[ Delapan bulan, itu hampir setahun. Catatan untuk diriku di masa depan: jangan pernah lagi jatuh cinta. Boleh menyukai seseorang, tapi jangan pernah memberikan hatimu pada seseorang. Jangan pernah biarkan seseorang memiliki pengaruh sebesar ini lagi terhadapmu. ]
Senin pagi. Matamu masih merah akibat menangis dan bantal-bantal yang berserakan di ruang tamu mengingatkanmu pada pertengkaranmu kemarin. Pertengkaranmu dengan Taehyung. Pertengkaran itu membuatmu merasa bahwa kau masih memiliki hubungan dengan Taehyung. Karena dulu kalian sering bertengkar. Ponselmu bergetar dan untuk sedetik kau punya harapan. Apa Taehyung ingin bertemu lagi?
Jimin: Kau sudah siap? Aku akan menjemputmu dalam dua puluh menit, oke? Xxxx
Sent: 8:13 am
Salah jika mengatakan kau merasa bersalah. Rasanya kau hampir seperti iblis. Dengan segera kau bersiap-siap dan melewatkan sarapan. Riasan yang kau pakai juga sedikit.
Jimin menunggumu tepat waktu seperti biasanya, kopi dan croissant berada di bangkumu. Kau tersenyum padanya, berterima kasih dan memberinya ciuman di pipi. Setelah apa yang terjadi kemarin kau yakin tidak perlu khawatir lagi Taehyung mencoba menjadi 'teman'mu. Mulai sekarang kau akan fokus pada Jimin, 100%.
Kau memelajari Bisnis Internasional jadi ada banyak hitungan dan bahasa di dalamnya. Sangat melelahkan, tapi kau tahu suatu hari nanti semua pelajaran gila ini akan terbayarkan. Kampus cukup besar, bisa mengenali semua wajah sangatlah tidak mungkin. Akan tetapi, tetap saja ketika kau dan Taehyung bersama semua orang mengetahui kalian berdua. Dua orang junior, bersama selama 24 jam dalam tujuh hari dan membuat setiap pesta. Tahun pertama di kampus cukup luar biasa, tapi kau akan membuat tahun keduamu menjadi yang terbaik. Kau tidak butuh Taehyung untuk jadi terkenal. Sekarang kau punya Jimin.
Kau bertemu saat makan siang, lalu di perpustakaan, dan sekarang akhirnya hari pertama setelah liburan musim panas di kampus berakhir. Pacarmu menurunkanmu di toko kopi tempatmu bekerja.
"Lihat, lihat, lihat siapa yang datang. Apakah Si cutie pie sudah sehat lagi?" kata Amber ketika kau masuk.
"Iya. Terima kasih kalian sudah merawatku." Kau berterima kasih pada mereka, menuju ke private room untuk mengganti pakaianmu.
"Tidak perlu berterima kasih pada kami. Tapi, ada hal lain yang perlu kau lakukan." Irene berdiri di depanmu, menaikkan alisnya.
"Apa?"
"Sesuatu terjadi. Dan biar kutebak ... ini berhubungan dengan Taehyung. Apa aku benar?"
Kau meneguk liurmu. Akting tidak pernah menjadi bakatmu. Kau berjanji pada mereka untuk mengatakan segalanya, tapi tidak sekarang. Lain waktu, ketika mulai sunyi. Mereka menerima dan kau menetapkannya pada Jumat malam. Meskipun mereka memaksa bahwa mereka tidak mampu menunggu selama itu, kau mengatakan bahwa mereka bisa. Lagian itu bukan sesuatu yang penting, ini cuma soal Taehyung.
Hari berlalu dan kuliah menyita tidur dan istirahatmu. Dan Jimin, si pacar yang sempurna, memastikan setiap kencan kalian menghibur. Malam Selasa kalian pergi ke bioskop yang memutar film 4D. Malam Rabu kalian pergi ke taman dan ia menyiapkan piknik kecil yang membuat hatimu berdebar.
Saat kau berbaring di bawah bintang dan rembulan, Jimin membelai rambutmu dan menyenandungkan beberapa lagu.
Hal itu sangat indah dan jika kau bisa memilih, kau akan menekan tombol berhenti, tidak ingin saat ini berakhir.
Taehyung tidak mengirimimu pesan dan kau juga tidak mengiriminya pesan. Baru tiga hari sejak saat itu, namun dulu ketika kalian masih bersama ia akan menghubungimu dua jam kemudian. Ia selalu menjadi yang pertama mengatakan maaf dan ia selalu melimpahkan kesalahan itu pada dirinya. Ia selalu melimpahkan kesalahan pada dirinya meskipun kalian berdua tahu bukan dia yang seharusnya meminta maaf -tapi kau. Apa ini yang ia maksud dengan kesalahan yang kau lakukan? Sejujurnya, kau tidak pernah memikirkan hal itu. Dan kau tahu, memikirkan hal itu sekarang tidak lebih dari membuang-buang waktu. Jimin. Fokusmu sekarang adalah Jimin.
Saat itu Kamis malam, tepat sebelum waktu kerjamu berakhir. Kau sudah menghitung uang ketika kau mendengar pintu terbuka dan beberapa orang melangkah masuk.
Ini tidak mungkin. Itu Barbie dan dua gadis lainnya. Hidungnya terangkat tinggi (T/N: Frasa yang berarti bersikap sombong) ketika mereka duduk di bangku.
"Maaf, tapi kami sudah tutup," katamu agak keras memastikan mereka mendengarmu.
"Setelah membuat bagian biru di perutku, kupikir hal terakhir yang harus kau lakukan adalah melayani kami." Pacar Taehyung terkikik dan kedua gadis itu mengikutinya.
Amber merasakan sesuatu yang mencurigakan segera setelah ia melihat Barbie duduk, Amber memberimu anggukan. Ia akan mengatasinya.
"Maaf, Barbie, tapi seperti yang temanku bilang, toko ini tutup." Ia melangkah menghampiri mereka.
"Untuk catatan, namaku Krystal. Tapi aku akan menganggap kesalahpahaman itu sebagai pujian. Siapa yang tidak senang dipanggil Barbie, right girls?" Mereka terkikik lagi dan mengabaikan kalau mereka diminta untuk pergi dengan cara cukup baik.
"Kami tutup. Maaf, tapi kau harus pergi, sekarang."
"Tapi aku ingin mencicipi kopi di sini. Pacarku bilang bahwa kopi di sini enak. Tentu saja tidak seenak kopi di kampus, tapi cukup enak. Jadi tolong, layani aku."
"Kami sudah menyimpan mesin kopi. Datang lagi besok dan kami akan sangat senang melayani kalian." Amber bersandar di meja, tampak berbahaya. Kau bangga padanya karena menahan amarahnya. Kau sangat tahu apa yang ia pikirkan soal Krystal.
Kedua teman Krystal ingin pergi, namun Krystal menolak.
"Aku hanya akan menghubungi pacarku agar menjemputku. Dia mau menjemputku dekat kota karena kami merayakan satu tahun anniversary kami." Ia tersenyum, menghubungi sebuah nomor.
Jemarimu mulai gemetaran dan kau merasa ingin menjerit. Bagaimana bisa gadis ini merayakan satu tahun anniversary dengannya, setelah dia merebut Taehyung darimu saat empat bulan hari jadi kalian. Kenapa dia bisa setahun dengan Taehyung dan kau hanya enam bulan? Itu tidak adil. Amber menyadari bahwa kau terlihat tidak baik dan menginstruksikan Krystal lagi untuk pergi. Tapi sedetik kemudian Krystal mulai berbicara dengan pacarnya lewat ponsel.
"Hei, pangeran. Cuma ingin kau tahu kalau kau bisa menjemputku. Aku sangat gembira dengan kencan yang kau rencanakan lagi. Aku harap itu tidak terlalu mahal?"
Gadis-gadis itu mengikutinya terkikik dan Amber sudah mau muntah.
"Oh, aku di toko kopi .... Tidak, bukan yang itu. Kau tahu aku tidak akan pernah menginjakkan kakiku di sana. Jemput aku, aku juga punya kejutan untukmu .... Ini kejutan. Aku tidak bisa mengatakannya! Oke, biar kuberitahu secukupnya: Aku membeli beberapa barang lucu yang akan kau sukai ... love you! Mwah!" Ia mengakhiri panggilan dengan menyeringai padamu. Ia terus melanjutkan tatap mata denganmu ketika ia berjalan ke arah pintu dan akhirnya pergi.
"Dasar jalang, aku sangat ingin menamparnya!" Amber kembali meletakkan kursi di atas meja.
"Aku sangat ingin menangis," katamu pelan.
☆ ☆ ☆
T/N : Supaya gak ngejawab pertanyaan yang sama lagi, jadi biar kujawab di sini. Terjemahan ini sebenarnya udah selesai dari kapan tahun, tapi baru niat kuperbaikin, itu kenapa statusnya udah completed. Terjemahan ini ada total 26 bagian, jadi hitung aja kurangnya berapa :v
Aku niat ngerevisi, tapi ternyata tetep aja mager. Jadi, kalo kalian gak sabar, bisa coba cek aslinya -ada di reading listku. karena jujur, baca ini gak serumit pas dulu kualihbahasakan.
20 Juni 2016
revisi : 06 November 2018
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect ➳ KTH
FanfictionTERJEMAHAN BAHASA INDONESIA | © SUGARJM "I can taste her lipstick."