Sadism [Suga x Jungkook]

2.1K 149 8
                                    


By : Mia


Ini spesial Jungkook sama Suga :D Abisnya lagi kepengen nistain si dedek waktu ngeliat ulang MV si Agust D :3 Jangan lupa tinggalkan jejak ya ;) Happy reading <3


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


-Author POV-

"HYUNG!! LEPASKAN AKU!!"

Pria yang tengah meringkuk di tempat tidur itu menggeram, segera menutup telinganya menggunakan bantal. Umpatannya sesekali muncul di dalam hati. Sedangkan teriakan berulang dari ruangan sebelah tak dipedulikan, begitu pula dengan hentakan kaki di lantai. Masa bodoh dengan pemuda gigi kelinci yang terikat di sana, itu hukuman karena terlalu berisik.

"HYUNG!! AKU LAPAR!!"

"HYUNG!! KELUARKAN AKU DARI SINI!!"

"HYUNG!! KENAPA KAU KEJAM PADAKU?"

"HYUNG!! AKU INGIN MAKAN, HUAA!!"

"SUSU COKELAT!! KUE!! DAGING!! NASI!! AYAM!!"

"MIN YOON GI HYUNG!!"

"AKU LAPAR!!"

Yoon Gi berdecak, melempar asal bantal ke lantai dan beranjak turun dari tempat tidur. Saat melewati meja, tangannya terulur mengambil lakban. Sambil memasang wajah datar ia membuka pintu dan menuju ruangan yang berada tepat di samping kamarnya.

Ia membukanya, memandang orang di dalam sana yang memandang dengan tatapan memelas. Pria ini berdecih, melempar lakban di tangan hingga mengenai kening pemuda berwajah manis yang tengah terikat dan membuatnya mengaduh.

"Hyung, kenapa—"

"Diamlah, jika kau masih ingin hidup!" Yoon Gi memotong, tak lupa menatap tajam Jungkook yang masih meringis.

Embusan napas lesu terdengar, pria bermarga Jeon yang terikat di kursi itu terlalu lelah untuk berteriak. Sebenarnya ia tak menyangka Yoon Gi akan benar-benar mengikat dan mengurungnya seperti ini hanya karena keberisikannya saat meminta makan. Tahu begini, ia tak akan mengikuti saran Mia untuk datang ke rumah hyung-nya yang satu ini.

"Hyung...." Jungkook memelas, perutnya berbunyi.

Yoon Gi mendekat, mengambil lakban yang terjatuh ke lantai. Mata sipit pria ini menatap mata kelinci di hadapannya yang tampak menyedihkan, ruam kemerahan jelas terlihat di kening pria itu—akibat lemparannya tadi.

Decakan terdengar, berlanjut dengan suara gunting yang bergerak memotong lakban. Jungkook tak berkedip, bertanya dalam hati apa yang akan dilakukan oleh Yoon Gi dengan lakban itu. Jangan bilang—

Mata kelincinya lebih dulu membulat saat lakban yang tadi dipotong oleh Yoon Gi menempel di bibirnya. Senyum puas terukir di wajah pria bermarga Min tersebut, membuat gidik ketakutan muncul di tubuh pemuda yang sebentar lagi akan berulang tahun ini. Sungguh, rasanya dia sedang berhadapan dengan seorang psikopat.

"Anak pintar, sementara menunggu makan, kau jangan berisik. Mengerti?" ucapnya sambil menepuk kepala Jungkook.

Tak ada pilihan selain mengangguk. Yoon Gi keluar, Jungkook menghela napas lesu. Memandang tali yang mengikat tubuh dan tangannya ke kursi. Masih segar di ingatan bagaimana marahnya seorang Yoon Gi hingga dia harus berujung seperti ini.

Berawal dari dia datang dan membangunkan Yoon Gi di saat tidur, berlanjut dengan permintaan nakalnya yang sedang lapar—lagipula dia sudah biasa seperti ini dengan hyung dan noona-nya yang lain—hingga berakhir dengan kemarahan Yoon Gi. Dan inilah jadinya, ia terikat tanpa bisa melakukan apa-apa. Padahal, seperti yang kalian ketahui, Jungkook lebih besar dari Yoon Gi. Tapi, jika dasarnya otak yang bermain secara halus, bagaimana seorang Jeon Jungkook bisa menyadari?

Sejenak terdiam, Jungkook berpikir. Apakah Mia juga memiliki sifat psikopat seperti ini? Sepertinya iya. Bedanya saja, Mia akan menggunakan cara menggoda untuk menipunya.

Harum nasi goreng merasuk ke penciuman, membuat perut Jungkook kembali berbunyi. Lapar membawa masalah batinnya. Tahu begini, dia tak akan datang ke sini. Karena setidaknya untuk sekarang dia tak akan terikat menyedihkan seperti ini, bahkan mungkin dia sedang tertidur nyenyak setelah mendapat makanan yang banyak dari para noona dan hyung.

Pintu kembali terbuka, memunculkan Yoon Gi yang membawa nampan berisi nasi goreng dan segelas susu cokelat. Pria ini menaruhnya ke meja lebih dahulu, mengambil sebuah kursi dan menaruh di depan Jungkook, lalu menatap pemuda yang masih memakai lakban di mulutnya tersebut.

"Bagaimana? Enak, tidak?" ucapnya sinis dengan senyum miring.

Jungkook tak menjawab, hanya mengerjabkan matanya berulang kali. Yoon Gi mengerutkan kening. Tapi, kemudian ia mengerti. Karenanya dengan perlahan ia melepas lakban yang menutupi bibir pemuda yang lebih muda empat tahun darinya ini.

"Hyung, ma—"

"Kau makan dulu, aku akan menyuapimu. Aku tidak ingin kau membuat keributan lagi saat makan," potong Yoon Gi lebih dulu sambil mengambil nasi goreng dari atas nampan.

Tak ada jawaban, Jungkook lebih tergoda dengan nasi goreng di hadapannya. Suka rela ia membuka mulut saat Yoon Gi menyuapinya, berlanjut dengan mengunyah lalu telan. Berulang kali ia melakukan hal tersebut. Yoon Gi benar-benar telaten melakukannya, tidak terburu dan tidak terlambat.

"Kau ingin minum, hmm?" tanya Yoon Gi, disambut dengan anggukan Jungkook.

Susu cokelat diambil. Dan seolah anak kecil yang belum bisa memegang gelas, Jungkook benar-benar dibantu minum oleh Yoon Gi. Setelah mengecap semua rasa yang tercampur di mulutnya, Jungkook mengerjab. Merasa ajaib dengan perlakuan Yoon Gi.

"Kenapa?" Sebuah pertanyaan singkat meluncur saat pria bermarga Min itu memandang Jungkook yang tak berkedip.

"Tidak, hanya saja... tidak pernah terpikir olehku akan disuapi oleh Hyung seperti ini." Jungkook menjawab, membuat Yoon Gi terdiam.

Embusan napas terdengar, "Sebenarnya aku tidak terlalu suka melakukan ini. Tapi, daripada kau mati kelaparan. Nanti aku juga yang direpotkan oleh Mia yang mengamuk. Jadi, ya sudahlah. Anggap saja ini keuntungan karena bisa disuapi pria setampan diriku."

Jungkook bergumam, memikirkan sebuah kalimat. "Hyung," panggilnya kemudian dengan nada jahil.

Kerutan di kening Yoon Gi terlihat jelas, cukup menjadi jawaban atas panggilan Jungkook tadi.

"Ini bukan berarti Hyung menyukaiku, 'kan?" Jahil, Jungkook bertanya sambil tercengir lucu. "Sampai-sampai menyuapiku seperti ini, padahal tadinya Hyung sangat galak. Hmm... aku jadi merasa Hyung sedang malakukan suatu trik modus pa—hmphhh!!"

Mata Jungkook membulat saat Yoon Gi lebih dulu menutup bibirnya dengan lakban. Kali ini tak tanggung-tanggung, tiga lapis lakban menutup mulutnya.

"Jika yang kau tanyakan kapan aku akan membuka lakbanmu, jawabannya adalah saat kau menangis dan memohon ampun padaku. Hingga otakmu berjalan normal untuk melakukan perintahku, kau akan terus terkurung di sini. Mengerti, Jeon Jungkook?" Yoon Gi menatap datar, merapikan piring dan gelas ke dalam nakas dan mengangkatnya menuju luar.

"Oh ya, aku lupa memberitahu. Lampu di ruangan ini mati. Jadi, selamat bergelap gulita, baby Jeon." Senyum manis tercipta di wajah Yoon Gi sebelum pintu ruangan tertutup, membuat Jungkook membulatkan matanya kaget.

Dikurung dalam ruangan gelap, tanpa makan dan minum? Tidak akan dilepas sebelum menangis dan memohon ampun? Oh, Tuhan... apa yang harus Jungkook lakukan?

-FIN-

[Suga x Mia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang