RASA BERLOGIKA : "LOVE'S LANGUAGE."

187K 5K 121
                                    

Hai Apa kabar kalian? Udah lama banget ya aku absen di dunia per-aksara an hehe.

*canda per-akasara-an.

Semoga masih banyak yang menunggu, masih banyak yang rela bersetia, dan masih ada yang antusias untuk kembali membaur, mengulur, serta melebur bersama tulisan ku yang kadang nggak tau tujuan nya kemana wkwk. Tapi, se-absurd apapun tulisan ku aku harap, tetap ada banyak hati, raga, dan rasa yang mampu aku wakilkan.

Hopefully you all can enjoy this one ><

Hmmm Language of Love ya title nya.

-----

Bahasa Cinta.

Kalau ditanya soal penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar, mungkin ada teorinya. Kita bisa cari jawabannya dimana aja. Tapi kalo bahasa cinta? Nggak ada yang tau makna nya seperti apa. Karena setiap orang, punya bahasanya sendiri. Punya Loves Language nya masing-masing.

Entah kenapa, lagi pengen banget bahas sesuatu yang bisa dibawa beropini. Nggak melulu bawa hati. Sebab saat mencintai, juga perlu yang namanya daya pikir. Asik.

Sadar gak sih, kadang saat berada dalam fase saling mencintai, kita selalu ingin dibahagiakan. Ingin selalu diperlakukan sesuai dengan yang diinginkan. Ingin dispesialkan, ingin di nomor satukan. Tanpa sudi sedikitpun diberi luka.

Padahal yang sering kita lupa sebelum mengharapkan kebaikan dari manusia, harusnya berupaya untuk memberi kebaikan lebih dulu, bukan? Begitupun dalam sebuah hubungan. Seringkali hanya tau caranya menuntut, tapi tak paham caranya memberi.

Banyak dari kita, yang merasa tidak bersyukur atas pasangan yang saat ini menggenapi. Hanya karena bagi kita, perlakuan dia tidak menunjukkan perasaan cinta nya. Padahal, setiap orang kan punya cara sendiri dalam mencintai. Punya loves Language nya masing-masing. Tidak bisa disama ratakan. Tidak bisa dibanding-bandingkan.

Ada yang mengharapkan komunikasi intensif 24/7, ingin selalu dikabari, ingin selalu tau dan terlibat atas apapun yang menjadi perjalanan hidup mu. Tidak ada yang salah. Itulah Loves Language nya dia. Dia ingin menunjukkan bahwa kamu itu punya dia. Kamu punya dia untuk bisa dijadikan tempat bercerita banyak hal. Kamu punya dia yang akan selalu siap saat kamu membutuhkan. Pun dia ingin menunjukkan bahwa kamu tidak sendirian. Kamu punya seseorang yang akan menemani setiap terik, hujan, badai dalam hidup mu. Seperti itulah jalan yang dia pilih perihal mencintai.

Ada juga yang tidak suka dituntut. Tidak suka harus berkomunikasi 24/7. Tidak suka jika apa-apa harus mengabari dulu. Bukan karena dia tidak sayang, bukan karena dia tidak rindu, pun bukan karena dia tidak peduli. Hanya saja, dia lebih ingin memberi banyak ruang, sehingga dia tidak akan menjadi penghambat kamu untuk berkembang. Dalam sudut pandangnya, akan lebih baik jika kamu dan dia menghabiskan waktu untuk sama-sama memperjuangkan cita-cita, daripada sekedar saling menunggu dan mengobrol tanpa arah yang jelas. Itulah jalan yang dia pilih dalam mencinta. Saling memantaskan, sambil saling menguatkan.

Ada yang akan begitu memanjakan kamu setengah mati. Melakukan ini-itu untuk kamu. Menjadikan kamu ratu. Membuat hidup kamu bergantung pada dia. Tidak ingin melihat kamu kesusahan sendiri. Tidak ingin membiarkan kamu melakukan semuanya sendiri. Itulah jalan yang dia pilih dalam mencintai. Memposisikan diri sebagai orang yang selalu pasang badan demi membantu dan melindungi mu.

Ada juga yang tidak mau memanjakan kamu dengan terlalu. Lebih senang jika membiarkan kamu melakukan semua hal sendiri, atau hanya sesekali membantu. Bukan karena dia tidak sayang. Tapi karena memang Loves Language nya tidak disana. Dia lebih ingin melihatmu bisa tumbuh menjadi sosok mandiri, tidak bergantung pada orang lain.

Ada yang sangat senang memposting kamu. Bangga untuk menunjukkan bahwa kamu milik dia. Menyombongkan keindahan mu pada dunia. Pun ada juga yang enggan memposting mu. Bukan karena dia malu, bukan karena tidak bangga memiliki mu. Dia hanya tidak rela membiarkan keindahanmu dinikmati banyak pasang mata. Dia hanya tidak suka jika harus menjadikan mu konsumsi public belaka. Dia lebih senang jika keindahan mu itu, hanya dia yang bisa menikmatinya. Tidak ada yang salah dari keduanya. Itulah Loves Language nya mereka.

Dan, aku rasa masih banyak lagi perumpamaan yang lain. Itu hanya bagian kecil dari banyak nya ragam Love's Language dalam mencintai.

Aku coba bahas topik ini disini karena aku seringkali melihat, mendengar, bahkan pernah merasakan, bahwa kita seringkali membiarkan diri kita kecewa berlarut hanya karena perlakuan dia tidak sesuai dengan apa yang kita inginkan. Dan, rasanya ga enak untuk hanyut dalam luka yang sebetulnya kita sendiri yang buat. Iya gak sih?

Dulu aku sering juga kok, untuk sedih, kesel, bete, sampai bertanya-tanya, "Kok dia gitu sih?" "Kok dia gini sih?" pikiran aku terus berputar di poros, "Dia harusnya memperlakukan gue sebaik yang gue mau." Dan itu bikin capek sendiri gak sih?

Sampai akhirnya, seiring berjalannya waktu, seiring lebih dewasanya aku, seiring dengan aku yang mulai melibatkan logika, perlahan aku mulai paham dan mulai menerima. "Oh iya, ya, ternyata emang Loves Language nya dia bukan disana. Ini loh Loves Language nya dia. Cara dia sayang ke kamu tuh kaya gini loh." Dan nyaman banget tau rasanya saat kamu sudah bisa membuka mata, memahami dan menerima Loves Language nya dia.

Mau bagaimanapun kamu paksa dia memperlakukan kamu seperti yang kamu mau, ya gak akan bisa. Meskipun kemungkinan berubah itu ada, tapi kecil kemungkinan perubahan itu akan bertahan lama. Dia akan tetap kembali pada Loves Language nya dia. Toh, sebetulnya bukan kamu saja yang punya ingin untuk diperlakukan seperti apa, dia pun sama. Punya keinginan untuk diperlakukan dengan cara tertentu oleh kamu. Dan pada akhirnya kamu juga hanya akan memperlakukan dia sesuai dengan Loves Language nya kamu. Bukan seperti apa yang dia mau.

Meski tidak salah sebenarnya mengharapkan orang yang kita cintai memperlakukan kita dengan baik. Tapi jika sampai menggantungkan kebahagiaan kepada orang lain, ya nggak bagus juga. Makanya, akan jauh lebih baik, jika kita sendiri yang menentukan kadar kebahagiaan kita. Bukan orang lain.

Pada intinya kunci nya ada dalam diri kamu sendiri. Kamu mau menerima Loves Language nya dia, atau tidak? Jika bisa maka lanjutkan. Jika tak bisa, maka selesaikan. Sesederhana itu sebetulnya.

Jadi, sudahkah kamu mengenal dan paham Loves Language nya dia?

---

Pendapat tentang Part ini?

Kayanya terlalu sensitive gak si bahas topik kaya gini, bakal menimbulkan pro-kontra gitu deh. Gimana menurut kalian?

Aku ada rencana buat ngadain episode rasa berlogika-rasa berlogika selanjutnya deh, dimana pembawaannya santai kaya gini, bukan kata-kata indah nan kaku yang sengaja dirangkai.

*btw so gaya bet nyebut nya 'episode' dikira spotify kali ya :'(

So, next mau request gak rasa berlogika selanjutnya mau bahas topik apa nih? Tapi gak janji yaa wakakak.

Wkwk doain aja yaga.

Okayy, udah dulu deh. Dadah kaleaaann *spreading virtual kiss from author tercintaaa hshshs

Nice to meet you guys, see you!

Rasa Dalam AksaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang