chapter 09

3.3K 143 0
                                    

Lluvia menunggu Riki di parkiran sekolah, hari ini Riki mau ke gramedia, dengan tujuan beneran beli keperluan sekolah sama Sunoo bukan modus biar bisa jalan berdua sama Lluvia lagi, Mallnya searah sama Apartement Lluvia jadi sekalian nganterin Lluvia pulang.


Tadinya Lluvia mau ikutan nongki cantik di mall kan sambil pencucian dana, alias menghambur-hamburkan uang Jeno, Jeno kalah taruhan sama Lluvia kemaren jadilah Lluvia yang megang black cardnya Jeno selama seminggu, tenang Jeno gak bakal kekurangan uang walaupun Lluvia makai kartunya buat beli Mall dan seisinya sekalian pegawai tokonya juga biar kerja di mall itu sama Lluvia aja yang jadi bossnya, mungkin Jeno juga bingung habisin uangnya gimana, Cita-cita Jeno dulu punya rumah singgah buat anjing terlantar, tapi setelah ketemu sama Lluvia dia jadi sadar kalau gak semua anjing itu lucu.

Riki sama Sunoo bilang mereka cuma sebentar, setelah itu mereka bakalan lanjut Partime di Minarket, udah semingguan ini Riki sama Sunoo partime di Minimarket kenalan Sunoo, Lluvia rasanya mau punya minimarket aja di apartemennya biar Riki partime di tempat nya aja, eh gak partime deh, lebih tepatnya Full time.

Lluvia nunggu di depan mobil Sunoo sambil memakan eskrimnya, sebenarnya hari ini gak terlalu panas, hanya saja hati Lluvia yang sedikit panas tadi ngelihat Riki ngobrol sama cewek caper yang sok-sok nanyain jadwal latihan Olimpiade ke Riki, udah tau Riki gak mau ikut Olimpiade lagi, dia mau nyari uang tambahan di tabungan buat biaya kuliahnya nanti, kuliah emang gratis tapi makan, transportasi dan jajan gak di tanggung beasiswa, lagian Bundanya juga udah dapat kerjaan baru yang masuk pagi dan pulang jam 4 sore yang pasti satu shift aja.

"Anjir ni cuacanya gak terlalu panas tapi es gue cepet banget cairnya"
Lluvia buru-buru menghabiskan eskrimnya, takut cair tapi dia gak sadar entah gak perduli rambutnya udah ikut makan eskrim juga, dia udah mirip tupai kelaparan sekarang.

"Eh? "
Lluvia terdiam saat dia merasa seseorang merapikan rambutnya, lalu mengikat rambutnya kebelakang.

"Ma-ka.sih"
Lluvia melotot menyadari siapa yang mengikat rambutnya barusan, darahnya serasa mengalir keatas kepala dan ingin meledak detik itu juga, tubuhnya kaku terdiam.

Orang itu hanya diam sambil menyeka bekas eskrim di rambut dan wajah Lluvia dengan wajah Lluvia yang sudah memerah sepenuhnya.

"Cantik"
Senyum simpul orang itu sebelum masuk ke mobil yang tepat terparkir di samping mobil Sunoo.


Lluvia masih terdiam, setelah mobil itu keluar dari area sekolah diapun masih berdiri kaku tanpa sadar menjatuhkan eskrimnya.


"Aish es krim gue malah masih banyak lagi"
Lluvia menyeka tangannya yang terkena lelehan eskrim dengan tissu lalu menunduk menghapus jejak eskrim di sepatunya, eskrim itu jatuh tepat di samping kaki Lluvia.

Dunia Lluvia yang sempat terhenti kini kembali berputar di rotasinya, dia kesal karna sepatu putihnya tak bisa bersih padahal baru dia pakai sekali, malas banget buat beli online, pusing milihnya.

"Eh? "
Baru kembali pulih dunia Lluvia kembali berhenti melihat siapa yang meletakan almamater di paha Lluvia yang sedang berjongkok, menghalangi pandangan orang lain dari rok pendeknya yang tersingkap.


"Sini gue bantu berdiri"
Riki mengulurkan tangannya membantu Lluvia berdiri, dengan senyuman manisnya yang kini menjadi pemandangan indah menghalangi sinar matahari yang mengarah ke Lluvia dengan tubuh tingginya Riki langsung memeluk gadisnya dengan sayang setelah Lluvia berdiri.

BERSAAT - NISHIMURA RIKI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang