Kencan Tak Formal Maybe

43 10 1
                                    

"Hah? KR 2IN13? Maksudnya apa?"

"Masa bodoh aja lah! Akhirnya.. widiriiittt berhasiiilll!! Yippy yippy yeeyyy!!"

Aku masih memegang amplop coklat itu. Yes, I feel crazy.

Aku kembali ke kelas. Dan seperti biasa aku melihat adik kelas dan kakak kelasku sirik.

O ya aku lupa nih. Kenapa mereka sirik? Yaa karena dia bisa dibilang famous boy di sekolah. Ya jelaslah famous! siapa yang gak suka sama cowok yang ganteng abis, pintar lagi. Pokoknya perfecto.

***

Aku kembali ke kelas menembus awan pink menuju kahyangan. Aku senang, bahagia, terharu pokoknya campur aduk jadi satu. Aku tak bisa mengekspresikan suasana hatiku saat ini. Intinya aku ingin sekali berteriak, tapi aku tau peraturan sekolah sangat lengket kayak kue mochi.

Viona menghampiriku "Tar, kok kamu senyum-senyum sendiri. Udah gila ya? Haha"

"Hihi gak kok Vi" yah aku masih gila. "Vi, besok aku mau belajar bareng sama dia."

"Dia? Dia siapa?" Viona pura-pura lugu. -_- responku.

Aku malas ngomong sama orang yang pura-pura lugu. Atau Viona emang gak tau. Apalah pikiranku.

***

Sekarang adalah pelajaran IPS. Ya guru IPS ku terkenal sebagai guru yang super galak dan tegas. Humor yang tersebar sih katanya guru itu bekas jenderal di Canada terus pindah ke Indonesia gara-gara udah pensiun.

Lah pensiun kok ke sini cuma jadi guru? Kok gak jadi jendral aja?

Suasana menjadi hening ketika guru galak itu masuk ke kelasku. Tapi aku tak menghiraukan, karena aku masih gila. Dan ketika ketua kelasku memberi aba-aba berdiri mengucapkan salam, aku malah asyik memutar-mutar pulpenku.

Viona sahabat sekaligus teman sebangku menginjak kakiku.
"Aduh sakit tau Vi!" Lamunanku air dicemplungin batu. Aku menoleh ke depan. Tampak mantan jenderal itu melipat kedua tangannya di depan dada. Aku cepat-cepat berdiri.

"Waduh! Mampus nih aku"

Aku menunduk dan menggigit bibir bawahku. Iyaiyalah aku malu. Diliatin seisi kelas buseett!

Tapi tampaknya guru galak itu gak peduli. Beliau terus lanjut mengajar. Aku terus membayangkan wajahnya. Aku tak mendengarkan mantan jenderal yang asyik komat-kamit di depan. Yaa biarpun aku merhatiin juga badan kasar doang yang ada.

"Kamu yang duduk dari belakang no 2 apa yang Bapak jelaskan tadi?!" Suara menggelegar seorang mantan jenderal memekikkan telinga menunjuk ke arah bangkuku. Seketika semua menoleh.

"Maksud Bapak sa..saya?" Viona sedikit takut.
"Bukan, tapi yang disampingmu."

Mulutku menganga. "Oh my God mampus deh aku. Tuh kan jenderal pensiun marah lagi"

"I..iya pak" gemetarku.
"Coba kamu jelaskan apa yang sudah Bapak jelaskan barusan!"
"Ng..ng.." aku menggaruk-garuk kepala yang tak gatal.
"Sekarang! Kamu keluar dari kelas sekarang juga! Sampai jam pelajaran selesai!"

Mataku membelalak. Mulut menganga. "Ni guru galak amat sumpah!"
"Iy..iya pak." aku keluar dari kelas. Aku ingin menggaruk tanah dan nyemplung ke dalamnya menyembunyikan rasa maluku ini.

HURUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang