6. Love, Family, and Faith

4.5K 277 11
                                    

My best friend
+628778377****

Abigail mengambil handphone di saku dress miliknya, dan mulai mendial nomor itu. Raut wajahnya jelas terlihat, kalau dia benar- benar khawatir. Apapun akan ia lakukan untuk anaknya. Sara.

"Assalamu'alaikum.. Dengan siapa ini?"tanya orang di sebrang sana
"Can you speak english"pinta Abigail, dia tak mengerti bahasa orang itu
"Yes, i can. Who are you?"tanyanya
"I'm abigail"

"Abigail?"ulangnya
"Yes, i'm Sara's mother. Remember me?"
"Ohh.. Yes, i remember you."

"Can you help me? I need your help"

"I can help you, insya allah."

"Suamiku marah, karena Sara akan masuk islam. Bisa kamu menjaganya, selama beberapa minggu? Please, aku takut sesuatu yang buruk terjadi dan aku berniat menyelesaikan semuanya di sini."

"Subhanallah.. Baiklah, aku akan menjaganya. Lalu dimana sara?"
"Dia di kunci di dalam basement. Dimana kamu tinggal? Aku akan mengantar dia kepadamu"
"Aku tinggal di Jakarta. Jika kamu ingin kita bertemu, aku akan melakukan penerbangan tercepat ke Amerika."
"It's okay, aku yang akan mengantarnya padamu. Dimana bandaranya?"

"Bandara Internasional Soekarno- Hatta"

"Okay, thank you so much. Aku akan mengabarimu, saat aku dan Sara berangkat."
"Okay, aku akan menunggu kalian."

"Aby?"panggil Joe, membuka pintu kamar Sara. Abigail langsung memutuskan sambungan teleponya, saat mendengar suara suamnya.
"Joe.. Bisakah kamu melepaskan Sara?"pintanya,
"Besok aku akan melepaskanya"
***

Sara bersandar pada lemari, dia masih menangis.
'Ya Allah, aku percaya padamu.'

Dokk..Dokk.. Dokk..

"Sara.."Panggil Mia
Gadis itu sedikit berbisik, takut ketahuan.

"Mia.. It's you?"
Buru- buru Sara, memanggil Mia. Dia menghapus air matanya.
"Yeah, it's me. Are you okay?"
"Yes, i'm okay"

"You're lie. I know, youre not fine. Aku membawa perban, dan alkohol. Bersihkan dan perban lukamu."
"Bagaimana caranya? Pintu ini terkunci."

"Melalui lubang di balik lemari, aku juga membawa senter untukmu."
Mia, menggeser lemar kecil di dekatnya. Ada sebuah lubang di dinding kayu itu. Dia segera memasukan Alkohol, perban, dan senter. Mia tau bahwa di dalam sana pasti gelap.

"Thank you, mia.. You're the best sister."
"Ure well, aku memang saudara yang baik.Ujarnya percaya diri
Apa kamu bersungguh- sungguh ingin menjadi seorang muslim?"Tanya Mia, nada suaranya berubah jadi lesu.

"Yes, aku percaya pada Allah."ujarnya mantap.

"You're crazy, Sara! Lebih baik kamu minta maaf pada ayah. Siapa yang sudah mencuci otakmu?"
"No, i'm not crazy dan tidak ada yang mencuci otakku. Aku akan tetap pada pendirianku."
"Apa kau akan membenciku mia?"lanjutnya lagi

"Ya aku akan membencimu" ujar Mia, Sara tertunduk lesu di dalam basement. Dia mulai memperban kakinya. Perih. Sama seperti apa yang di rasakanya sekarang.

'Kamu memang sangat keras kepala, Sara'batin Mia

Keheningan yang menyelimuti mereka, berakhir saat Mia membuka suaranya.

Akulah JodohmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang