[ Kemarin aku mengalami insiden kecil di tempat kerja. Aku membuat jariku tersayat hingga mulai berdarah. Sekarang luka itu sedang dalam proses penyembuhan. Bagian yang tersayat itu sekarang berusaha untuk bersatu lagi, akan ada bekas luka, namun kulitku yang terluka akan menyatu lagi. Aku memandang Barbie seperti belati sedangkan Taehyung dan aku sebagai kulit yang artinya untuk bersama. Apa aku aneh? ]
Amber memaksa untuk mengantarmu pulang atau hanya sekadar bersamamu, tapi kau menolak. Satu-satunya yang sekarang ingin kau lakukan adalah: tidak ada. Kau sudah merencanakan malammu dengan baik. Menonton beberapa drama, memesan masakan china, dan menangis seperti biasa. Kau baru saja mau sampai di pintu depanmu dan menekan nomor restoran favoritmu ketika kau melihat notes berwarna biru berbentuk awan melekat di pintumu.
Ini lebih baik.
Kau langsung menariknya dan meremasnya. Lelucon menyebalkan. Namun lelucon itu berlanjut saat kau membuka pintu. Foto-fotomu dan Jimin berserakan di lantai. Kau menatap pintu dan melihat kalau ada celah di antara pintu dan lantai. Mungkin begitulah bagaimana foto-foto itu dapat masuk. Kau berlutut agar melihat gambar itu dengan lebih jelas. Semuanya diambil dari instagram milikmu. Ada lima fotomu bersama Jimin, namun ada satu foto lainnya yang membuat napasmu tercekat. Ialah foto lehermu yang diambil oleh Taehyung, menunjukkan kalung dengan inisial namanya. Tanpa berpikir panjang, kau mendapati dirimu merobek foto tersebut. Kau tidak menginginkannya. Tapi kau berterima kasih karena hal itu mengingatkanmu untuk menghapus gambar itu.
Sebagai queen of repression kau memutuskan untuk tidak memusingkannya dan melihat sisi positifnya. Di saat kau membuang notes serta foto kalung itu ke keranjang sampah, kau menyimpan fotomu dan Jimin. Sebentar lagi sebulan hari jadi kalian. Dan hadiah pribadi selalu menjadi hadiah terbaik. Selagi menonton Reply 1997, kau mengerjakan photo book kecil untuk Jimin. Menambahkan beberapa kutipan juga pujian di mana-mana. Kau suka dengan hasilnya dan dengan semua yang kau lakukan membuatmu lupa soal makan dan rencana menangis. Kau terlalu lelah untuk melakukan keduanya jadi kau memutuskan untuk tidur saja.
Kau berada di TK yang sama di mana Taehyung memintamu menjadi pacarnya setahun lalu.
"Duduklah." Ia tersenyum menunjuk ayunan.
Kau tersenyum dan mematuhinya dengan senang hati sementara ia berlutut. Ia meletakkan tangannya di lututmu untuk menopang keseimbangannya. Waktu itu adalah malam di musim panas. Langit berubah menjadi jutaan warna dan udara beraroma seperti musim panas Bahagia. Menenangkan. Sempurna.
Ia menatap ke dalam matamu dan untuk beberapa menit kalian berdua tetap melakukan itu, menikmati kesunyian, membiarkan mata kalian menyampaikan segalanya.
"Apa aku pernah mencintaimu?" Ia bertanya, mengulang pertanyaan yang dulu pernah kau ajukan sekali padanya.
Napasmu sedikit tercekat. Tidak bohong, kalian berdua sudah sering mengatakan dua kata itu, tapi kau belum bisa benar-benar memercayainya.
(T/N: kata yang dimaksud ialah aku mencintaimu)
"Aku tidak tahu." Kau bergumam, menundukkan kepalamu.
Ia tersenyum lebar dan mengangkat dagumu.
"Aku selalu mencintaimu. Aku hanya perlu waktu untuk menyadarinya. Dan aku lega karena akhirnya aku menyadarinya. Aku tidak menyadari perasaan terindah di dunia. Aku mencintaimu."
Gedoran keras di pintu membangunkanmu. Kau memeriksa jam dan mendapati sekarang sudah pukul 12 siang. Oh, tidak, kau benar-benar melewatkan kuliah. Tanpa melihat cermin kau berlari ke pintu.
Jimin bersandar di pintumu, alisnya mengernyit.
"Jimin, astaga aku minta maaf. Aku lupa menyetel alarm dan tidur seperti beruang. Masuklah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect ➳ KTH
FanfictionTERJEMAHAN BAHASA INDONESIA | © SUGARJM "I can taste her lipstick."