51.9K 4.9K 214
                                    

Lagu rekomendasi : Gnash - I hate u, i love u

[ Melupakanmu itu sulit, Taehyung. Aku terus memikirkanmu setiap detik, kau tidak bisa membayangkan rasa sakit yang kuhadapi. Kini baru dua minggu berlalu. Aku tahu, tapi aku ingin kau kembali padaku. Aku ingin kau mencintaiku lagi. Kenapa aku tidak bisa melalui ini? Aku membencimu, kau tahu akan mengingkari semua janji itu. Aku tidak akan pernah berpikir untuk kembali lagi. Aku selesai denganmu. ]

Kau melipat kertas dengan sangat hati-hati sebelum membuangnya ke keranjang sampah. Sudah hampir setahun sejak mantan pacarmu meninggalkanmu dan sejak saat itu ia tidak pernah menghubungi atau menengok keadaanmu. Keranjang sampah dan dirimu tidak jauh berbeda, kalian berdua memiliki arti yang sama untuk Si Bodoh itu. Bel berbunyi dan kau langsung tahu siapa itu. Begitu kau membuka pintu, orang-yang-sedikit-lagi-jadi-pacar barumu melangkah masuk. Namanya Jimin dan ia seumuran dengan Taehyung. Kalian berdua terus bertemu beberapa bulan belakangan dan setelah ciuman yang ia berikan padamu pada kencan terakhir, yang kau tahu itu adalah saat ia mengajakmu menjalin hubungan.

"Hei, Manis." Ia mengecup bibirmu dan meletakkan semua tas bawaannya di meja.

Langkahmu sedikit mundur. Sebuah ciuman di awal? Bukan berarti kau tidak menyukainya, tidak begitu sama sekali. Bibirnya lembut dan terasa seperti kapas, ia bisa menciummu sepanjang hari. Tapi masih terasa aneh untuk terbiasa dengan bibir baru.

"Apa itu? Jangan bilang kau membawa ayam!" Suaramu jadi beberapa oktaf lebih tinggi.

Daripada menjawab, ia hanya memberimu senyum lebar. Pacarmu yang mengagumkan.

"Terima kasih, Jimin!"

"Sama-sama, sayang." Ia mengecup bibirmu lagi dan tangannya melingkari pinggangmu. Kenapa ia begitu menyentuh hari ini?

Pukul sebelas malam ketika kau selesai makan dan membersihkan kekacauan yang kau buat. Jimin tengah duduk di sofa menonton televisi, menunggumu. Kau berdiri di belakang sofa dan mulai mengusap rambutnya. Senyum lebarnya menunjukkan bahwa ia menikmati itu.

"Kenapa kau tidak duduk di sebelahku, ada yang perlu kutanyakan." Ia menunjuk tempat kosong di sebelahnya, mengisyaratkan kau untuk duduk. Tubuhnya menegang, apa yang terjadi? Tiba-tiba kau mengingat saat terakhir kali kau melihat seorang pemuda dalam situasi yang seperti ini.

*Flashback*

"Sit down."

"Ada apa Taehyung?"

"I said sit the wasabi down."

"Wasabi?"

"Lupakan. Aku membuat lelucon yang sangat buruk saat seperti ini. Ya ampun, duduk saja." Dengan menekan pundakmu, ia membuatmu duduk di ayunan. Ia menarik napas dan setelah beberapa waktu ia akhirnya membuka mulutnya.

"Apa kau tahu kalau dirimu sempurna?"

Tawa kecil tidak bisa kau kendalikan, jadi kau mulai tertawa dengan pipi memerah seperti tomat.

"Aku serius. Caramu memperlakukanku, tidak pernah ada yang memperlakukanku seperti itu dan tidak akan pernah ada yang lain. Hanya kau satu-satunya yang bisa membuatku tertawa. Dan bahagia. Aku hanya bisa bahagia denganmu. Jadi, tolong ..." Ia mengambil sesuatu di kantongnya. Telinganya memerah dan tangannya gemetaran. Tanpa kau sadari ini adalah apa yang selama ini kau ingin untuk ia lakukan. Binar-binar yang selalu ada setiap kali kau melihatnya atau mendengar suara beratnya, tidak bisa disangkal lagi. Kau tahu itu, tapi terkadang kau mengendalikan agar binar itu tak tampak. Tapi sekarang kau tidak perlu melakukannya lagi.

Ia akhirnya mengeluarkan kalung emas dengan bandul huruf "T". Kau menyadari bahwa ia juga memakai kalung.

"Apa itu?" Kau berdiri dan karena kakimu terasa seperti puding kau mencari topangan dengan memegang bajunya. Guna mengabaikan saat memalukan ini, kau segera menarik kalungnya. Kau menahan napas dalam diam, sadar bahwa ia sudah memakainya belakangan ini tanpa kau sadari.

"Sayang ... Aku ingin mencintaimu dan membuatmu bahagia serta tertawa dan menjadi pacar yang sempurna bagimu. Selamanya, itu yang kujanjikan. Be my girlfriend?"

Kau mengangguk dan kau segera tenggelam dalam pelukan Taehyung serta ciuman lembut nan menggairahkan.

*End of Flashback*

"Kau tahu beberapa bulan belakangan ini cukup ... luar biasa. Aku serius. Di saat aku berpikir akan terjatuh, kau menangkapku dan mengangkatku. Kupikir aku tidak akan pernah bisa lagi menyukai gadis lain, tapi di sinilah aku ... tergila-gila padamu, tidak seperti yang pernah kurasakan pada gadis mana pun. Apa yang kau rasakan?" Mata Jimin menatap matamu dengan intens. Seolah mencoba membaca pikiranmu.

Apa yang kau rasakan? Kau merasakan tangan Taehyung merengkuhmu. Suara rendahnya berbisik di telingamu setiap malam, mengatakan seberapa besar ia mencintaimu. Tapi Taehyung adalah masa lalu dan sekarang kau memiliki Jimin -kesempatan yang sempurna untuk melupakan masa lalu.

"Sama!" Kau berbohong, membuat pemuda di hadapanmu menghadiahkanmu senyum naif. Ia mencondongkan tubuhnya lebih dekat dan segera setelah bibirnya menyapu bibirmu, kau tahu kau harus berusaha keras untuk berpaling. Taehyung adalah masa lalu, Jimin adalah masa sekarang dan masa depan.

Jimin menginap malam itu. Kalian berdua berpelukan sampai sampai pukul empat pagi di tempat tidurmu dalam diam. Ia memberitahumu beberapa cerita tentang masa kecilnya, keluarganya dan temannya. Dan dengan mendengar ceritanya di telingamu kau mengantuk dan berlayar ke pulau mimpi.

Gelap, namun kau bisa melihat seseorang menghampirimu. Mungkinkah itu?

"Taehyung?" gumammu, mengusap matamu dan berusaha keras untuk melihatnya dengan lebih jelas. Sudah lama sejak terakhir kali kau melihatnya. Ia terlihat sangat menarik, sangat indah -seperti biasa.

Ia tetap mendekat sampai ia hanya berjarak satu kaki. Napasnya keras dan kau bisa mencium aromanya lagi. Mencoba menikmati saat sempurna di saat sempurna ialah sulit, kau tidak pernah tahu bagaimana untuk menikmati sesuatu dengan benar. Tapi sekarang hal terbaik adalah menghirup aromanya dan mengagumi kehadirannya.

"Sayang ... Kau sudah melupakanku?" Suara beratnya bertanya pelan.

Hening. Kau tidak bisa berpaling sedikit pun, namun kau yakin tidak akan memberitahunya. Tidak mungkin kau memberinya apa yang ia inginkan.

"Jangan berpaling. Aku tidak ingin kau begitu."

"I-i-tu egois."

"Aku tahu. Tapi kumohon jangan berpaling."

Dan kemudian kau terbangun di pelukan Jimin.

☆ ☆ ☆

06 Juni 2016

revisi : 24 Oktober 2018

Perfect ➳ KTHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang