Abigail merasa ada yang aneh dengan anak bungsunya itu, saat ini dia, Mia, juga Sara tengah menonton tv. Abigail memperhatikan Mia, yang tengah sibuk dengan Hpnya dan Sara tengah menatap lurus ke depan. Dia menyernyit memperhatikan ekspresi wajah anaknya itu, kadang dia tersenyum, lalu berubah jadi cemberut, nanti muram, nanti tertawa sendiri.
‘Apa aku harus mengajaknya ke psikiater?’batinya“Sara..”panggil Abigail, pada Sara. Anaknya itu tidak merespon sama sekali, justru malah Mia yang menengok ke arahnya.
“Ada yang tak beres dengan adikmu”Ujarnya pada Mia, anaknya itu mengerutkan dahinya lalu ikut memperhatikan adiknya.Sara sadar dirinya tengah di perhatikan, dia menengok ke arah kanan dan kirinya. Dimana kakak dan ibunya berada dan benar saja, dia melihat ibu dan kakaknya tengah memperhatikan dirinya dengan seksama.
“What!?”ucap Sara
“Aku rasa, kita harus ke psikiater”Ujar Abigail
“for what?”“Kamu sangat aneh”
“Tidak, aku baik- baik saja. sungguh! Mom, aku mau pergi sekarang. Bye mom, Bye Mia”Ujarnya, dia langsung menyambar tasnya yang berada di atas meja. Lalu pamit pergi, “Hati- hati.. Ingat sudah harus di rumah pukul 4”
“Ok mom”
***‘Ku rasa aku benar- benar gila memikirkannya, mana mungkin dia mau jadi pacarku. Dalam agamanya saja tidak di ajarkan pacaran. Belum tentu juga dia suka padaku kan? Semua ini membuatku pusing!’batinya dia memetik bunga mawar di halaman rumahnya
“Iya..
Tidak…
Iya…
Tidak..
Iya..
Tidak..
Iya..”Ucapnya sambil memetik kelopak- kelopak bunga mawar itu“ARRRGGHHH!!”teriaknya Frustasi, dari tadi dia juga memainkan beberapa ekspresi di wajahnya. Seperti tersenyum, cemberut, kesal, dan riang. Tanpa di sadarinya, ada dua orang yang memperhatikannya. Kedua ekspresi orang itu berbeda, anak laki- laki itu menyernyit bingung, sedangkan gadis kecil berhijab di sampingnya menahan tawa. Sara terus memandang ke bawah sambil menggerutu kesal, tiba- tiba dia menghentikan langkahnya saat melihat ada dua pasang sepatu kets berbeda ukuran di depanya. Dan saat dia melihat siapa pemilik sepatu itu dia langsung terbelakak kaget, Sara membalikan tubuhnya karena malu.
“Sara”panggil Rayyan, dia bingung. Sebenarnya apa yang terjadi dengan gadis itu, Sara berbalik ke arah Rayyan sambil menutup wajahnya.
“Aku malu”ujarnya lirih, gadis kecil itu terkekeh pelan dan Rayyan tertawa “Hahaha… ternyata kau punya rasa malu juga”ledek Rayyan, Sara langsung memberikan wajah datarnya.“Terima kasih telah mentertawakanku”Ujarnya dengan datar juga, pandangan Sara jatuh pada gadis kecil di samping Rayyan. Gadis berhijab itu langsung mengantupkan mulutnya saat di lihat oleh teman kakaknya itu.
“Aku hanya bercanda”ujar Rayyan
‘Apa dia akan memarahiku karena mentertawakannya?’PikirnyaSara melihat gadis kecil itu dengan pandangan ertanya, Rayyan yang sadar langsung mengenalkannya. “She’s my sister, her name is Hasna”
“Who?”
“H A S N A”eja Rayyan, nyatanya percuma saja. Karena Sara tak dapat mengucapkan nama adiknya dengan benar***
Hasna cukup terkejut dengan teman kakaknya itu, dia kira Sara akan memarahinya karena tadi mentertawakanya. Tapi ternyata dugaannya salah
“Sudahlah, aku tidak bisa menyebutkan dengan benar. Karena kamu anak yang manis, aku panggil Sweety saja ya? Kalau kau tidak mau, tidak apa- apa. Aku akan memanggilmu, seperti yang kau mau ”Ujar Sara, dengan ramah bahkan dia tak lagi menampilkan wajah datar. Justru dia tersenyum lebar“mmmm.. Yeah, it’s okay. You can call me Swetty”Ujar Hasna, Rayyan tersenyum melihatnya.
“Thank you so much, let’s go”
Sara berterima kasih lalu menggandeng tangan Hasna. Hasna memandang kakaknya dengan pandangan bertanya, “Gapapa dek, ikut aja. Dia baik kok, ga gigit”
“Apa yang kalian bicarakan? Aku tidak mengerti bahasa itu”Tanyanya, Rayyan menggedikkan bahu acuh lalu berjalan lebih dulu“Menyebalkan!”gerutu Sara
***
Saat ini mereka sedang di taman, duduk di ayunan sambil memakan permen kapas.
Sara menikmati semilir angin musim gugur yang menerpa wajahnya, dia mulai mengayun ayunanya. Hasna juga ikut berayun sambil di dorong oleh Rayyan.
“Ini sangat menyenangkan!! Kamu menikmatinya Sweety?”teriak Sara“Yes, I like this. Ini sangat menyenangkan, lebih keras kak mengayunnya”
Rayyan hanya mengikuti perintah adiknya untuk mengayun lebih keras.‘Ini pertama kalinya, Hasna bisa cepat berteman dengan temanku. Biasanya dia akan bersikap judes ’pikir Rayyan, dia ingat dulu pernah ada tetangga baru anak perempuan seusia Rayyan. Tapi yang dilakukan Hasna adalah memasang wajah galak pada gadis itu. Karena curi- curi pandang padanya, bahkan sempat- sempatnya Hasna menyindir gadis itu.
“Kak, kita masuk aja yuk! Ada yang matanya jelalatan, ngeliatin kakak terus ”ujarnya, padahal adiknya itu masih berumur 6 tahun saat itu.
***Mereka menghabiskan waktu siang itu untuk bermain, tanpa sadar hari mulai sore. Sara juga sempat menemani Rayyan dan Hasna mencari Masjid untuk melaksanakan sholat.
“Yah, apakah kita akan berpisah sekarang? Aku masih mau bermain denganmu ”Ujar Hasna, waktu berlalu begitu cepat. Kini saatnya mereka pulang, Sara memasang wajah cemberutnya“Aku juga masih mau bermain denganmu, tapi aku harus pulang”Ujarnya menyesal, Sara berjalan mundur. Rayyan dan Hasna ada di belakangnya, dan mereka berbeda jalan.
“Sara, lihat ke depan! Jangan berjalan mundur seperti itu”ujar Rayyan, wajahnya benar- benar khawatir.
Sara menatap mereka dengan pandangan bertanya, Hasna juga berteriak menyuruh Sara melihat ke depan, Akhirnya Sara membalikan badannya dan
Jedug
“Aww!!!”teriak Sara, Rayyan dan Hasna berlari menghampirinya
“Kau tidak apa- apa?”
“Pasti sakit ya?”
“Kan tadi sudah ku bilang jangan berjalan mundur dan lihat ke depan”“aku tidak mengerti maksudmu”ujar Sara lirih, dia meringis
“Makanya, punya otak itu jangan lemot”omel Rayyan
“Keningku benjol ya?”tanyanya khawatir“Iya, sebesar Ini”Ujar Rayyan sembari memperaktekan besar gundu di keningnya
“Ahhh.. Kau serius? Benarkah? Sebesar itu?”
“Dia berbohong”Ujar Hasna, Sara langsung menghela nafas lega. “Syukurlah”“keningmu hanya merah dan sedikit benjol”Ujar Rayyan, Sara mengangguk mengerti.
Hasna merasa tangannya gatal ingin memeriksa apakah kening Sara sakit atau tidak. Alhasil dia memencet, kening Sara. Dan berakhir dengan Sara yang menjerit dan meringis kesakitan.
***
Sara dan Hasna duduk di pinggir jalan, mereka berdua tengah menunggu Rayyan yang pergi ke minimarket terdekat.
“Maafkan aku, karena memencet keningmu ya”Ujar Hasna, Sara tersenyum dia menggeleng
“tidak apa- apa, tidak masalah”balas Sara, dia mengelus tangan Hasna“Apa aku lama?”Tanya Rayyan, yang baru saja sampai. Dia membawa sebuah kantung platik kecil, berisi salep dan plester
“Mmmm….cukup lama, kami menunggumu sekitar 10 menit”
“Ok, maafkan aku”
“Hasna oleskan salep itu, dan pakaikan plesternya ”“Iya kak”
“Tapi jangan di tekan lagi ya!”Seru Sara, keningnya masih berdenyut, dia terbentur tiang itu cukup keras“Iya.. tenang saja!”
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Akulah Jodohmu
SpiritualKeyakinanku padaNya tak pernah terbatas. Termasuk, keyakinanku bahwa akulah yang akan menjadi jodohmu. Silahkan kamu pergi kemanapun, sesukamu. Bertemu siapapun, bersama siapapun. Tapi saat waktunya tepat, kupastikan. Kemanapun kamu pergi aku akan d...