Prolog

130 20 1
                                    

"TIDAKKK" teriakku kaget terbangun dari tempat tidur. Aku melihat jam dinding yang sudah menunjukkan pukul enam. Jantungku berdetak sangat kencang.

"Aduh, aku baru saja mimpi apa? Siapa anak perempuan itu?" Aku terus merenung, lalu Sara memanggil. "Tara, kamu mau sekolah tidak? Kalau tidak, tidur saja sepanjang hari bak beruang kutub." Aku kembali menoleh jam. "Ya Tuhan, sudah lewat 15 menit!"

Aku segera mengambil handuk dari jemuran, langsung menuju kamar mandi, berpakaian, kemudian menuju meja makan.

"Tara, ini ibu masak nasi goreng
untukmu. Coba deh pasti kamu suka." Aku terdiam, merenungkan mimpi semalam. "Tara ayo dimakan nasinya jangan malah dibengongin!"
Aku masih terdiam. "Tara, kamu dengar ibu tidak?! bentak Sara.

Yaa Sara, ibuku tepatnya bibiku yang sekarang menjadi ibuku. Jadi aku sering memanggilnya Bubu.

"Oh, maaf bu. Tar..Tara tadi..." Jawabku gagap "Kamu sebenarnya lagi mikirin apa?" Bubu penasaran. "Tara semalam mimpi aneh. Kayak pernah Tara rasakan." Bubu hanya terdiam.

Setelah nasi gorengku habis, Bubu menyuguhkan segelas susu padaku. Kemudian aku menggosok gigi, memakai sepatu, mengikat rambut, dan siap berangkat ke sekolah.

***

Aku berangkat dengan jalan kaki. Aku tahu tak seharusnya melamun selama di jalan. Tanpa ku sadari...

Kiiittt.. sebuah mobil dan truk bertabrakan mengarah padaku. Aku berlari sekencang-kencangnya. And God Blessed Me.
Datang ambulance dengan sirinenya yang memekikkan telinga. Seketika aku berhenti dan menoleh ke belakang.

Tampak para korban berlumuran darah. Aku sangat takut melihatnya, menangis, dan berlari ke sekolah. Kaki dan tanganku sangat gemetar.

"Fiuh.. aku udah gak kuat lagi. Rasanya ingin pingsan." Dengan napas terengah-engah dan jantung berdegub kencang, aku memasuki SMP Simbar dengan lemah.

Keringat dingin mulai mengucuri tubuhku. Aku memasuki kelas dan...
GEBLUK yang tadinya ribut serentak menjadi hening menoleh ke arahku.

"Hei.. Tara kenapa?!" Risau Flonia si gadis kaya raya, sombong tapi baik kok.

Yaa jelaslah kaya, orang toh Anak Gubernur

"Eleh.. palingan cuma boongan. Udah lah orang kayak gitu ngapain juga di urusin."

Yaa aku tahu itu suara siapa. Suara Alto tak lain Vina si gadis tomboi yang merupakan ketua genk terkenal di sekolah.

***

Lama aku tergeletak, namun tak ada seorang pun yang menolongku. Samar-samar aku melihat seseorang menghampiriku dan membawaku ke UKS. Setelah aku sadar ..

"Kak, kakak baik-baik aja?" kata anak perempuan berdasi kelas 7 itu. "Kakak baik-baik aja. Sekarang kita ada di mana?" tanyaku sedikit lemas. "Kita lagi di UKS, kak. Tadi kakak pingsan." jawabnya.

"Terima kasih udah nolongin kakak ya." Gadis itu hanya tersenyum polos. Tapi aku melihat keanehan dari senyumnya itu. Tak tahu apa yang aneh?

Ketika aku bangun, pulpenku terjatuh dari saku. Aku mengambilnya dan teringat sesuatu. "Oh ya, aku lupa nanyak namanya"
Sambil berbalik badan " Siapa nama..mu?" Gadis itu tidak ada.

To be continued..

Kemana gadis itu? Mungkinkah dia pergi secepat itu? Ataukah..?

Mau tau lanjutannya? Voment dulu dong.. kalau begitu kan author jadi semangat buat 😆
Thanks udah baca ya.. jangan jadi silent reader lho.. 😆
Ingat voment ya.. Salam author 🙆

HURUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang