Pekerjaan di hari selanjutnya cukup sulit untuk ditangani. Sangat bagus karena Cafe punya banyak pelanggan namun setelah terus melayani selama beberapa jam terus-menerus rasanya jadi semakin dan semakin melelahkan.
Shift kerjamu hampir selesai dan orang-orang mulai pergi. Irene memastikan semuanya baik-baik saja untuk meninggalkanmu sendiri selama beberapa menit. Jadi ia bisa segera lari ke beauty shop dan membeli lipstick baru. Amber berusaha membuktikan bahwa lipstick Irene terasa seperti lolipop. Namun ternyata tidak.
Pintu terbuka dan kau menghela napas, bukan pelanggan baru. Namun juga bukan pelanggan, itu Taehyung. Ia terlihat sangat gugup dan mengedarkan pandangannya untuk menemukanmu. Refleksmu membuatmu duduk, berharap ia tidak melihatmu di belakang bar. Namun sayangnya ia melihatmu karena ia menuju ke belakang bar, melihatmu duduk di lantai.
Dengan segera kau berdiri, mencoba menenangkan dirimu.
"Seseorang jelas tidak senang melihatku lagi," katanya sementara kau masih memunggunginya.
Kali ini kau sungguh berpikir waktu itu adalah terakhir kalinya kau melihatnya namun kini -di sinilah dia.
"Wow, bagaimana kau tahu?" kau bergumam dan mulai mencuci gelas-gelas.
Ia menghela napas dan berdiri tepat di sebelahmu, memperhatikanmu melakukan pekerjaanmu. Dan itulah yang ia lakukan untuk beberapa menit, berdiri di sebelahmu, memperhatikanmu melakukan pekerjaanmu.
"Aku perlu bicara denganmu," katanya ketika kau akhirnya selesai.
Tawa kecil lolos dari mulutmu, membuat alisnya terangkat. Oh jadi dia berpikir kau tidak akan tertawa lagi? Kau tidak akan menunjukkan padanya bagaimana kacaunya perasaanmu.
"Tidak lagi, Taehyung."
"Tidak, dengar aku serius perlu bicara sesuatu denganmu sekarang, ini sangat penting untukku."
Kau masih berdiri menatapnya. Sebesar 90% keinginanmu untuk mengetahui apa yang ingin ia katakan padamu. Namun 10% yang lainnya menolak. Matanya lekat menatapmu dan muncullah suasana canggung yang sudah familiar. Di dunia lain kau akan mengambil langkah maju dan menciumnya. Dan di dunia ini Irene datang untuk mencegah kemungkinan terburuk.
"Kau kerja di sini?" Nada tinggi suaranya tiba-tiba menginterupsi kontes tatap-menatap kalian.
Kalian berdua segera berbalik, Irene terlihat seperti bom yang siap meledak.
Taehyung menggelengkan kepalanya.
"Jadi tolong tinggalkan area ini dan duduklah." Ia menunjuk ke arah meja.Taehyung mengangguk dan dengan langkah pelan ia pergi ke sebuah meja, tatapannya selalu ada padamu. Irene datang dan meletakkan tangannya di sekitar pinggangmu.
"Kau baik-baik saja?" ia nyaris berbisik dan memastikan Taehyung tidak akan mendengarnya.
"Ya, dia mau bicara denganku."
Ia sedikit tertawa sebelum berpindah lebih dekat ke telingamu."Pulang dan pergi lewat pintu belakang. Sekarang."
Kau tidak banyak berpikir lagi dan memutuskan hanya melakukan seperti yang ia katakan. Hanya dalam beberapa detik kau mengganti pakaianmu dan siap untuk pergi. Kau memberi sedikit petunjuk pada Irene menggunakan tangan yang menandakan kau akan pergi. Ia memberi anggukan kecil, berjalan ke arah Taehyung. Taehyung mengedarkan pandangannya bingung, mungkin bertanya-tanya di mana kau berada. Namun sebelum Irene bisa memberitahunya bahwa kau pergi, kau sudah berlari pulang, sekali lagi dengan air mata yang mengalir di pipimu.
Jumat akhirnya datang dan kau tidak sabar menunggu akhir pekan. Jimin berjanji mengajakmu kencan.Selain itu Wendy, teman SMA mu pulang kembali. Ia menghabiskan waktunya belajar di Kanada. Ia pergi seminggu sebelum Taehyung putus denganmu. Atau kau yang putus dengannya, soal siapa yang putus dengan siapa sedikit membingungkan. Kau harus sering memberitahunya untuk tetap di Kanada dan tidak datang dan memberitahunya bahwa kau melakukannya dengan baik. Ia merasa menjadi teman yang paling buruk namun sebenarnya ia seperti saudaramu. Dan dengan kedatangannya, kau ingin membuatnya merasa seperti itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect ➳ KTH
FanfictionTERJEMAHAN BAHASA INDONESIA | © SUGARJM "I can taste her lipstick."