[ Setelah setahun, kurasa sekarang aku sudah hampir berpaling. Setelah sekian lama, aku akhirnya bicara pada seorang laki-laki dan sejujurnya aku menyukainya, dia sangat tampan, bersahabat, dan tampaknya sangat romantis. Ia mengajakku makan malam dan kurasa aku akan datang. Namanya adalah Jimin. ]
Kenapa ia di sana? Permainan macam apa yang sedang takdir mainkan? Kau tidak melihatnya sepanjang tahun dan sekarang saat kau mencoba melupakannya, tentu saja, kau melihatnya di mana-mana. Ia melihatmu berciuman dengan pacar barumu. Itu membuatmu berharap bahwa ia mungkin merasa sedikit cemburu, namun kau teringat bahwa ia sudah setahun menjalin hubungan dengan Krystal. Lagian kenapa ia harus cemburu? Hubungan kalian sudah lama sekali. Di masa lalu. Terlupakan. Dan ini juga waktunya bagimu untuk move on.
Irene dan Amber datang untuk makan malam dan seperti biasa kau menunjukkan kemampuan memasakmu yang lihai dengan memasukkan dua pizza ke oven. Sahabatmu sangat terkesan. Kau bisa merasakan kapan waktu yang tepat untuk mengeluarkan pizza tersebut.
"Jadi, ... beritahu kami semuanya," kata Irene di sela-sela kegiatannya menggigit pizza.
"Aku tidak tahu bagaimana untuk menggabungkan semuanya." Kau meletakkan pizzamu, berusaha untuk mengingat perbincanganmu dengan Taehyung.
"Banyak yang terjadi?" Amber bicara dengan mulut yang penuh, namun tentu saja tidak satu pun dari kalian yang terganggu akan itu.
Dan kemudian kau memulai. Kau memberitahu mereka segalanya. Segalanya, mulai dari ingatan Taehyung soal minuman kesukaanmu sampai pertemuan di stasiun bensin. Ekspresi mereka mulai dari bingung lalu terkejut lalu marah.
"Bagiku dia saat aneh. Maksudku dia selalu unik dengan keributan anehnya dan pernyataan seperti dia yang berpikir kalau kelinci hidup di bulan. Tapi kelakuannya ini? Dia aneh," kata Amber, meletakkan pizzanya dan memandangmu.
Kau mengedikkan bahu dan menggigit pizza ketika Irene menjatuhkan bom: "Apa aneh kalau kupikir dia belum melupakanmu?"
Amber dan kau menahan napas dengan tatapan mengarah pada Irene. Ia duduk di sana, bersikap tidak salah apa-apa.
"Tidak! Saat ini dia sudah setahun dengan Barbie!" Kata-kata itu terlontar begitu saja dan kau merasa duniamu mulai berputar. Meskipun itu tidak benar, hal itu membuatmu merasakan perasaan aneh.
"Tapi kenapa dia tidak melepasmu saja? Dan kenapa dia memintamu untuk mempertimbangkan apa yang kalian bicarakan itu? Kurasa dia belum melupakanmu," tambah Irene.
"Tunggu ... beritahu kami apa yang kalian bicarakan itu. Kata demi kata." Amber tampak punya ide.
"Aku tidak bisa, aku bukan orang jenius."
"Tapi kurasa kami jenius." Amber menunjuk Irene, membuat gadis itu tersenyum. Apa mereka berkomunikasi dengan mata? Tidak adil.
"Kau bertanya padanya apa dia mencintai Barbie, 'kan?" Irene juga meletakkan kembali pizza miliknya, menunjukkan bahwa percakapan ini menjadi serius.
Kau merasa seolah berada di kantor polisi, kau sebagai saksi dan mereka adalah petugas. Mereka menyerangmu dengan jutaan pertanyaan yang membuatmu merasa tidak nyaman.
"Iya, aku menanyakannya. Dan dia menjawab kalau dia perlu waktu untuk menyadari jika dia mencintai seseorang. Jadi, aku rasa setelah setahun menjalin hubungan dengan Krystal, akhirnya dia bisa menyadarinya. Girls, jangan salah paham," katamu sembari menundukkan kepala. Kau muak dan lelah memikirkan semua itu
"Tidak, kurasa kau salah! Waktu hari Minggu ketika mabuk, dia juga mengatakan itu 'kan?" Amber berdiri dari kursinya dan mendapat tatapan aneh darimu, namun Irene mengikutinya.
"Itu yang harus kau pikirkan! Tapi kau hanya memikirkan soal dia yang meninggalkanmu demi Barbie, itulah kenapa kau tidak bisa memikirkan yang lain. Itu masuk akal!" Irene mengangguk pada Amber yang turut menganggukkan kepalanya, sanggup membuat leher mereka patah.
Namun kau tetap dengan jawaban singkatmu, kau menggelengkan kepalamu. Informasi yang mengalir ke dalam kepalamu seperti sebuah gelompang besar, jadi seperti biasa, kau tidak dapat menahan emosimu.
"Teman-teman hentikan. Aku tidak mau membahas dia lagi. Sekarang aku punya Jimin. Taehyung sudah mendapatkan kesempatannya. Sepanjang tahun aku terus menunggu dan menunggu, tapi dia tidak pernah muncul, sekali pun. Aku kacau karena dia. Kenapa aku harus membiarkannya melakukan ini lagi padaku? Waktu pertama kali, hal itu cuma omong kosong. Kedua kali, hanya akan semakin mengacaukanku. Sekarang aku punya Jimin. Jadi, tolong jangan ungkit Taehyung lagi." Kau sudah terisak ketika kau menyelesaikan kalimatmu.
Amber dan Irene segera menghampirimu, menarikmu dalam pelukan mereka. Rasanya seolah kau menangis berjam-jam, namun kau berterima kasih karena mereka menghiburmu sepanjang malam.
Mereka menginap dan kalian bertiga memutuskan untuk tidur di karpet yang ada di ruang tamu. Rasanya sangat lembut ketika dalam keadaan mabuk, tapi setelah itu efeknya baru terasa keesokan paginya. Cukup dengan berdiri sudah membuat tulangmu retak.
Mereka berdua pergi setelah sarapan dan beres-beres. Sahabat adalah sesuatu yang baik. Meskipun sulit untuk menemukan dan memertahankan mereka, kau menyadari betapa berharganya energi yang telah mereka gunakan. Karena mereka memberimu sepuluh kali lipat dari energi yang kau lepaskan.
Setelah serangan lapar dari kalian bertiga, kulkas menjadi semakin kosong dari yang sudah ada. Ada sebuah supermarket di ujung, jadi kau memutuskan untuk membeli bahan makanan. Kau nyaris memiliki semuanya di keranjangmu ketika kemudian kau memutuskan untuk membeli kue.
Saat kau berdiri di depan berbagai macam kue, kau tiba-tiba mengalami flashback. Ini adalah tempat yang sama di mana kau melihat Taehyung dengan pacar barunya. Ya, waktu itu Krystal belum benar-benar menjadi pacarnya, tapi yah ... dia adalah gadis yang Taehyung cintai.
Kau memutuskan membiarkannya dan membeli sebuah kue cokelat. Cokelat tidak membawa dampak baik bagi tubuhmu dan sadar bahwa tubuhmu jadi semakin tidak berbentuk. Mungkin kau harus mulai pergi ke gym lagi? Atau tidak. Jimin menyukaimu apa adanya.
Ketika kau sudah membayar semuanya dan memasukkannya ke dalam tas plastik, tiba-tiba kau merasa mual.
Apa ini?
Dengan cepat kau mengambil barangmu dan berusaha untuk mengatur pernapasanmu dengan menarik napas dalam.
Seorang wanita menatapmu dengan khawatir, bertanya jika semuanya baik-baik saja. Kau mengangguk mencoba untuk menyembunyikan rasa pening itu.
Sensasi aneh itu hilang secepat munculnya. Alasannya mungkin karena nutrisi yang tidak sehat dan kau memutuskan ini saatnya untuk makan yang lebih bernutrisi. Kau melihat belanjaanmu dan memutuskan mengikuti gaya hidup sehat setelah kulkasmu kosong nanti.
Kau merasa menghirup udara segar akan baik bagi paru-parumu yang kemudian menuntunmu pada keputusan untuk mengambil jalan lain untuk pulang. Omong-omong kurang lebih butuh dua puluh menit, namun kau tidak terburu-buru.
Di sana ada banyak toko kopi dan yang utama ada satu toko yang menjadi saingan berat bagi toko kopimu. Kau memutuskan berjalan melewatinya untuk mendapat gambaran.
Lebih dekat dan kau melihat cafe itu sudah penuh. Pergi ke sisi jalan lain membuatmu melihat lebih jelas bagaimana keadaan di dalam.
Ada banyak orang, namun ada satu meja yang menarik perhatianmu. Di sana ada pasangan muda yang sedang make out begitu liar di tempat umum. Tidak ada satu pun yang menyadari itu, namun kau merasa jijik akan hal itu.
Kau melihat meja lainnya dan tahu bahwa kebanyakan pelanggan mereka adalah pelajar. Matamu kembali pada pasangan yang akhirnya saling menjauhkan diri. Tapi kau berharap mereka tidak membuat jarak. Karena sekarang kau melihat pasangan menjijikkan itu ialah Taehyung dan Barbie.
☆ ☆ ☆
25 Juni 2016
revisi : 10 November 2018
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect ➳ KTH
FanficTERJEMAHAN BAHASA INDONESIA | © SUGARJM "I can taste her lipstick."