bel menandakan waktu istirahat telah habis dan sebagai pengingat bahwa seluruh siswa harus segera masuk dan kembali menerima pelajaran tak terkecuali kelas Woohyun.
Selama pelajaran berlangsung Sungyeol hanya melamun dan tak memperhatikan pelajaran hingga membuat Woohyun harus berulangkali mengingatkannya agar fokus dipelajaran bahkan sampai pelaharan terakhir.
"Kau ini kenapasih" penasaran Woohyun melihat Sungyeol yang tak bersemangat sama sekali sejak selesai istirahat tadi.
"Nan Gweunchanayo, oya Hyunnie kita pulang bersama naik bus ne" ajak Sungyeol mengalihkan pembicaraan.
"Waeyo Yeollie?"
"Kitakan jarang pulang bareng lagi sekarang, aku kangen masa itu" alasan Sungyeol.
"Kau ini ada-ada saja, baiklah tapi aku izin dulu pada Howon" ujar Woohyun yang faham bahwa Sungyeol sedang tak mau pulang bersama Myungsoo.
"Kalau begitu kutunggu didepan pintu ne"
"Ne" Woohyunpun segera menuju tempat Howon dibangku belakang.
"Hodori" panggil Woohyun
"Ne waeyo Hyunnie?"
"Aku mau pulang bersama Sungyeol naik bus"
"Waeyo?" tanya Myungsoo yang mendengar ucapan Woohyun yang akan pulang bersama kekasihnya.
"Fikir saja sendiri" ujar Woohyun ketus.
"Eiy, kaukan bisa pulang dengan Howon seperti biasa dan aku mengantar Sungyeol" jelas Myungsoo.
"Tak perlu, biar aku yang mengantar Yeolli" tambah Woohyun tanpa mengubah nada bicaranya.
"Apa Nae Yeollie masih marah padaku?"
"Syukurdeh kalau kau sadar, tapi biarkan ia sendiri dulu" kini nada bicara woohyun sudah sedikit tenang karna Myungsoo menyadari kesalahannya.
"Mianhe" tambah Myungsoo menyesal.
"Jika mau minta maaf jangan padaku" jawab Woohyun
"Makanya kalau bicara itu hati-hati" nasehat Sunggyu yang akhirnya ikut nimbrung.
"Terserah kalian, yang pasti aku akan pulang bersama Yeollie, bagaimana bolehkan Hodori?" izin Woohyun.
"Ne Hyunnie kau temani Sungyeol biar aku yang menasehati Dia!" ucap Howon memberi izin sekaligus menunjuk Myungsoo dengan kesal.
"Gumawo Hodori" akhirnya dan Woohyun langsung berhambur kepelukan Howon saking senangnya.
"Ne nae Hyunnie" ujar Howon gemas sambil mencubit pelan hidung Woohyun tapi memandang myungsoo tajam.
"Kalau begitu aku duluan, dan jangan lupa pesanku" pamit Woohyun dengan mengingatkan untuk menghukum Myungsoo dan dijawab dengan anggukan oleh Howon. Menit berikutnya Woohyun meninggalkan kelas menghampiri Sungyeol yang sedang menunggunya didepan kelas.
"Bersiaplah kau Myungsoo" ujar Dongwoo menakuti Myungsoo
"Ya ya ya kau tak akan menghajarkukan?" tanya Myungsoo takut kalau Howon akan mengamuk padanya dengan Wajahnya yang dibuat semelas mungkin.
"Mian tapi itu perintah my Hyunnie, jadi aku harus melakukannya" balas Howon sambil tangannya ia ayunkan mengarah kekepala Myungsoo, Sunggyu dan Dongwoo ngeri melihatnya dan reflek menutup mata begitupun Myungsoo yang takut kalua ia akan habis ditangan Howon.
Pluk
Itulah suara yang terdengar kala tangan Howon mendarat dikepala Myungsoo.
"Aku tak setega itu Myungsooya"
"Jinjaro, gumawo Howona" ucap Myungsoo bahagia dan langsung memeluk Howon erat.
"Geundhe jika kau menyakiti Sungyeol lagi sampai ia menangis, jangan salahkan aku jika saat itu juga kau kehilangan nyawamu" ancam Howon memperingatkan.
"Arrasseo, aku takkan melakukannya lagi" janji Myungsoo tanpa melepas pelukannya pada Howon.
"Bisa kau lepaskan pelukanmu?, aku tak bisa nafas, dan juga aku tak mau Nae Hyunnie salah faham" ucap Howon yang risih atas perlakuan Myungsoo.
"Ah ne" Myungsoopun sadar dan melepaskan pelukannya.
"Bereskan, bisakah kita pulang sekarang" tanya Sunggyu menengahi suasana yang tegang tersebut yang dijawab anggukan mantap ketiganya termasuk Dongwoo.

~~~Halte Bus~~~
"Yeollie kau baik-baik sajakan?" Woohyun memulai percakapan.
"Ne Hyunnie" jaqaban singkat itulah yang keluar dari mulut Sungyeol dan Woohyun tak suka itu, sedari tadi Sungyeol hanya diam dan sekalinya bicara hanya dia kata yang keluar dari mulutnya itu.
"Kau yakin?" tanya Woohyun khawatir.
"Ne"
"Mau pergi ke Game center?" tawar Woohyyn
"Anni"
"Yak Lee Sungyeol kenapa denganmu, kemana Chodingku si maniak game itu?!" teriak Woohyun yang lelahelihat Sungyeol hanya diam dan wajahnya ditekuk.
"Aish kecilkan suara cemprengmu itu!" bentak Sungyeol pasalnya ia sedang tak ingin berdebat dengan Woohyun. Tapi bukan Woohyun namamya jika tak bisa membuat sahabatnya itu kembali ceria.
"Anni sebelum kau jawab aku!"
"Apa yang harus kujawab!" kesal Sungyeol.
"Kenapa kau mengabaikanku?".
"Kapan?!"
"Barusan!"
"Aish kau ini kenapasih?" heran Sungyeol akan tingkah sahabatnya ini.
"Kau yang kenapa?" Woojyun balik bertanya.
"Berhenti bertanya hal tak penting?" kini nada bicara Sungyeol mulai meninggi.
"Kau membentakku?!" nalas Woohyun dengan suara yang tak kalah tinggi.
"Benar, kau yang mulai" Sungyeol benar-benar kesal saat ini atas tingkah Woohyun, ia heran kenapa sahabatnya ini tak mau tau jika ia sedang sedih saat ini.
"Mrmang tak boleh?".
"Sudah kubilang jangan bertanya hal tak penting!"
"Ini penting!" eyel Woohyun.
"Kau menyebalkan!"
"Kau lebih menyebalkan!"
"Pohon pabo!"
"Choding pabo!"
"Koala sialan!"
"Yeollie manis!" kini senyum terkembang diwajah Woohyun melihat sahabatnya mulai meluapkan kekesalannya.
"Mwo?"
"Hehehe kau sudah puas?"
"Puas apanya?" tanya Sungyeol yang mulai memelankan suaranya heran.
"Berteriak melampiaskan kekesalanmu" lanjut Woohyun.
"Aish sial, jadi kau semgaja?"
"Ne dan itu berhasil" ucap Woohyun girang"
"Kau memang gila" keluh Sungyeol.
"Biar yang penting kau senang"
"Gumawo, kau memang selalu bisa membuatku moodku membaik"
"Tentu saja akukan Nam Woohyun yang Cerdas" sombongnya.
"Hahaha kau pede sekali Namu"
"Harus!, ini demi kau Choding"
"Ceongmal gumawo Hyunnie"
"Ne, sekarang mau ke Game center?" ulang Woohyun untuk mengajak Sungyeol bermain Game kesukaannya yang pasti bisa membuat ia sejenak melupakan masalahnya.
"Tentu" dan karna Sungyeol telah kembali ceria mereka pergi keGame center dengan riang.

TBC

Nam WoohyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang