Lluvia duduk bersandar di kasurnya, satu-satunya tempat yang bisa membuat dia tenang, tapi tetap saja tak bisa merasa aman, tak ada satupun tempat di bumi ini yang aman, dia hanya perlu berhati-hati biar gak terluka.
"Enak banget yah jadi langit, semua keindahan yang gak bisa di ciptakan pasti adanya di langit"
Lluvia memeluk Kie anjing kecilnya, Lluvia menatap langit dari balik dinding kaca kamarnya, langit sore yang udah berubah jadi warna jingga membuat cat putih dikamarnya mengikuti cahaya keindahan lagit di luar juga, benar-benar suasana yang buat dia nyaman, kadang dia pengen nangis aja ngeratapin kehidupannya, tapi mau gimana lagi semua kehidupan itu punya tantangannya masing-masing.
Lluvia sering ngomong ke dirinya sendiri, mungkin kalau ada yang lihat Lluvia di sangka gak waras, tapi mau gimana lagi terkadang kesendirian itu yang bisa buat dia berani mengungkapkan isi hatinya entah kesiapa, atau hanya sekedar ngeluarin hal yang gak bisa di tahannya lagi.
Sakit yang entah dari siapa itu terbalut dengan indahnya wajah teduh tapi dingin bersamaan.
"Kata Doyoung kita hidup buat di cintai bukan untuk jadi sempurna, tapi gimana gue bisa di cintai sama orang lain bahkan di saat gue aja benci sama diri gue sendiri yang selalu di tuntut untuk ngelakuin semua hal dengan sempurna"
Lluvia hanya mengadu nasibnya sama dirinya sendiri, karna dia berfikir gak ada tempat yang aman untuk menjaga ceritanya selain diri dia sendiri, dia benci sendirian tapi dia tak ingin ada yang melihat sisi lemahnya.
Lluvia hidup tak punya pilihan, dia hanya menjalani garis kehidupan yang udah di atur sejak lahir, yang dia ingat sejak dia buka mata dia harus menjalani pelatihan dan menerima pelajaran yang terkesan di paksakan, dia awalnya berpikir itu adalah hal normal karna setiap orang dan semua anak di sekelilingnya melakukan hal yang sama.
Lluvia hanya tau gimana caranya untuk jadi lebih baik dan lebih baik lagi, supaya gak kena hukuman, itulah cara bertahan hidup yang dia tau.
Tapi semenjak dia lulus dari pelatihan dia tau emang seharusnya dia ikut pelatihan dari kecil, dunia yang di jalaninnya sekarang lebih berbahaya kalau dijalani tanpa bekal, hal yang buat Lluvia berani sampai saat ini karna dia udah punya banyak dasar untuk bertahan hidup.
"Kie, walaupun lo tuh anjing tapi sialnya lo lucu banget, jadi tenang aja lo gak bakal kenapa-napa, gue bakal tetap disisi lo, jangan khuatirin hal yang belum pasti terjadi, jangan terlalu keras juga buat diri lo sendiri, terkadang menyerah juga perlu"
Lluvia memeluk Kie anjing yang Sunoo kasih sebagai ucapan terimakasih waktu Lluvia ngasih dia airpods max.
Lluvia juga gak tau kata-kata yang dia ucapkan di tunjukan ke Kie atau buat diri dia sendiri.
"Tapi dunia terlalu keras untuk kita menyerah Kie"
Lluvia memeluk Kie dan menengelamkan tubuh mereka berdua didalam selimut, dan menuju kenyamanan mereka
KAMU SEDANG MEMBACA
BERSAAT - NISHIMURA RIKI
FanfictionRiki cowok yang 24/7 selalu tersenyum, ramah bahkan langganan juara umum di sekolah, tampan, tinggi dan juga mandiri. Setiap orang yang ngelihat Riki pasti jatuh cinta pada pandangan pertama karna dia tampan, gak terkecuali Lluvia anak kelas sebela...