I Miss You

2.2K 192 2
                                    

By : Mia


Sesudah baca jangan lupa tinggalkan jejak :) Aku masih harus belajar banyak tentang penulisan, jadi kritik sangat diperlukan :) Happy reading <3


-oOo-


-Suga POV-


Mia itu siapa?

Mia itu gadis paling menyebalkan yang pernah kutemui! Dia gadis cerewet, nakal, jahil, cengeng, tapi dewasa dalam menghadapi hidupnya yang kadang berantakan seperti sifatnya. Dia tegar sekaligus rapuh, dia menyebalkan sekaligus menyenangkan. Dia cerewet, tapi juga selalu membuat orang lain rindu dengannya. Yakinlah, jika kau sudah mengenalnya dengan baik, kau tak akan bisa melepaskannya dengan mudah. Dia terlihat seperti gadis gampangan, tapi sebenarnya tidak. Dia hobby bermain-main dalam hubungan, tapi juga bisa serius. Dia itu... Ah! Sulit menjelaskannya kecuali kau sendiri yang mengenalinya.

Dan kali ini aku harus menekuk wajah karena pesanku tak kunjung dibalas olehnya. Ini sudah dua hari sejak ujian selesai, dan itu artinya, sudah dua hari pula aku tak bertemu dengannya karena kepulanganku ke Daegu.

Apa aku rindu dengannya? Mungkin iya. Tapi kuyakin, bukan hanya aku saja yang rindu pada bocah cerewet itu. Shin Ya dan Miki yang merupakan sahabatnya pasti lebih merindukannya dariku. Beruntunglah si kelinci jelek bisa bersama Mia selama liburan. Aaah... Aku rindu berdebat dengannya.

Kurebahkan diri ke tempat tidur, sedangkan mataku masih setia memandang layar ponsel—berharap satu pesan yang kutunggu segera datang. Tapi yang datang justru bukan pesan, melainkan sebuah panggilan. Yap! Panggilan! Mia menghubungiku.

Dengan segera kugeser tombol untuk menjawab panggilan dan menempelkan ponsel ke telinga, "Yak! Bocah nakal! Kenapa baru sekarang menghubungiku, huh?" Tanyaku tanpa basa-basi.

"Oppa, mianhae." Jawabnya di ujung sana.

"Aku tak mau memaafkanmu!"

"Oppa...!"

Seulas senyum muncul di bibirku, rengekan manjanya kembali bisa kudengar. Bisa kubayangkan wajah menggemaskannya saat mengucapkan itu. Ah... Jika aku di sana, mungkin pipinya sudah kucubit—atau jika tidak, kepalanya yang jadi sasaran jitakanku.

"Kau dari mana? Ponselmu selalu tak bisa kuhubungi." Ucapku mengalihkan pembicaraan. Memang benar beberapa hari ini saat kucoba menghubunginya, ponselnya selalu sibuk.

"Ah... Sepertinya ponselku kembali rusak. Aku tak tahu jika ada yang menelfonku, dan yang protes bukan hanya Oppa. Shin Ya Eonni dan beberapa yang lain juga protes padaku." Adunya panjang lebar, aku mendecakkan lidah.

"Sebenarnya tanganmu itu terbuat dari apa? Kenapa semua benda di tanganmu sangat cepat rusak?"

"Entahlah. Mungkin aku harus menanyakannya pada Namjoon Oppa, diakan sama sepertiku."

Kugelengkan kepala, "Kau sedang apa?" Tanyaku setelah kami terdiam beberapa detik.

"Baru selesai menelfon Shin Ya Eonni. Aku rindu dengannya."

"Denganku tidak rindu?"

Dia bergumam, "Mungkin hanya sedikit."

Aku mencibir, dia tertawa.

"Berapa lama kau menghubungi Shin Ya?" Tanyaku iseng.

"Satu jam."

"Satu jam?" Aku membulatkan mata, selama itu?

"Yap! Aku juga tak menyangka akan menelfonnya selama satu jam. Mungkin karena aku sangat merindukannya. Padahal baru shari aku tak bertemu dengannya." Kembali dia tertawa.

Aku diam, hei! Bolehkah aku iri dengan Shin Ya? Dia sangat dirindukan oleh Bocahku ini. Sedangkan aku? Bisakah aku dirindukan seperti itu olehnya?

"Oppa, bagaimana di Daegu?" Tanyanya.

"Ya begitu."

"Pasti menyenangkan bukan, berkumpul bersama keluarga?"

Lebih menyenangkan jika ada kau di sini.

"Tentu saja menyenangkan, karena tak ada bocah cerewet yang akan merepotkanku." Yang kuucapkan justru berbalikan dari apa yang ada di hatiku, arghh!!

"Ck! Jujurlah, Oppa pasti merindukanku, bukan?" Cibirnya.

"Mana mungkin aku rindu dengan bocah nakal sepertimu!" Bantahku.

"Bohong! Dari nada suara Oppa, aku bisa tahu bahwa Oppa merindukanku."

"Nada suara? Yak! Kau bohong!"

"Aku tak bohong! Oppa memang merindukanku."

"Aku tak rindu denganmu!"

"Bohong!"

"Aku tak bohong!"

"Mengaku sajalah."

"Aku memang tak me—"

Tut! Tut!

Aku membulatkan mata saat panggilan ini terputus. Namun tak lama, sebuah pesan masuk dari Mia.

"Oppa... Maaf, pulsaku habis. Sepertinya karena menelfon Shin Ya Eonni tadi. Jika Oppa mau mengobrol denganku, isikan pulsaku atau jika tidak, Oppa yang menelfonku. Oke? Ah, ya! Jangan lupa untuk makan siang. Oppa harus bersantai dengan baik di sana. Jika ada kesempatan, aku akan ke sana untuk jalan-jalan. Pastikan Oppa menjemputku, oke?"

Sebuah senyum muncul di bibirku. Dia masih Mia yang cerewet, bahkan di pesan seperti ini sekalipun. Aah... Sayang, tenang saja. Aku akan bersantai dengan baik di sini. Kau juga, bersenang-senanglah di sana bersama kelinci jelek itu.

Hmm... Sepertinya rasa rinduku sudah sedikit terobati karenanya. Jadi tak sabar menunggu waktu dia mengunjungiku di sini seperti janjinya.

-FIN-

[Suga x Mia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang