chapter 13

2.8K 127 0
                                    


Selain Lluvia yang harus ngasih penghargaan buat Sunoo, kayaknya Riki juga butuh ngasih Sunoo penghargaan, apresiasi karna udah jadi sahabat terbaik, Sunoo itu benar-benar ngasih Riki petunjuk apa yang gak di suka dan apa yang di sukai Lluvia, jadi Riki gak terlalu bingung buat ngajak Lluvia jalan-jalan.

Kata Sunoo restauran yang ada di salah satu building apartemen tempat mereka partime itu rekomendasi banget, restauran disana views nya bagus, dengan dinding transparan terlihat mewah dan viewnya yang mengarah langsung ke hamparan luas lapangan golf.

Lluvia bilang dia suka hujan, tapi dia gak suka mandi hujan, dia gak mau basah, Lluvia suka laut tapi gak suka berenang, Lluvia suka danau tapi gak suka naik perahu kayu, Lluvia suka lihat ikan di akuarium tapi Lluvia gak suka makan ikan, Lluvia gak suka makan ikan tapi Lluvia suka sushi, dan yang paling penting Lluvia suka sama minuman yang bertoping keju tapi Lluvia gak suka sama makanan yang mengandung keju.

Bahkan Riki selalu suka dengan semua omongan Lluvia yang memang terdengar berisik dan random, tapi bagi Riki semua omongan Lluvia itu menarik, Lluvia gak pernah kehabisan topik pembicaraan bahkan Lluvia bisa mengekspresikan wajahnya dengan tepat, tapi entahlah setiap Riki mencoba melihat lebih, pandangan Lluvia selalu terlihat waspada dengan wajahnya yang putih pucat dan terlihat dingin, mata yang selalu terlihat hangat tapi tajam, dan jangan lupakan suara dingin Lluvia tapi selalu mengeluarkan kata-kata hangat, Lluvia itu seperti hujan di musim panas.

"Oh iya Rik, aku lupa nanya, emang hari ini kamu gak kerja? "
Tanya Lluvia sambil mengigit sendok eskrimnya, mungkin udah jadi kebiasaan Lluvia kalau makan eskrim sendoknya selalu di gigit

"Hari ini sama besok libur, kenapa hmmm,, kamu mau pulang? "
Riki mengelus sayang pipi pucat Lluvia, entahlah Lluvia selalu menarik dimata Riki, suhu tubuh Lluvia hangat, terlebih di luar hujan tapi Lluvia dengan santainya makan eskrim matcha dan berpakaian sependek ini, apa mungkin Lluvia berasal dari kutub Selatan yang udah terbiasa sama suhu ekstrim.

"Gak sih, hehe "
Senyuman khas Lluvia terlihat bodoh tapi cerah, Lluvia seperti dua sisi yang berbeda, anak yang terlihat aktif dan cerita disekolah tapi gak suka keluar rumah, kalau kata Sunoo sekalinya keluar yah keluar negri.

Kadang Riki penasaran apa yang buat Lluvia jarang datang kesekolah, kadang dia bingung kenapa Lluvia gak ngambil Homeschooling kayak Jay , dia bisa datang sekali seminggu ke sekolah sisanya belajar di rumah.

"Kamu mau kemana lagi? Aku temanin yah"
Riki masih setia mengusap pipi Lluvia dengan lembut, seakan permata berharga.

Entah lah Riki merasa dibuat gila sama pesonanya Lluvia yang unik, cantik dan polos dimata Riki, dalam hati Riki dia sedikit takut kalau Lluvia mulai bosan dengannya dan mereka bakal ngejauh nanti kayak omongan anak kelas Riki, Riki diam tapi bukan berarti gak dengerin gosip di kelasnya, bahkan banyak yang taruhan berapa lama Lluvia bakal nyampakin Riki kayak yang lainnya, dengan status teman yang mengikat mereka, Benar cuma sebatas teman yang saling mengungkapkan perasaan.

Kadang Riki tuh masih pengen mastiin perasaan Lluvia kedia, terlebih setelah ngelihat Lluvia dan Jungwoon yang bermesraan di depan minimarket tempatnya partime sebulan yang lalu.

Katanya sih sahabat, Sunoo juga sahabat Lluvia tapi Riki gak pernah ngelihat Sunoo semesra itu ke Lluvia mereka lebih sering berantem tentang hal sepele walaupun Lluvia yang akhirnya bakalan ngalah.

Tapi siapa yang gak curiga sama kedekatan mereka, kayaknya Riki harus banyak bersabar sama Lluvia, bahkan ngelihat Lluvia pulang pergi sama Jeno setiap hari udah buat Riki panas, walaupun Jeno itu sepupunya sekaligus pacar sahabatnya sendiri tetap aja yang namanya cemburu gak bisa di atur.

"Gak, biasanya kan kamu partime, trus aku baru nyadar sekarang udah malam tapi kamu -"

Ucapan Lluvia terpong saat Riki ngebersihin sisa eskrim di tangannya Lluvia pakai tissu, Walaupun makannya pakai sendok tetap aja tangannya Lluvia belepotan karna makan eskrim sambil ngobrol dan tangannya aktif banget memperagain omongannya.

BERSAAT - NISHIMURA RIKI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang