Hey, kamu... maukah meluangkan waktu untuk sedikit mengerti rasaku?
Jika mau, kemarilah... baca surat ku ini baik-baik.Sayang, aku tau. Aku paham. Aku bukan perempuan yang benar-benar kau inginkan. Aku bukan sosok terbaik yang selalu bisa menjadi seperti apa yang kamu dambakan. Aku hanya perempuan biasa. Yang selalu ingin mencintaimu dengan cara sederhana.
Aku tidak secantik mereka yang dikagumi banyak pria. Aku tidak sebaik mereka yang pandai menjaga. Pun tidak sehebat mereka dalam menahan sabar. Aku tau. Dan aku paham betul akan itu.
Bahkan aku sadar diri. Jika dengan sengaja maupun tidak kau menyakitiku, saat itu, semua kekuranganku aku ingat satu per satu. Lalu pada akhirnya, karena semua kekurangan itu, aku merasa pantas untuk disakiti olehmu.
Kamu yang kata orang terlalu sempurna, hanya didampingi perempuan seperti aku?
Aku sadar. Aku yang terlalu percaya diri. Aku yang jauh dari kata sempurna, yang tidak memiliki apa-apa, berani mencintai laki-laki sesempurna kamu? Iya, aku yang tidak tau diri!
Kau bilang jangan pedulikan mereka yang banyak bicara tentang hubungan kita. Kau bilang mereka hanya iri pada posisiku. Sebab mereka yang sirik memang selalu berisik. Selalu ingin mengusik. Kau menenangkanku dengan kata-kata itu. Aku senang? Tentu. Setelah mendengar itu, aku jadi merasa baik-baik saja. Sebab kamu ada di pihak ku. Saat itu, aku... benar-benar bangga memilikimu.
Namun pada akhirnya, aku merasa kamu tidak ada bedanya dengan mereka. Kau memperlakukan ku seolah aku memang tidak kau inginkan. Kau sering menghilang. Kau sering seenaknya. Kau bersikap seolah aku memang seperti apa yang orang-orang katakan--tidak pantas untuk mendampingimu. Kau jadi jauh berbeda. Kau bukan lagi sosok yang aku kenal.
Bahkan, sampai pada waktu, dimana kau memarahiku dengan hebat. Dalam posisi aku tidak sepenuhnya mengerti tentang kesalahan apa yang telah kuperbuat. Yang jelas, kamu begitu berapi-api. Kau keluarkan semua hal yang tidak kau sukai yang ada pada diriku. Dan kau ceritakan apa saja yang kau inginkan, namun semua itu tidak pernah kau temukan dalam aku. Saat itu, aku hanya diam. Aku merasa kau sedang membandingkan ku dengan seseorang. Seseorang yang sudah pasti jauh lebih segalanya dari aku.
Sayang...
Jika pada akhirnya kau menemukan seseorang yang lebih dari aku, cukup katakan saja semuanya. Tidak usah bermain di belakang, lalu mencari-cari kesalahanku yang sebenarnya hanya kau ada-adakan.
Jika benar telah ada orang lain selain aku, aku cukup tau diri untuk bisa melepasmu.Namun, sebelum akhirnya aku benar-benar kau lepaskan, aku ingin memberi tahumu satu hal. Tentang rasa yang masih tetap sama bahkan saat lidahmu mengatakan hal-hal yang begitu menyakiti perasaan. Tentang begitu besar luka yang kamu berikan namun nyatanya tak mampu mengalahkan rasa yang aku punya.
Sayang...
Aku memang perempuan yang begitu banyak dilengkapi kekurangan. Tapi percayalah, untukmu... segala hal terbaik selalu aku usahakan.Namun jika pada akhirnya tetap dia yang kau jadikan pilihan, aku mengalah.
Berbahagialah dengan dia, sekalipun kebahagiaan itu kau dapatkan dari hasil menyakiti seseorang.
Minggu, 27 Januari 2019
Dari aku, yang selalu mengusahakan hal terbaik untukmu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rasa Dalam Aksara
PoesíaCover by: @silviye_ Bahkan rasa ini pernah ada untukmu, sebelum akhirnya waktu mampu menghapusnya. Bahkan jantung ini pernah berdetak hebat karena mu, sebelum akhirnya jarak mampu menghentikannya. Maaf jika ternyata cinta ku tak sehebat kamu. Kam...