Part 12

1.7K 151 12
                                    

JaebumPov

Hari ini adalah hari libur. Tentu saja itu adalah hari yang membosankan bagiku, mungkin terdengar sedikit aneh jika aku sering membolos sekolah karena sekolah itu membosankan, dan sekarang di hari libur ini aku merasa bosan dua kali lipat dari biasanya.

Entahlah aku juga tidak mengerti, semenjak aku dekat dengan Junior aku selalu ingin bertemu dengannya, apakah perasaan aneh yang dulu itu muncul kembali? Hatiku berkata iya tetapi logika ku berkata tidak.

Sedari pagi tadi aku hanya berdiam diri di kamar, menonton televisi lalu kembali tidur siang, biarkanlah hari libur ku dipakai untuk bermalas malasan seperti ini. Aku sedang berbaring diatas ranjangku, aku baru saja bangun dari tidur siangku. Aku melirik jam yang menempel pada dinding kamarku, pukul 17.30. Sudah sore --oh bahkan ini sudah petang, langitpun sudah menunjukkan waktu senja'nya.

Tiba tiba saja ponsel ku bergetar, aku mengambilnya yang berada di atas nakas samping tempat tidurku dan membukanya, satu pesan masuk dari musuhku, kau tau siapa yang aku maksud --Jackson.

Sudah menemukan pengganti yang baru huh?

Alisku bertautan, aku tidak mengerti sungguh. Apa maksudnya?. Sulit untuk menebak musuh seperti Jackson, aku hanya menghembuskan nafasku lalu meletakkan ponsel ku lagi di atas nakas samping tempat tidurku. Lalu beranjak menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.

***

JuniorPov

Aku baru saja selesai mandi, setelah berpakaian aku keluar dari kamarku dan berjalan menuju lantai bawah, aku mencium bau aroma masakan, pasti ibu sedang memasak. Aku melangkahkan kakiku menuju dapur, dan terlihatlah ada Ibu dan Junghwa sedang berberes di meja makan, aku menghampiri mereka dan melihat ada banyak makanan tersedia di atas meja makan.

Banyak sekali, siapa yang akan menghabiskan ini semua?

"Ibu." dia menoleh padaku, lalu menatapku dengan tatapan ada apa?

"Kenapa Ibu masak banyak sekali? Siapa yang akan menghabiskan ini semua? Ini bahkan dua kali lipat dari porsi menu makan kita dari biasanya"

Ibu menghembuskan nafasnya pelan, "apa Junghwa tidak membertahumu?" aku segera melirik Junghwa. Dan dia hanya nyengir tidak jelas. Aku menatapnya dengan tatapan katakan padaku!

Seakan paham dengan tatapan tajamku dia memutar bola matanya malas. "Jangan salahkan aku sepenuhnya, tadi aku ingin memberi tahumu tapi kau tidur" dia bicara apa? Aku memintanya katakan yang ibu maksud bukan alasannya. Aku mendengus sebal pada Junghwa dan beralih menatap ibu.

Ibu menghembuskan nafasnya lagi, "Ibu mengundang teman Ibu untuk makan malam bersama dan dia menerima undangan Ibu, dan ya dia akan berkunjung ke rumah kita" ucap Ibu memberi penjelasan, aku mengangguk.

Jika memang seperti itu kenapa Junghwa tidak mengatakkan langsung saja, dia terlalu banyak alasan ini itu. Dasar wanita.

***

AuthorPov

Seorang pria tengah berdiri di balkon kamarnya, memandang kota seoul di malam hari. Pikirannya melayang layang entah kemana, sampai bunyi nada dering pada sebuah benda pipih yang ia letakan di meja yang berada di balkonnya itu menyadarkannya dari lamunannya itu.

Ia segera mengambil ponselnya lalu mengangkat panggilan masuk itu tanpa melihat nama kontak yang menghubunginya itu.

"Hallo" ucap pria itu setelah panggilan terhubung.

"Bisa kita bertemu? Ada yang ingin aku bicarakan padamu"

"Ada apa? Kenapa tidak bicara di telepon saja."

The Secret to HatredTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang