Part 6

1.7K 168 6
                                    

JaebumPov

Sakit. Itulah yang pertama kali aku rasakan saat aku membuka mataku. Aku meringis dengan keadaan tidak berdayanya aku saat ini, lebam di wajahku, darah yg mengalir dari hidung dan pipiku.

Aku merasa betapa bodohnya aku saat ini, kembali aku mengingat kejadian saat aku di serang oleh orang-orang yang tidak ku kenali.

Kini pandanganku menyapu seluruh sudut bangunan ini. Sepi. Tempat seperti apa ini? Kenapa mereka membawaku ke tempat seperti ini. Aku masih memikirkan siapa yang melakukan ini terhadapku.

Aku mencoba melepaskan ikatan di tangan dan kaki ku. Sial ikatanya kencang sekali, sangat sulit untung dilepas oleh satu orang. Demi Dewi Fortuna, kali ini saja tolong berikan aku malaikat untuk membuka ikatan sialan ini.

"Jb hyung" terima kasih Dewi Fortuna kau menjawab permintaanku! Tapi tunggu, sepertinya aku mengenali suara ini?

Suara Bambam!

"Bam apakah itu kau, kau dimana? cepat tolong aku" ucapku tak sabaran, kenapa dia bertindak lama sekali.

Tak lama ia menghampiriku dan mulai membantuku melepaskan ikatan sialan ini.

Tapi ada yang aneh?

"Bam kau kesini bersama siapa" tanyaku langsung to the point.

"Ah? Aku.. Aku.. Hm sendiri, ya sendiri aku kesini sendiri untuk menolongmu" mana mungkin dia berani sendirian?menolongku? Apalagi ditempat seperti ini? Dia itu tipe orang yang penakut.

Tapi aku masih penasaran dengannya yang tiba-tiba menolongku, dari mana ia tahu aku berada disini? Tadi dia bilang menungguku di arena balap.

Bukan tipe Bambam sekali yang dapat berfikir cepat, aku tahu Bambam itu sedikit lemot dalam berfikir, dalam artian bukan berarti bodoh hanya saja koneksi sambungan otaknya lama untuk berfikir apalagi dalam situasi seperti ini.

Aku mencurigai ada yang membantu Bambam untuk menolongku, tapi siapa? Apakah Mark? Kalau Mark kenapa ia tidak ikut masuk? Dan kalau ada Mark pastinya Bambam akan bilang.

Ada yang aneh.

"Hyung sudah selesai, ayo kita cepat pergi dari tempat ini" ucapnya sambil menarik lenganku.

"Pelan-pelan Bam badanku sakit semua" lalu dia pelan-pelan membopongku keluar dari tempat ini.

Sesampainya di luar aku melihat sebuah mobil?

Sejak kapan Bambam suka naik mobil? Dan sejak kapan pula dia di izinkan memakai mobil selarut ini?

"Bam kita naik mobil ini?" tanyaku langsung padanya.

"Ya hyung ayo cepat naik" aku hanya menurut memasuki mobil itu.

"Bam mobil siapa yang kau gunakan" tanyaku lagi. Saat aku dan Bambam sudah berada di dalam mobil.

"Ah? Hm itu.. Hm.. Tadi aku meminjamnya pada Wonpil. Yaa Wonpil" dia menjawab dengan cengirannya yang tidak jelas. Lagi-lagi ia tergagap seperti itu.

Ada yang aneh. Dan semakin aneh.

Dan dia mulai menjalankan mobilnya. Tidak ada percakapan, Bambam fokus dengan mengendarai dan aku fokus dengan pikiranku yang melayang-layang tidak jelas.

"Hyung sudah sampai"

Aku mengerutkan alisku. Rumah sakit? Untuk apa dia membawaku ke tempat ini?

"Untuk mengobati luka-luka mu itu hyung, kau terlihat seperti zombie" jangan bilang ia bisa membaca pikiran orang?

"Aku bukan seperti itu hyung ayo cepat" ucapnya lalu keluar dari mobil. Lalu membukakan mobilku dan membantu membopongku pelan-pelan.

***

The Secret to HatredTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang