"Kita akan ke bioskop," Irene muncul dengan segelas teh dari dapurmu.
Sudah dua hari semenjak insiden dengan Taehyung itu terjadi. Sejujurnya kau menghabiskan harimu hanya dengan menangis sampai matamu menjadi sakit. Tapi tidak sebanding dengan sakit yang ada di hatimu. Para gadis; Wendy, Amber dan Irene selalu datang untuk menjagamu.
"Kau sudah terlalu lama bersedih," Amber yang setuju pada Irene meneguk tehnya.
"Oke kalau begitu, cepatlah siap-siap," Wendy mengangguk padamu.
Kau masih mengenakan piyamamu, rambut diikat yang sudah berantakan dan tanpa make up. Mandi adalah hal yang tepat sekarang, jadi kau membiarkan mereka menunggu. Lama. Sangat lama hingga mungkin bisa membuat mereka marah. Dan dugaanmu itu dibuktikan dengan gedoran di pintu kamar mandi yang mengusikmu bernyanyi.
Akhirnya kau dalam perjalanan ke bioskop. Mereka berusaha keras membuatmu tertawa, namun hal itu ternyata sulit. Sesungguhnya, duniamu terasa berguncang. Kau tidak tahu bagaimana untuk move on, yang kau tahu hanya agar berjuang mendapatkannya akan tetapi setelah apa yang ia katakan padamu sebelumnya kau jadi malu untuk melakukan apapun. Sebagai tambahan, mereka setuju kalau sekarang kau butuh jarak. Kau sudah berusaha selama setahun. Mungkin bermigrasi akan menjadi pilihan?
Keadaan di bioskop penuh, begitu banyak orang yang memutuskan pergi ke bioskop pada saat petang. Untungnya kau mendapat tempat di belakang, murni keberuntungan. Mereka cepat sehingga mendapatkan tempat itu dan karena kau datang terlalu cepat membeli tiket, masih ada lima belas menit sebelum film dimulai.
Mereka membicarakan soal trailer yang mereka lihat dan memberitahumu film itu tentang apa. Pikiranmu melayang, tidak mendengarkan percakapan mereka lagi.
Dalam keadaan gelap dan cahaya redup tiba-tiba sepasang kekasih duduk tepat di depanmu. Mendengar tawa gadis itu membuat bulu kudukmu meremang. Taehyung dan Krystal.
Kenapa ini harus terjadi sekarang?
Kau menoleh pada teman-temanmu tapi mereka tampak tenggelam dalam popcorn dan film itu sehingga mereka tidak menyadari pemandangan yang ada tepat di depanmu.
Ini yang kau dapatkan karena menjadi orang jahat pada Jimin. Mengingat kembali saat Taehyung memberitahumu watktu itu empat bulan hari jadi kalian ketika Krystal duduk di sebelahmu dan memutuskan memberi Taehyung ultimatum: Dia atau kau.
Krystal bersandar di bahunya, meletakkan tangannya di paha Taehyung. Taehyung merespon dengan mengecup keningnya. Kau merasaan darahmu mendidih dan pandanganmu mengabur. Sekarang kau tidak bisa konsentrasi pada film, matamu lebih memilih menatap mereka.
Berbicara, terkikik dan berciuman. Kau mulai penasaran apa yang dulu dia lakuan. Sekali lagi ia selingkuh, tapi sekarang ia selingkuh dari Krystal. Meskipun kau memaksa dirimu untuk membencinya dan selalu memikirkan dia sebagai Si Bajingan Tukang Selingkuh –kau tidak bisa. Ada perasaan yang terlalu dalam di lubuk hatimu yang menarikmu padanya dan kau terlalu lelah untuk berontak melawan perasaan itu. Hal itu kenyataan. Tak ada cara kau bisa melupakannya.
Ia terlihat bahagia memiliki Krystal. Tapi kenapa saat itu ia bahagia saat kalian menghabiskan malam bersama? Malam itu adalah the most beautiful night yang pernah kau miliki, bahkan lebih baik dari saat kalian masih menjadi pasangan. Dibanding sebelum-sebelumnya, bagimu malam itu terasa bahwa lebih banyak perasaan yang dilibatkan dan kau sungguh merasakan cintanya. Pertanyaan soal kau atau Krystal yang lebih membuatnya bahagia muncul dalam benakmu dan dari caranya memelukmu, menatapmu serta menciummu –kau sangat yakin bahwa yang ia lihat adalah dirimu. Tapi sekarang mereka duduk di depanmu dan ia tampak begitu bahagia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect ➳ KTH
FanfictionTERJEMAHAN BAHASA INDONESIA | © SUGARJM "I can taste her lipstick."