Prolog

14.7K 684 5
                                    

Sinar mentari pagi yang menelusup dari tirai kamar telah membangunkan Sandra dari tidurnya.

Engghh...sakit." erang Sandra sambil mencoba duduk.

Sandra memperhatikan ruangan tempat ia terbangun itu. Ruangan yang luas dan mewah yang didominasi warna hitam itu terasa asing baginya.

"Ini dimana..?"ucap batin Sandra.

Dia terus memperhatikan ruangan itu, hingga sepoi angin pagi yang masuk ke kamar melalui ventilasi menyapu kulitnya.

"uh dingin" ucapnya sambil memeluk tubuhnya, tetapi ia menyadarai bahwa tangannya telah menyentuh kulit putihnya secara langsung tanpa adanya kain yang menghalangi.

DEG DEG DEG...Sandra pun melihat kearah tubuhnya dan seketika itu matanya terbelalak ketika melihat tubuhnya yang tak memakai sehelai benangpun, hanya tubuh bagian bawahnyalah yang tertupi selimut. Ketika menyadari hal itu dia pun langsung manarik selimut menutupi seluruh tubuhnya.

"Tidak mungkin hiks...hiks..hiks...apa yang terjadi padaku?" Sandra menangis sambil menggeleng-gelengkan kepalanya dan mencoba untuk berdiri dengan berpegangan pada meja nakas samping ranjang, tetapi setelah berdiri ia melihat bercak merah kecoklatan di sprei yang berwarna putih itu dan seketika itu ia pun jatuh terduduk di lantai dan menangis terisak-isak.

Setelah sepuluh menit menangis hingga kedua matanya bengkak dan sembab, Sandra memperhatikan kembali ruangan tempat mimpi buruknya terjadi. Ia mencoba meneliti ruangan itu ranjang king size dengan sprei putih dan selimut hitam, dinding warna hitam yang dipenuhi lukisan-lukisan indah serta foto yang tak ia ketahui, lampu kristal indah yang tergantung di atap, 2 pintu yang ia yakini seagai kamar mandi dan entahlah.

"Aku harus pergi dari tempat ini"ucap Sandra dan mencoba untuk berdiri lagi.

"uhhh... tubuhku terasa pagal dan lengket, mungkin aku harus mandi terlebih dahulu."

Sandra pun berjalan menuju salah satu pintu di kamar itu dan membukanya. Setelah masuk ia dibuat takjub dengan isi ruangan yang ternyata memang kamar mandi itu. Bagaimana tidak kalau di kamar mandi yang sangat luas itu terdapat sofa berwarna hitam lembut dengan ukiran-ukiran rumit, lalu ada bathup besar ditengah ruangan yang juga berwarna hitam kemudian bilik mandi di depan bathup yang ditutupi kaca buram, lalu westafel dengan kaca panjang yang berada disebelah bilik mandi,ada juga jacuzi di samping bathup yang dibuat seperti kolam, tentunya dengan keramik yang didominasi warna hitam juga dan lampu kristal indah yang menggantung di atapnya. Saat Sandra masih dalam keadaan takjubnya itu ia tidak menyadari bahwa ada seorang lelaki yang berdiri dibelakangnya.

ARSYA POV

"Aku masuk kedalam kamarku dan melihat bahwa gadis ah tidak maksudku wanita yang semalam kubawa sudah tidak ada diranjang. Mungkin ia sudah bangun. Kemudian aku melihat kamar mandiku yang pintunya terbuka sedikit. Ah jadi dia disana. Aku pun berjalan kesana dan membuka pintunya, aku melihat wanita itu mamatung di depan bathup milikku. Sepertinya ia takjub dengan kamar mandiku ini bahkan ia tidak menyadari diriku yang berada dibelakangnya."

" Ehhhmmm....maaf apa kau akan terus berdiri takjub menatap kamar mandiku atau kau akan mulai mandi ?"tanyaku dengan datar yang berakibat pada terkejutnya dia.

"Akhhh..."teriak wanita itu sambil berjalan mundur menjauhiku.

"Berisik...ini masih pagi bisakah kau tenang."

Wanita itu terus berjalan mundur dan menatapku dengan ketakutan. Aku tahu kanapa dia seperti itu, aku mengambil harta berharganya tanpa izin. Tapi hei banyak gadis di luar sana yang memberikan hartanya itu padaku dengan sukarela, tapi kenapa gadis ini sangat berlebiahan. Akupun mencoba mendekatinya tetapi wanita itu terus mundur.

"Jangan mendekat....menjauh dariku...hiks...hiks...hiks."

Entah kenapa ketika melihat wanita itu menangis dengan ketakutan seperti itu membuatku sangat iba, aku terus mendekatinya dan menangkapnya kedalam pelukanku, ia terus memberontak, tapi kemudian dia jatuh terduduk dengan masih berada dipelukanku. Dia memukuli dadaku kemudian mencengkram kaos yang kugunakan dengan erat.

"Kau jahat..kenapa kau lakukan itu padaku..? apa salahku..?hiks...hiks...hiks."

"Kau tidak salah apa-apa. Aku yang bersalah aku minta maaf, saat itu aku mabuk, aku sungguh tidak sadar dengan apa yang kulakukan padamu. Aku sungguh minta maaf. Siapa namamu, aku akan bertanggung jawab."ucapku, dan untuk pertama kalinya aku meminta maaf kepada orang lain selain keluargaku.

"Sandra, Sandra Dian Pitaloka, kau?"jawab wanita itu dengan suara parau habis menangis. Nama yang bagus seperti orangnya yang memang kuakui cantik.

"Arsya, Arsya Ryan Pradhipta"jawabku.

SKIP

Setelah wanita itu tenang aku membawakannya makanan.

" Makanlah, aku akan mengantarkanmu pulang nanti. Dan ini kartu namaku, jika ada apa-apa kau bisa hubungi aku, aku akan bertanggung jawab".ucapku sambil mengangsurkan kartu namaku padanya yang diterimanya dengan tangan bergetar.

"Berapa umurmu ?"

"16 tahun".

Aku hanya menatap Sandra yang memakai kemejaku yang tentunya kebesaran di tubuhnya.

"Bersiaplah aku akan mengantarmu pulang, akan kupinjamkan salah satu baju pelayanku yang layak untukmu". Ucapku kemudian pergi keluar.

Arsya And Sandra After Accident Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang