Chapter 14

246 17 5
                                    

Setelah beberapa menit Howonpun telah selesai mandi dan ganti pakaian dan kini siap untuk makan makan. Sebelumnya ia sempatkan mampir kekamar Woohyun untuk mengajak makan bersama, lama tak ada jawaban Howonpun menerobos masuk dan didapatinya Woohyun tengah tidur lelap dengan masih menggunakan seragamnya. Howon mendekati ranjang Woohyun dan duduk disudut ranjang samping bahu Woohyun yang tengah tertidur, ditatapnya wajah Woohyun yang tengah tertidur pulas walaupun terlihat lelah masih terlihat manis dan imut dimata Howon.
"Istirahatlah" ucap Howon dengan mengusap pipi Woohyun pelan agar ia tak terbangun selanjutnya Howon mendaratkan kecupan singkat pada kening Woohyun, Kemudian Howon beranjak dari kamar Woohyun menuju ruang makan.
"Mana Woohyun?" tanya sang Eomma.
"Woohyun sedang tidur Eomma"
"Apa dia sedang sakit?" khawatir Eomma Lee
"Anniyo Eomma, mungkin ia terlalu lelah saja"
"Kau ada benarnya, kalau begitu bisakah Eomma minta tolong nanti antarkan makanan kekamar Woohyun?"
"Ne Eomma, geundhe Eomma mau kemana?"
"Eomma akan menemani Appamu menemui klaen"
"Oh kalau begitu masalah makan Woohyun Eomma serahkan padaku saja"
"Gumawo Chagi, Eomma usahakan nanti pulang lebih cepat"
"Ne Eomma"
"Kalau begitu Eomma kekamar Woohyun sebentar" pamit Sang Eomma sambil mengusap sayang puncak kepala Howon.
"Ne"
Waktu telah menunjukkan pukul 08:00 malam dan itu sudah menunjukkan waktu makan malam, Howon akhirnya menuju kamar Woohyun untuk menyuruh Woohyun makan malam akan tetapi saat sampai dikamar Woohyun hal seperti sore tadi ia dapati. Tapi kali ini Howon terpaksa harus membangunkan Woohyun untuk makan, sebab ia tak mau jika Woohyun sakit.
"Woohyunna irreonaba sudah waktunya makan malam" tak ada respon.
"Woohyunna irreona" ulang Howon sambil menguncangkan tubuh Woohyun namun tetap tak ada respon.
"Hyunna irreo_" ucapan Howon terpotong karna tiba-tiba Woohyun memeluknya dengan mata yang masih terpejam. Dengan keterkejutannya Howonpun membangunkan Woohyun lagi dan kali ini Woohyun bangun.
"Kau sudah bangun?" ucap Howon yang masih dengan Woohyun memeluknya erat.
"Ne" Woohyunpun melepaskan pelukannya pada Howon lalu mengusap kedua matanya agar bisa melihat dengan jelas.
"Mandilah dan ganti bajumu dulu baru kita makan bersama" tambah Howon.
"Hemm" jawab Woohyun malas dan perlahan turun dari ranjangnya menuju kamar mandi. Howon yang melihatnya mulai beranjak dari ranjang Woohyun untuk pergi dari kamar Woohyun namun dihentikan oleh teriakan Woohyun dari dalam kamar mandi yang menginginkan turun bersama, dan Howonpun kembali mendudukkan dirinya. Setelah sekitar 20 menit Woohyun dikamar mandi diapun keluar dengan hanya mengunakan handuk yang menutupi tubuh bagian bawahnya dan Howon yang melihatnya hanya dapat menelan ludahnya atas pemandangan yang ada didepannya dan pastinya membuat nafsunya meledak. Bagaimana tidak selama ini ia tak pernah melihat tubuh mulus Woohyun itu tanpa busana. Kini Howon mulai mendekat pada Woohyun yang ada didepan almari pakaian namun segera ia berhenti dan menahan nafsunya untuk tak menyentuh Woohyyn karna ia takut jika Woohyun akan membencinya yang tak bisa menahan diri.
"Woohyunna cepatlah pakai bajumu" titah Howon susah payah.
"Wae?" tanya Woohyun manja yang sengaja ingin mengoda Howon.
"Ya jangan banyak tanya pakai saja bajumu!"
"Apa otak yadongmu sudah keluar?" goda Woohyun.
"Ini karna kau yang telanjang didepanku!" protes Howon.
"Akukan hanya telanjang dada, lagian kau juga sering mrlakukannya"
"Itu beda"
"Apa bedanya?" kini Woohyun bicara sambil perlahan melepas handuk yang ia pakai dan berganti pakaian didepan Howon. Dan hal itu sukses membuat Howon tak dapat lagi menahan untuk tak menyentuh Woohyun. Dengan cepat Howon mencium kekasihnya itu dengan ganas. Dari awal Woohyun memang inhin mengoda Howon jadi ia hanya diam saja atas perlakuan Howon pada dirinya. Howon yang tak mendapati Woohyun membalas ciumannya mulai mengigit bibir bawah Woohyun alhasil Woohyunpun terpaksa membuka mulutnya. Howon tak menyia-nyiakan kesempatan itu, iapun dengan segera memasukkan lidahnya untuk mengajak lidah Woohyun bergelut didalamnya. Lama kelamaan Woohyunpun mulai tak bisa untuk tak membalas ciuman Howon yang menghanyutkan. Akhirnya Woohyyn membalas ciuman Howon dan kini ciuman mereka makin dalam sampai 5 menit lamanya keduanya mulai kehabisan oksigen, dengan terpaksa mereka melepaskan tautan bibir mereka.
"Hosh hosh..." suara nafas yang memburu keduanya
Sekiranya cukup mengambil pasokan udara Woohyun ingin mencium Howon lagi namun ditahan.
"Wae?" tanya Woohyun manja.
"Kau harus makan, aku tak mau kau sakit" jelas Howon.
"Apa setelah makan kita akan melanjutkannya?" tanya Woohyun manja.
"Anni" jawab Howon santai.
"Waeyo?" heran Woohyun.
"Kau lupa Appa dan Eomma ada dirumah?" tanya sekaligus mengingatkan Woohyun.
"Kalau begitu aku tak mau makan"
"Wae?"
"Kita lanjutkan yang tadi"
"Chagiya aku tak mau kau sakit" frustasi Howon, bagaimana bisa Woohyun tak mau makan hanya karna hal sepele.
"Aku tak akan sakit hanya karna melewatkan satu kali makan siang dan makan malam" ucap Woohyun ngotot.
"Sebenarnya kau ini kenapa, apa kau ingin aku melanggar janji kita?"
"Arraseo kajja kita makan" tanpa menjawab pertanyaan Howon Woohyun langsung pergi dari kamarnya dengan wajah datar membuat Howon bertanya-tanya akan tingkah Woohyun yang jauh dari kebiasaannya. Howon segera menepis segala fikirannya yang membuat pusing dan menyusul Woohyun untuk makan malam.
Hening yang terasa suasana makan Woohyun dan Howon hanya ada suara sendok yang beradu dengan piring.
"Apa kau marah?" tanya Howon pelan ditengah kegiatan makannya.
"Anni"
"Yakin?"
"Ne"
"Lalu kenapa kau mendiamiku seperti ini?"
"Jujur aku marah pada diriku sendiri Wonna"
"Wae?"
"Aku yang memintamu berjanji agar bersikap biasa, tapi justru sekarang aku yang berusaha mengingkarinya"
"Akupun terkadang ingin sekali melanggarnya tapi aku tetap memenuhi janjiku padamu, sekarangpun itu yang kurasakan Hyunna"
"Tapi aku khawatir kejadian seperti tadi akan lebih sering terjadi"
"Memang kenapa kau menkhawatirkan hal itu sekarang?"
"Aku juga tak tau Howonna tiap kali aku bersamamu aku ingin memilikimu seutuhnya hingga tak ada orang lain yang akan mengambilmu dariku"
"Apa ini bersangkutan dengan kedekatanku dan Sungyeol tadi?" tanya Howon pelan dengan tangannya yang kini terjulur menggenggam tangan Woohyun.
"Entahlah Howonna"
"Kalau masalah itu kau tak perlu khawatir, karna aku benar-benar hanya menganggapnya sebagai teman yang paling kau sayangi tak lebih, aku hanya mencintaimu percayalah" ucap Howon meyakinkan.
"Nadoo, ah kenapa denganku?" keluh Woohyun mencoba menenangkan diri.
"Kita jalani saja dulu seperti ini, tapi jika kau tak bisa lagi kau bisa mengatakannya begitu pula sebaliknya, arrachi?"
"Ne, kajja kita lanjutkan makannya" ajak Woohyun.

TBC

Nam WoohyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang