Hypophrenia

1.8K 156 8
                                    

By : Mia

Recommended song : BTS Suga – First Love

-oOo-

-Author POV-

"Yoon Gi Oppa ...."

Satu panggilan yang membuat Yoon Gi menegakkan kepala dan memandang ke pintu yang dibuka dari luar. Setelah menaruh buku catatan yang penuh coretan kata dan kalimat, pria bermarga Min ini bangkit dari posisi meringkuknya di sofa.

"Ada apa?" tanyanya pada Mia, gadis yang menjadi adik angkatnya.

"Aku lelah." Gadis bermata sipit itu menjawab dan langsung menghempaskan tubuhnya ke sofa di samping Yoon Gi.

Pria yang memakai kaos hitam itu terdiam. Namun, pandangannya tertuju lekat ke adiknya. Baju yang dikenakan Mia adalah baju yang biasa digunakan untuk kuliah. Apakah gadis itu baru pulang dari kampus?

"Baru pulang kuliah?" tanya Yoon Gi kemudian sambil memindahkan tas yang ditaruh sembarangan oleh Mia ke sofa yang lain.

Mia hanya bergumam untuk menjawab pertanyaan kakak angkatnya. Gadis ini memejamkan mata, lalu mengembuskan napas dengan lambat. Mengundang kerut heran di kening Yoon Gi. Sebagai orang yang sudah lama bersama dengan Mia, dia tahu pasti, ada yang tak biasa dengan gadis bermarga sama dengannya itu.

"Ada masalah di kampus?" Ia bertanya lebih lanjut. Tak lupa, juga berdiri untuk menuju kulkas.

Helaan napas terdengar jelas. "Tidak ada." Mia menjawab, hambar.

Yoon Gi kembali dengan segelas susu cokelat yang memang sengaja disimpannya untuk Mia. Sambil duduk, ia memberikan gelas tersebut untuk diterima oleh Mia. Dan mau tak mau, gadis itu harus menerima dan meminumnya.

"Jadi, ada apa?" Lagi, pria ini bertanya untuk kesekian kalinya.

"Kubilang tidak ada apa-apa. Aku hanya lelah," kilah Mia sambil memukul pelan bahunya.

"Benar tidak ada apa-apa? Kau tidak sedang berbohong, 'kan?" jelas Yoon Gi.

"Memangnya, kapan aku bisa berbohong? Aku ini orang yang jujur," cibir Mia sambil kembali meminum susu cokelatnya.

"Kau selalu bohong setiap ada masalah," balas Yoon Gi sambil mengacak pelan rambut adiknya. Senyum tulus pria ini juga mengikuti tatapan teduhnya, berhasil membuat gadis di hadapannya terdiam.

"Jujurlah, ada apa? Oppa akan mendengarmu," pinta pria berkulit putih ini dengan halus.

Sejenak, Mia terdiam untuk mencari susunan kata yang tepat. Kemudian menjawab, "Oppa pernah merasakan lelah yang membuat kita ingin menangis, tidak?"

Sebelah alis milik Yoon Gi terangkat naik. "Kau sedang merasakan itu, hmm?" Ia bertanya, seketika membuat gadis di hadapannya skak mat.

"I-itu ...."

"Kau ingin menangis, 'kan?" Lebih dulu Yoon Gi berucap sambil menangkup pipi adiknya. Tatapan matanya yang teduh benar-benar membuat Mia tertunduk.

"Kau ke sini, karena ingin aku mendengarkan setiap ceritamu, bukan?" sambungnya lagi.

"Mia, jujurlah pada Oppa." Ia meminta, lembut namun menuntut.

Mia menjauhkan tangan Yoon Gi yang menangkup wajahnya, sedikit ia mengusap sudut matanya yang berair. "Oppa ... aku gadis yang cengeng, ya? Tidak jelas ada masalah apa, aku tetap saja ingin menangis." Ia tertawa. Namun, tak bisa dipungkiri bahwa suaranya bergetar.

"Jangan tertawa jika kau tak ingin tertawa," tegur Yoon Gi pelan.

"Jadi, aku harus bagaimana? Aku ingin tertawa, juga ingin menangis di saat yang sama." Mia menjawab, sesekali mengusap air mata yang mulai membasahi pipinya.

"Jika ingin menangis, menangislah. Jika ingin tertawa, tertawalah. Jangan memaksakan keduanya," ucap Yoon Gi, membuat gadis di hadapannya tertunduk.

"Mia ...."

"Aku kecewa."

Tampak Yoon Gi mengembuskan napas panjang. "Kecewa karena apa?" tanyanya ingin tahu.

"Banyak hal yang membuatku kecewa."

"Lalu? Apa yang ingin kau lakukan?"

"Menangis, menumpahkan semuanya."

"Kalau begitu, kemarilah." Yoon Gi langsung membawa adiknya ke dalam pelukannya. Tak lupa, ia juga memasang earphone di ponselnya.

"Dengarkan lagunya dengan baik, rasakan emosi yang ada di sana. Dan menangislah sepuasmu," ucap pria ini sambil memasangkan earphone ke telinga Mia.

"Ingat, jangan tahan apapun. Tumpahkan semuanya. Oppa di sini, untuk jadi sandaranmu. Jadi, jangan khawatirkan apapun." Sebuah kecupan sayang di berikan Yoon Gi di pipi Mia sebelum ia memutarkan sebuah lagu.

First Love yang jadi bagiannya di album baru mengalun jelas di telinga Mia. Bisa dirasakannya tangan gadis yang memegang bajunya bergetar, sebelum akhirnya tangisan itu pecah. Segera ia memeluk erat dan mencium puncak kepala adiknya berkali-kali. Karena hanya itulah satu-satunya cara untuk membuat Mia menjadi lebih tenang.

Hypophrenia, itulah yang dikenal dalam dunia psikologis. Sedih tanpa alasan, begitulah intinya. Dan Mia salah satu dari sekian banyak orang yang mengalami hal ini. Membuatnya harus selalu sedia untuk menjadi sandaran bagi gadis ini, karena Mia memang selalu menuju padanya jika sedang menangis. Bukan berarti gadis itu tidak percaya pada Jungkook yang merupakan kekasihnya. Tapi, ia memang merasa lebih nyaman menumpahkan segalanya pada Yoon Gi yang bisa memberinya ketenangan sebagai kakak.

Hypophrenia, apakah ada di antara kalian yang juga mengalami hal ini?

-FIN-

**I don't know about the feel. But, I hope it's good :)

Don't forget leave your coment, guys ^_^

Thank's before <3

[Suga x Mia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang