CHANWOO

1.8K 98 6
                                    

Lina langsung tersentak dan tiarap begitu matanya menangkap sosok Chanwoo berdiri di pintu kelasnya. Lina bersembunyi dibalik meja-meja kelasnya. Rela ditatap aneh teman sekelasnya.

Lina merangkak ke belakang kelas begitu menangkap gerak-gerik Chanwoo yang berjalan menuju mejanya –baris keempat dari pintu urutan kedua- dan bertanya kepada beberapa temannya. Tentu saja teman-temannya tidak cepu dan memberitahukan keberadaanya saat ini.

Diam-diam ia merangkak ke dekat pintu dan berlari keluar tanpa disadari Chanwoo. Ia segera berlari ke tempat yang tidak akan didatangi Chanwoo saat ini. Kantin.

“LILIN!”

Mampus. Lyn menoleh dan mendapati Chanwoo berlari mengejarnya.

“aaaah tidak! Biarkan aku tenang di kelas!” Lina segera berlari kearah kerumunan orang di lapangan. Berlari diantara murid-murid yang tengah bermain sepak bola, basket, badminton dan voli hanya untuk menghindari Chanwoo.

Tidak ada yang lebih menyeramkan daripada Chanwoo yang memakai pakaian olahraga dan mengejarnya di dunia ini –menurut Lyn.

.
.

“kena kamu!”

“AAAAAhh! Ampun ampun! Lepasin aku.” Lina memberontak di dekapan Chanwoo.

“Heh! Bisa ga gausah lebay?! Bisa-bisa aku disangka sedang melakukan tindakan asusila kepadamu, bodoh.” Chanwoo mendekap erat Lina, membuat gadis yang dikuncir kuda itu semakin memberontak.

“ih Chanwoo! Lepasin aku!” suara Lina bergema di lorong sepi itu.

“Ngga bisa! Janji adalah hutang! Kamu bilang kamu mau jajanin aku makan di burger king kalau aku dapet nilai 100 di matematika. Sekarang mana?” tagih Chanwoo.

“Ah, Chanu! Aku kan bilang begitu supaya kamu semangat belajar. Sebenernya aku ngga punya uang tau.”

“Gimana sih, kamu kan udah janji!”

“Iya, maafin aku!”

“Hett, Lilin! Ga perlu teriak di telingaku bisa ga?!” Chanwoo menutup bibir Lina dengan tangannya yang besar itu.

Tidak lama setelah itu Lina berhenti memberontak. Akhirnya Chanwoo melepaskan tangannya yang berada di mulut Lina.

“Ya! somebody help me! Tolong aku! Ada om-om mesum disini! Tolong!” Lina justru berteriak gaje begitu mulutnya dibuka.

“EH buset! Heh, berhenti berteriak atau aku akan menciummu!” ancam Chanwoo.

“AAAAAaaa–mmmmhh”

Chanwoo pun menyumpal mulut Lina dengan bibirnya.

Temanku itu orangnya rada gila-_-
.
.
.

Chanwoo berdiri di koridor depan kelas 3-B. Sesekali beberapa siswa lain menyapanya, dengan ramah ia menyapa balik. Ini sudah jam pulang sekolah, namun kelas Lina belum keluar. Terlihat dari jendela, Bu Ita sedang membereskan buku-bukunya lalu segera keluar.

Sreeeek

Pintu kelas dibuka menampilkan wajah masam Bu Ita. Sepertinya ia habis mengomel di kelas Lina dan mengakibatkan kelas 3-B ini telat pulang.

“Selamat siang, Bu.” Sapa Chanwoo ramah.

“oh, Sore.” Wanita itu menyapa balik, “Mau apa kamu disini, Chanwoo?”

“Nunggu teman, bu.” Jawab Chanwoo sebelum Bu Ita berlalu dari hadapannya.

Chanwoo melesat masuk kedalam kelas Lina. Beberapa murid sudah keluar dari kelas, sedangkan beberapa masih tinggal untuk membersihkan kelas. Chanwoo segera menghampiri Lina yang sedang membersihkan papan tulis.

iMAGINE iKON YukTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang