Yooji menatap lukisan robek di tangannya dan merasa cemas.
Dia berjalan ke jendela dan tercermin pada lingkungan yang cerah. Dia selalu mencintai kesibukan seoul dengan bangunan tinggi yang kokoh. Itu adalah tempat yang mendorong kecenderungannya untuk melupakan rasa cemas.
Lalu ia melihat sesuatu di kejauhan, atau lebih tepatnya seseorang. Itu adalah sosok Kim Hanbin. Hanbin adalah seorang pria menawan dengan wajah tampan dan mata tajam.
Yooji menelan ludah. Dia melirik bayangannya sendiri. Dia manis, baik, peminum teh dengan bibir plum dan mata bulat. Teman-temannya melihat dia sebagai rusa kecil yang pemberani dan bersemangat. Sekali, ia bahkan berani berkeliling hutan berkabut dekat apartemennya di malam halloween.
Tetapi bahkan bukan wanita pemberani yang selalu berkelana di hutan, ia tidak siap untuk apa yang Hanbin akan katakan hari ini.
salju turun seperti bulu putih yang lembut, membuat Yooji percaya diri.
Sebagai Yooji melangkah ke luar dan Hanbin mendekat, ia bisa melihat beberapa kilatan di matanya.
Hanbin menatapnya dengan semua murka. Ia mengatakan, dengan nada berbisik, "Aku membencimu dan aku ingin balas dendam."
Yooji melihat kembali, bahkan lebih percaya diri dan masih meraba lukisan yang robek. "Hanbin, aku minta maaf," jawabnya.
Mereka saling memandang dengan perasaan sedih, seperti dua ujung pelangi yang tidak pernah bertemu.
Yooji mempelajari Hanbin dari bibir sampai mata menawannya. Akhirnya, dia mengambil napas dalam-dalam. "Maafkan aku," mulai Yooji dengan nada menyesal, "tapi saya tidak merasakan hal yang sama, dan saya tidak akan pernah. Saya hanya tidak membencimu, Hanbin."
Hanbin tampak terkejut, emosinya baku seperti yangbisa dikatakan.
Yooji benar-benar bisa mendengar emosi Hanbin ini pecah menjadi berkeping. Kemudian pria tampan itu bergegas pergi ke kejauhan.
Bahkan secangkir teh tidak dapat menenangkan saraf Yooji malam ini.
End
...
Apa yg gua tulis? Ngga nulis sih ini gua iseng bikin pake plot generator di internet terus gua edit dikiiitt bgt wkwk. Vote+comment
