[ Untuk Taehyung, kini sudah sebulan berlalu. Aku belum melihatmu lagi. Meski kota ini besar kupikir jalan kita akan berseberangan, namun pada nyatanya tidak. Aku mendapati diriku berjalan melewati rumahmu, walaupun seharusnya aku ke arah yang berlawanan. Namun terkadang kuharap melihatmu, entah kenapa, tapi aku bersyukur tidak melihatmu. ]
Waktu kerjamu dimulai pukul 10:30 pagi. Dengan cepat kau mengganti pakaian dengan seragam yang diberikan pemilik kafe padamu. Jelek. Dulu Taehyung suka menjahilimu, namun memastikan bahwa itu terlihat lucu. Satu dari jutaan kebohongan yang ia ucapkan padamu.
Seperti hari-hari sebelumnya, melayani, membuat kopi, memotong kue -sangat membosankan. Tapi kau mendapat upah untuk itu dan itu dihitung. Hari berlalu dan makan siang tiba ketika kau disuruh untuk memotong kue yang baru.
Kau baru saja akan memotong kue stroberi itu ketika Irene, teman kerjamu menyentuh pinggangmu. Irene adalah gadis yang baik, ia adalah salah satu teman dekatmu. Ia adalah orang yang menyiapkan cokelat dan kue selama masa patah hatimu. Ia tahu banyak tentangmu dan kau sangat berterima kasih padanya.
"Apa yang dia lakukan di sini?" Kau mendengarnya bergumam.
"Siapa?" Kau balas bergumam, mencoba melihat ke arah pintu.
Irene tidak perlu mengatakan apapun lagi, kau melihat siapa yang ia maksud. Orang itu adalah Taehyung. Apa yang ia lakukan di sini? Ia tahu kau bekerja di sini dan menghindari datang ke kafe karena ia sangat tahu kesempatan kalian berdua bertemu adalah 89%.
Ia terlihat mengagumkan dan jauh lebih baik dari tahun lalu, ia berkembang. Wajahnya terlihat lembut seperti biasa ketika ia mengedarkan pandangan, mencari seseorang. Tidak mungkin ia bisa melihatmu. Kau terlihat kacau, perihal putus itu bukan hanya mempengaruhi mentalmu, kau juga berhenti makan jadi jika disatukan: kau lemah. Lemah secara mental dan fisik. Naluri menyadarkanmu dan kau langsung merasakan darah di pembuluh darahmu memanas. Dengan segera kau bersembunyi di balik gorden. Aksimu diikuti dengan Irene yang menyatukan alisnya.
"Layani dia, tolong." Suaramu menjadi sangat pelan dan bergetar. Oh, apa yang pemuda itu lakukan padamu, ia tidak pantas mendapatkan seseorang dengan mental rusak -dan terutama bukan dirimu. Kau yang memberi segalanya pada sebuah hubungan, kau yang setia sepanjang waktu tanpa memikirkan laki-laki lain. Meskipun kau sangat ingin membencinya, kau tidak bisa.
Irene bereaksi dengan cepat dan mengambil salah satu kartu menu, menuju ke arahnya. Mereka berbicara dan kau mendengar Irene mengatakan kau tidak bekerja hari ini diikuti oleh gelak tawa dari Taehyung. Apakah ia melihatmu? Kau sedikit membuka gorden untuk mendengar lebih banyak dan melihat sesuatu. Irene mengatakan sesuatu soal "tahun ... berubah" dan kau menebak bahwa ia mungkin mengatakan bahwa jam kerjamu berubah setelah setahun. Taehyung mengerutkan alisnya melihat ke arahmu sebelum kau cepat-cepat menutup gorden.
"Hei, apa yang kau lakukan di belakang gorden? Pergilah potong kue!" Bosmu tiba-tiba muncul di depanmu, membuatmu memerah.
"Iya, maaf." Dengan kepala tertunduk kau berjalan ke arah kue stroberi, mengabaikan tatapan yang kau terima. Termasuk darinya.
Irene mencoba mengarahkannya ke sebuah meja, namun ia menolak, yang ada kakinya mendekat ke arahmu. Kau mendengar itu dan ketika ia berdiri tepat di hadapanmu, kau bisa menghirup aromanya.
"Hei." Suaranya berat. Seperti di dalam mimpimu semalam, namun kali ini benar-benar terjadi.
Kau mendongak dan setelah setahun akhirnya kau dapat menatap matanya lagi. Ia tersenyum, kontak matamu dan pandanganmu mulai mengabur ketika kau melihat senyum kotaknya yang unik. Mata gelapnya yang bersinar, bibir merahnya yang lembut. Ia berubah, namun kau masih merasa sangat dekat dengannya. Setelah dua belas bulan. Menyedihkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect ➳ KTH
FanfictionTERJEMAHAN BAHASA INDONESIA | © SUGARJM "I can taste her lipstick."