chapter 17

2.8K 111 0
                                    

Katakanlah Riki uring-uringan sejak pulang dari studytour Lluvia benar-benar gak bisa di hubungi, bahkan semua contract nya gak aktif, Sunoo juga udah bantuin buat nanyain ke Sunghoon tapi Sunghoon juga bilang kalau Jeno sama Lluvia benar-benar gak bisa di hubungi, dan jangan khuatir, kan emang mereka selama liburan tuh jarang banget bisa di hubungi.

Riki tetap khuatir, dia baru pertama kalinya dekat sama cewek dan juga baru pertama kalinya ngerasain dekat sama Lluvia di liburan semester emang jarang bisa di hubungi, Sunoo aja kadang ngechat Lluvia seminggu kemudian baru di balas.

"Udah lah Riki, jangan terlalu khuatir, jelek banget muka lu"
Sunoo duduk di samping Riki yang lagi duduk di depan minimarket, hari ini hujan deras, jadi di minimarket seharian bisa di hitung jari yang berbelanja, dan mereka juga lumayan santai.

"Oh iya Nuk, menurut lo, Lluvia gimana orangnya? "
Riki duduk bersandar di kursi minimarket sambil melihat lurus kearah jalanan yang di guyur hujan seharian.

"Yah kan gue udah sering cerita ke lo, dia baik, ceria dan yang paling penting dia care banget ke teman-temannya, yah kekurangannya emang otaknya agak random"
Sunoo duduk sambil menyeduh teh hangat yang di buatnya tadi, dia nyoba ngingat tentang sahabat manisnya itu, yah sunoo akui Lluvia tuh kayak humble banget anaknya, cantik juga gak perhitungan bahkan Sunoo banyak berutang budi ke Lluvia tapi Lluvia gak pernah nuntut balas budi ke Sunoo, Lluvia juga pendengar yang baik, Sunoo juga sering curhat ke Lluvia tentang kehidupannya, Lluvia lebih banyak ngedengari curhatan Sunoo, dan Sunoo juga tau Lluvia tuh bukan Type orang yang terbuka buat urusan pribadinya.

"Dulu waktu Lluvia dekat sana Sunghoon, dia bilang kan temanan juga, apa sedekat gue juga? "
Riki mulai dengan pikirannya, karna Lluvia bukan gadis manis yang penurut, dan juga mereka gak pernah ada ikatan dalam hubungan, Jadi Riki dengan sifat cemburuan nya yang selalu dipendam, dan gak bisa bersikap posesif ke Lluvia.

Sunoo mengerutkan jidadnya mencoba mengingat kedekatan Sunghoon sama Lluvia bisa di bilang silent action, mereka sering diam-diaman tapi perhatian, yah sewajarnya teman, bahkan Sunoo juga tau kalau Sunghoon dan Lluvia jarang banget contactan kalau benar-benar gak penting.

"Gak sih, menurut gue dia kayak gini ke lo doang, waktu sama Sunghoon mereka cuma sekedar pulang pergi sekolah bareng trus di parkiran mereka ketemu dan misah, yah masih sama kek sekarang cuma ketemu di jam istirahat, Sunghoon pun gak selalu ke minimarket"
Sunoo menceritakan apa yang dia tau tentang kedektaan Sunghoon dan Lluvia dulu.

"Lo ingat gak sih cowok yang waktu itu sama Lluvia disini, mereka kelihatan dekat banget, bahkan Lluvia bisa selepas itu sama dia"
Riki mengusap kasar wajahnya dengan telapak tangan dan menyandarkan kepalanya ke senderan kursi.

"Rik, lo tau kan Lluvia itu kayak gimana orangnya, dia emang gitu kesemua orang kecuali ke Sunghoon, setau gue dia agak canggung sama Sunghoon yah karna Sunghoon auranya kek minta di jauhin gitu, dan Lluvia juga udah jelasin kan, dia sama Jungwon sepupuan, lagian kalau lo gak percaya sama dia, yaudah jangan di lanjutin, kalian juga gak ada hubungan apa-apa, kalau lo masih mau pertahanin dia yah lo harus percaya sama dia, yang gue tau Lluvia gak pernah lakuin hal yang ngerugiin buat dia, dia selalu berfikir dulu sebelum bertindak, jadi lo tenang aja, dia tau batasan kok gimana ke teman, ke gue sampai mana, ke Sunghoon, ke Jeno gimana dan ke lo juga gimana"

Riki sebenarnya gak suka sama kata persahabatan yang di bilang Lluvia, yah Lluvia cinta pertamanya, awalnya dia emang cuma tertarik sama Lluvia tapi Lluvia benar-benar pribadi yang bisa ngebuat dia nyaman dan benar-benar bisa narik semua perhatian Riki.

"Eh ada customer yok, masuk, di luar dingin, gue tau lo lagi galau tapi jangan bodo, ntar sakit malah gak kuat buat mikirin Ubi lagi"
Sunoo tersenyum, ternya itu Jungwon yang menurunkan payungnya.

"Eh Jungwon selamat datang, kemana aja lo akhir-akhir ini jarang nongol"
Sunoo sebenarnya udah banyak ngobrol sama Jungwon, karna Jungwon sering datang di jam-jam sepi, jadi dia sering banget ngajak Sunoo ngobrol lama-lama di kasir, kadang juga di luar kalau sepi.

"Sebulanan ini gue sibuk pindahan"
Jungwon menyerahkan belanjaanya buat di bayar ke Sunoo dengan senyuman kucingnya.

"Pindah kemana? "

"Building 2 itu, dibelakang building ini soalnya tempat gue yang lama jauh banget dari sini makanya pindahan nya makan waktu sama tenaga"

"Lah gue kira lo selama ini emang tinggal di daerah sini"

"Gue kesini cuma main aja, kebetulan temen gue tinggal di daerah sini"
jungwon nyerahin kartunya buat bayar ke Sunoo setelah menghitung semua belanjaanya yang sedikit itu.

"Teman atau teman nih curiga gue ampe tiap hari tuh main kesini"
Sunoo menatap Jungwon dengan tatapan mengoda, terlebih dari senyuman malu-malunya.

"Temen kok"

"Iya deh percaya kok, oh iya Won gue boleh nanya gak? "
Sunoo bertanya dengan sedikit ragu sambil ngelirik Riki di sampingnya yang lagi sibuk beresin meja kasir, biasalah manusia gabut satu itu.

"Lah gak ada yang ngelarang kok"
Junwon ngejawab dengan wajah yang santai walaupun muka Sunoo kelihatan ragunya.

"Gini Won, lu tau gak Ubi lagi di mana sekarang? Soalnya ada yang khuatir nih"
Sunoo nyengol tangan Riki buat ngegoda, dan ditanggapin dengan senyuman juga sama Jungwon.

Jungwon menatap kearah hujan di luar sebentar sebelum ngejawab pertanyaan Sunoo.




......

Riki duduk di pinggir jendela sambil ngelihatin bintang, entah sejak kapan Riki mulai suka melamun sambil ngelihat bintang dari jendela apartemen mereka dari pada ngisi waktu buat belajar, biasanya Riki lebih suka belajar ngisi waktunya sambil jagain Yudai, apalagi semenjak Bunda pergi ke Jepang dan udah sebulanan ini belum juga pulang, entahlah Riki gak begitu penasaran apa yang di buat Bundanya disana, Bundanya selalu ngirim pesan dan ngirim uang buatbRiki dan Yudai udah lebih dari cukup buatnya, bahkan kalau Riki lagi sekolah lanjut partime sekarang udah ada perawat yang bisa di datangi ke rumah mereka, mungkin Bundanya benar-benar dapat posisi yang bagus di kantornya sekarang.

"Riki, makan?"
Yudai membawa sepiring mie kesukaan Riki, dan di balas senyum tulus sama Riki.

Yudai, anak pertama Nishimura terlahir dengan keadaan berbeda, Down syndrom, dengan kelainan genietik kromosom 21, yang mempengaruhi keterlambatan perkembangan dan intelektual pada anak, Biasanya anak yang terlahir dengan kondisi Down syndrom punya penyakit bawaan dari lahir.

Yudai dari kecil sering banget keluar masuk rumah sakit karna kelainan jantung, bahkan semua perhatian dan kasih sayang orang tuanya tercurah ke Yudai, Sejak Riki lahir juga orang tuanya lebih memprioritaskan Yudai dari pada Riki.

Bahkan waktu SD ada acara hari ibu, di kelas mereka semua ibu teman-temannya datang buat dampingi anaknya, cuma Riki yang datang sendirian, karna Bunda sama Papanya pergi ke taman bermain sama Yudai, yang Riki pun dari kecil bum pernah pergi kesana.

Bahkan saat Riki selalu belajar giat supaya dapat apresiasi dari kedua orang tuanya juga dia gak pernah dapatin itu, orang tuanya hanya mereapom seadanya dan nyuruh Riki lebih giat lagi belajar biar dapat beasiswa, karna orang tuanya gak punya biaya cukup buat pendidikan Riki, tapi punya banyak uang buat pendidikan dan kursus yang di ikutin sama Yudai.

Walaupun dia selalu jadi nomer satu di sekolahan bahkan mewakili sekolah, tapi Riki tau di rumah dan di hati orang tuanya Yudai tetap satu-satunya.

Gak jarang Riki dapat hukuman dari orang tuanya atas kesalahan yang Yudai buat, apapun yang terjadi ke Yudai orang tuanya bakalan tetap nyalahin Riki karna gak bisa jaga kakaknya dengan baik.







..


"Nih pesanan lo"
Sampai dimobil Jungwon langsung ngelempar plastik belanjaan ke jok belakang dan langsung di sambut sama yang punya.

"Kasar amat lo"

"Bilang apa?"

"Hehe, makasih Jungwon"
Lluvia tersenyum manis dengan goresan di wajahnya, dan dress berwarna peach polos udah dihiasi motif dengan bercak darah dari tangan yang di lilit dengan sobekan bagian bawah dress nya, dan jangan lupakan kakinya juga penuh dengan memar.

"Cowok lo kangen tuh katanya"


BERSAAT - NISHIMURA RIKI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang