Part 13

1.5K 137 8
                                    

JuniorPov

Saat makan malam bersama aku hanya makan dalam diam, bagaimana tidak, aku disini sebagai pria satu satunya, dan mereka wanita semua. Teman yang Ibu maksud itu ternyata membawa anak gadisnya, dan kalian tahu siapa orangnya? Dia adalah wanita yang mengganggu kenyamananku saat di pesawat perjalanan LA - Korea. Kalian pasti ingat saat aku menceritakan itu pada Ibu dan Junghwa.

Huh betapa sempitnya dunia ini, dan setahuku nama wanita yang sikapnya seperti laki laki itu adalah, Hani? Honey? Haney? Honi? Ah sudahlah tidak penting.

Mereka membicarakan yang berhubungan seperti fashion, barang-barang yang sedang brand, kuliner, tempat liburan ala ala wanita modis dan yang lainnya yang aku tidak mengerti sama sekali. Oh Tuhan bisakah kau menulikan telingaku beberapa saat? Aku malas mendengar pembicaraan mereka yang tidak penting bagiku.

Oh malangnya aku yang menerima ajakan Ibu saat tadi --eh tidak bahkan Ibu tidak mengajakku, melainkan aku yang asal menganggukan kepalaku begitu saja, kalau tahu jadinya akan seperti ini aku kan bisa mencari alasan pada ibu untuk tidak mengikuti makan malam yang membosankan seperti ini.

Aku bisa mencari alasan seperti mengerjakan tugas bersama mungkin? Ah kau bodoh Jun, bahkan sekarang adalah hari libur mana mungkin Ibumu percaya.

Alasan lain mungkin sudah ada janji dengan teman, seperti Bambam atau Jaebum? Ah bicara soal Jaebum aku sedikit rindu padanya, ingat hanya 'SEDIKIT!' dan itu hanya rindu terhadap seorang teman, sekali lagi ingat hanya 'TEMAN!' , dan aku juga masih normal, untuk yang terakhir kalinya ku tekankan 'aku masih normal'.

Tapi bodohnya aku bicara seperti itu sembari tersenyum senyum sendiri mengingat awal pertemuanku dengan Jaebum yang menurutku sangat buruk, dan bisa menjadi teman?

Tiba tiba aku merasa sikutku disenggol, aku mengerjapkan mataku, dan melirik Junghwa yang berada di samping ku dan menatapnya dengan tatapan ada apa?

"Bersikap yang sopan! Kau dari tadi senyum-senyum sendiri, kami semua menatapmu dan mengkhawatirkan 'mu jika kau kemasukan roh jahat" Junghwa berbisik, dia bicara apa? Lalu aku menatap Ibu, Nyonya Fei dan yang terakhir adalah Hani --aku baru mengingatnya-- yang sedang menatapku khawatir mungkin?

"Aku tidak apa apa, silahkan lanjutkan makan malamnya" ucapku seadanya. Tanpa senyum mungkin.

***

AuthorPov

Seorang pria sedang duduk di pojok cafe sendiri, ia sedang menunggu seseorang, selagi menunggu ia menyesap cofee yang ia pesan ketika ia tiba di cafe ini.

"Maaf aku terlambat" pria itu mengangguk. "Duduklah, Jack. Aku sudah memesankanmu cofee, minumlah dulu" pinta pria itu.

Jackson melihat kopi itu sebentar, "tenang saja tanpa gula" kata pria itu lagi memberitahu Jackson. Jackson mengangguk dan tersenyum lalu menduduki kursi dihadapan pria itu.

"Apa yang ingin kau bicarakan hm" ucap Jackson sambil menyesap kopi'nya.

"Aku ingin mengakhiri hubungan kita"

"Uhukk,..uhukk" Jackson tersedak setelah mendengar pernyataan dari pria dihadapannya itu.

"Kau baik baik saja, Jack?" tanya pria itu seraya mengelus lengan Jackson.

"Apa? Bisa kau ulangi Tuan Mark?" bukannya menjawab pertanyaan Mark, Jackson malah mengalihkan pembicaraan dengan pertanyaan, sebenarnya Jackson mendengar apa yang Mark katakan, tapi ia hanya ingin memastikan saja.

Mark menghela nafasnya pelan "Aku hanya ingin menyudahi permainan bodohmu Jack, Jaebum.. Dia sudah mencurigaiku, dan satu lagi yang harus kau tahu..." Mark menarik nafasnya sebentar lalu menghembuskannya.

The Secret to HatredTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang