Part 4

2.2K 168 12
                                    

JuniorPov

Bel pulang sekolah sudah berbunyi dari 5 menit yang lalu, sekarang aku sedang mencari adik-ku Junghwa.

Oh iya aku lupa memberi tahu kalau Junghwa juga bersekolah di sini, sebelumnya aku tidak tahu menahu soal ini, aku tahu hal ini pun tadi ketika aku berpapasan denganya di cafetaria.

Dan aku langsung meminta penjelasan apa maksud dari semua ini. Ternyata itu adalah rencanya bersama ibu untuk mengerjaiku, tidak memberi tahuku tentang ia yang juga bersekolah disini.

Kalian bisa bayangkan betapa bodohnya aku ketika masuk kesekolah sebesar ini sendirian mencari dimana letak ruangan kepala sekolah, bingung akan bangunan gedung ini yang begitu besar, yang ternyata didalamnya terdapat adik-ku sendiri yang juga bersekolah disini.

Back to topic. Aku sudah melewati beberapa koridor tapi nihil. Aku tidak menemukannya. Dimana bocah itu berada.

Aku terus berjalan sampai tidak tahu arah aku melewati koridor yang sepi mungkin koridor ini jarang di lewati oleh siswa-siswi, atau mungkin mereka sudah pada pulang.

"Tidak Mandu"

Langkahku terhenti ketika mendengar suara yang menurutku cukup keras seperti berteriak.

Sepertinya aku kenal dengan suara ini. Karena penasaran aku mencoba melangkahkan kakiku menuju asal suara tersebut.

"Sampai kapan kita harus seperti ini"

Suara pria? Aku semakin penasaran dengan apa yang ku dengar. Akhirnya aku sampai pada ujung koridor, hm pantas saja suaranya bisa ku dengar ternyata disini sangat sepi sehingga suaranya nyaring terdengar.

Aku melihat dua pria. Sepertinya mereka murid sekolah ini juga, terlihat dari seragam yang mereka kenakan. Tapi aku hanya bisa melihat satu wajah saja, satu-nya lagi berdiri membelakangi ku dari tempat menguping ku.

"Aku tidak tahu, biarkan waktu yang akan menjawab semuanya, my mandu"

Oh jadi pria yang bisa kulihat wajahnya itu namanya Mandu? Nama yanh aneh. Sepertinya aku baru melihatnya? Apakah ia murid baru?

'Hei sadar Jun kaulah yang murid baru'
Ya aku tau! Sekarang kau diam.

"Aku bosan mendengar jawaban-mu itu, sudah kesekian kali kau mengatakanya jika bertengkar denganku"

Apa maksud dari semua ini?sungguh aku semakin penasaran.

"Aku tidak tahu apa yang harus ku katakan. Mohon mengertilah"

Oh tidak suaranya makin membuatku penasaran. Ayolah kawan menengoklah biar ku lihat wajahmu aku mati penasaran kalau begini namanya.

"Baik aku tak akan memaksa mu, aku akan selalu mengerti mu sayang, maafkan aku"

Apa aku tidak salah dengar? Sayang? Dan kini apa aku tidak salah lihat? Pria yang bernama Mandu itu memeluk pria yang membelakangiku. Dan mengecup bibir pria itu lagi. Oh God! Kini mataku telah ternodai.

Aku mematung ditempat melihat adegan yang panas. Bahkan aku berkeringat sendiri.

PLAKK

"Aww" aku meringis. Siapa yang berani menamparku. Tapi syukurlah aku kembali akan kesadaranku.

"Oppa!!!" aku sudah tahu akan teriakan ini. Lantas aku membekap mulutnya.

"Bisa tidak kalau kau tidak berteriak ditelinga ku nanti aku akan ketahuan" ucapku masih membekap mulutnya.

Dia hanya menunjuk tangaku, oh aku tahu pasti dia mengkode biar ku lepaskan.

"Akan aku lepaskan tapi jangan berteriak lagi" ancamku.

The Secret to HatredTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang