Part 2

3.4K 228 4
                                    

JaebumPov

Hari kedua setelah semester baru dimulai. Sekarang aku sedang berada di Jyp National High School sekolah seni dambaan para remaja seoul. Tapi tidak bagiku. Aku bersekolah disini karena atas dasar perintah ayahku-- ah tidak bahkan dia tidak pantas untuk ku panggil sebagai ayah.

Sekarang aku sedang berjalan menuju kelas vocal yang berada dilantai 2. Hari ini aku mendapatkan jadwal kelas tersebut. Hm tidak begitu buruk dengan jadwalku kali ini.

"Jb hyung" sebuah suara memanggil namaku membuatku berhenti ditempat. Hm itu suara Bambam. Aku tidak mau menoleh ke arahnya. Sungguh malas melakukan hal itu. Biarkan saja dia menghampiriku.

"Jb hyung kalau kau dipanggil orang itu harusnya menoleh jangan berdiam diri seperti ini" benarkan pasti bocah itu menghampiriku lalu protes dengan tingkahku tadi.

"Ya lalu aku harus bagaimana" sungguh kali ini aku benar-benar malas.

"Menurutmu bagaimana hyung" bocah ini benar-benar membuatku uji kesabaran dipagi hari. Aku langsung jalan meninggalkanya. Persetan dengannya yang meneriaki namaku.

Tujuanku kali ini hanya kelas lalu duduk berdiam diri. Aku malas bila terlalu lama berdiri dan menjadi pusat perhatian orang-orang.

Brukk.

'Bagus Jaebum kau telah menabrak orang dipagi hari. Dan lihat kau menabrak seorang laki-laki, dan kau membuatnya hingga jatuh'
Tidak! Bukan aku yang menabraknya dia-lah yang kurang hati-hati. Lagi pula dia seorang lelaki ditabrak begitu saja masa jatuh. Dasar payah.

"Hei kau kenapa melihatku seperti itu?harusnya kau membantuku" dan lihatlah dia sudah bangun dari jatuhnya itu dan mengocehi-ku seperti seorang wanita.

"Kau kan sudah besar, dan kau juga sudah berdiri kan?lalu apa yang kau mau huh" tujuanku untuk kekelas terhambat lagi karena lelaki ini.

"Yang ku mau kau minta maaf padaku" apa yang dia katakan?huh? Meminta maaf? Benar-benar seperti wanita!

"Itu hanya ada didalam mimpi-mu" ucapku lalu pergi meninggalkanya yang masih berdiam diri ditempat seperti itu. Aku tidak peduli lebih baik ku teruskan tujuanku untuk kekelas. Hal seperti tadi hanya membuang waktuku.

***

JuniorPov

Entah apa alasan ibu menyekolahkanku ditempat seperti ini. Aku bingung ini gedung sekolah atau mall? Apa motivasi orang yang membangun tempat seperti ini.

Ku kira hari pertama-ku memasuki sekolah baru itu menyenangkan, ternyata sangat buruk dengan yang ku perkirakan.

Cukup sudah aku berjalan memutari gedung ini tapi tidak menemukan tempat yang ku cari, dan yang kudapat hanyalah tabrakan dari seseorang yang tidak mau meminta maaf. Sudah cukup aku tak ingin membahasnya itu akan membuat mood ku menurun.

Akhirnya ku putuskan untuk bertanya pada seorang pria yang sedang membaca buku itu.
"Hm maaf permisi"

"Hm" aku ini sudah lelah dan hanya mendapat tanggapan seperti itu?oh Tuhan tolong aku.
'Junior kau harus bisa lebih sabar lagi'
Persetan dengan sabar.

"Aku ingin beratanya dimana letak ruangan kepala sekolah" semoga pria ini menjawab pertanyaanku.

Tapi nyatanya tidak. Pria ini menutup bukunya lalu berdiri. Jangan bilang kalau ia ingin meninggalkan ku dan tidak memberi tahuku?

"Follow me" syukurlah dari pada tidak sama sekali.

***

AuthorPov

Kelas vocal sedang berlangsung, tapi hanya beberapa murid yang menyimak penjelasan dari Jo Kwon seonsaengnim. Sisanya?ya melakukan kegiatan pribadi mereka yang menurut mereka lebih menyenangkan dari pada menyimak penjelasan membosankan.

"Psst psst" bambam mencoba mengalihkan kegiatan Jaebum yang sedang memainkan pulpenya itu.

"Hm" seperti biasa Jaebum hanya menanggapinya seperti itu.

"Kemarin kenapa kau tidak masuk hyung?"

"Apakah itu penting Bam?"

Bambam diam. Kalau Jaebum sudah berkata seperti itu artinya ia tidak ingin diganggu.

"Kemarin aku mengantar Raena sekolah, lalu aku kembali kerumah dan kau tahu pasti apa yang kulakukan jadi tak perlu kujelaskan lagi" ucap Jaebum. Mungkin ini kali pertamanya Jaebum berbicara panjang lebar, dan itu membuat Bambam paham dan tidak melanjutkan percakapan.

Krieekk..

Pintu kelas vocal tergeser. Artinya ada yang membuka pintunya. Munculah pria setengah paruh baya yang diikuti oleh pria muda di belakangnya.

Jo Kwon yang semula sedang menulis di papan tulis itu berhenti ketika dua orang pria itu memasuki kelasnya. Lantas ia berhenti dari kegiatanya itu.

"Ohh kepala sekolah ada apa" tanya Jo Kwon kepada pria yang di sebut sebagai kepala sekolah itu.

"Boleh minta waktu pelajaranmu sebentar Jo Kwon seonsaengnim" ucap kepala sekolah itu seraya tersenyum.

"Ohh silahkan"

"Baik anak-anak seperti yang kalian lihat aku datang ke sini membawa pria muda, yang kebetulan mendapat kelas vocal Tuan Jo Kwon, itu artinya akan ada murid baru" ucap kepala sekolah seraya memandang seluruh kelas.

"Dan kau, silahkan perkenalkan dirimu" tambahnya lagi seraya menoleh kepada pria muda yang disebut sebagai murid baru.

" Annyeonghaseyo Jeoneun Park Jinyoung imnida. Kalian bisa memanggilku Junior Mannaseo bangapsseumnida" ucap Junior sambil tersenyum.

'Lihathlah senyuman-nya sungguh manis'

'Junior kau tampan sekali'

'Kenapa dia begitu manis'

Junior hanya terkekeh mendengar komentar para wanita dikelas ini yang memujinya. Dan Junior hanya menanggapinya dengan senyuman yang semakin membuat para wanita meleleh dengan senyumanya.

"Baiklah ada pertanyaan" tanya kepala sekolah mengalihkan kelas yang gaduh karena kedatangan murid tampan.

'Apakah kau sudah mempunyai kekasih'

'Berapa nomor teleponmu'

'Apa kau mau menjadi kekasihku yang kedua'

Kepala sekolah hanya menggelengkan kepalanya mendengar pertanyaan dari para murid wanitanya yang terkagum-kagum dengan Junior itu.

"Baiklah Junior kau boleh duduk di ..." kepala sekolah menyapu seluruh pandangan kelas untuk mencari kursi kosong dan .. "Kau duduk di samping Tuan Jaebum, dan kau Tuan Jaebum bisakah kau memberikan kursimu padanya"

"Hm" hanya itu balasan dari Jaebum. Sebenernya ia tak ingin duduk dengan siapapun. Bambam yang notabene nya adalah teman-nya pun disuruh duduk dibelakangnya.

Junior pun berjalan kearah kursi kosong yang akan ia duduki. Matanya terus berpandang tajam dengan Jaebum.

Sampai pada kursinya, Junior pun masih berpandangan tajam dengan Jaebum yang memandangnya tak kalah tajam.

'Huh dia lagi' rutuk Junior dalam hati.

'Lagi-lagi dia' kini rutukan Jaebum dalam hati sambil memutar bola matanya malas.

"Baik kita lanjut materi" ucapan Jo Kwon seonsaengnim membuat mereka -Junior dan Jaebum- berhenti berpandangan tajam.

TBC

Jangan lupa untuk vote+komen ^^ semoga suka..

[Ps; seonsaengnim: guru dalam bahasa korea]

Maaf kalau ada kata penulisan yang salah.

Love~D

The Secret to HatredTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang