JUST GO
"Kupikir, inilah jalan terbaik." Ucapku tertunduk, tak sanggup menatapnya. Aku sangat takut jika menatapnya malah membuatku tidak ingin melepasnya.
"Tapi, Yunhyeong," Suaranya terdengar seperti tidak percaya. Namun aku masih dapat menangkap nada lega dari kalimatnya.
Ya, ini yang terbaik. Aku tidak ingin menjadi penghalang baginya untuk melepas kemuramannya.Tetap berada disisiku tidak memungkinkannya untuk bahagia. Melepasnya adalah satu-satunya cara terbaik untuk membuatnya lepas dari rasa sakitnya, yang tidak bisa ia dapatkan bila terus bersamaku. Walaupun kami sepakat tidak akan membahas hal ini lagi. Namun aku sudah memantapkan hatiku.
"Pergilah, tak apa, jangan cemaskan aku." Seberapa kuat aku menahannya namun suaraku bergetar tanpa bisa kutahan.
"Yunhyeong,"
"Lagipula, kita tidak terikat." Aku memotong kalimatnya. "Kau sudah berusaha dengan keras."
Akhirnya aku mengatakannya dengan tegas. Aku tidak tahu bagaimana perasaannya saat ini. Namun, yang pasti hatiku sangat terluka, lebih dalam dari yang kuperkirakan.
"Tapi, Yunhyeong, aku tidak mungkin semudah itu meninggalkanmu. Kau bilang kau membutuhkanku." Jawabannya yang lagi-lagi bagai tsunami yang siap menggoyahkan keteguhanku. Ayolah, kau tahu aku tidak mungkin sejahat itu.
"Tapi, aku sudah salah arah sejak awal." Kataku. Lagipula, semakin bodoh aku. Dari awal hanya keegoisanku yang membawanya sejauh ini. Jika bukan karena sinar matanya yang selalu mengekor sendu, mungkin aku masih mempertahankan keegoisanku dan membuatnya semakin jauh dari kebahagiaan.
"Pergilah, aku tahu kau lebih dari siap. Aku tahu kau akan lebih bahagia di sisiNya ketimbang denganku, aku bukan apa-apa."
Matanya tergenang dengan ekspresi terdiamnya yang luar biasa menusuk jantungku. Aku tahu cara ini akan menyakitinya namun jika memaksanya berada di sisiku lebih lama akan membuatnya terluka lebih dalam. Jangan khawatirkan aku. Akan ku lepas genggamanku pada tanganmu dan mulai mencoba menata hatiku yang sudah hancur.
Aku selalu percaya bahwa Tuhan sudah merencanakan perpisahan jauh sebelum terjadinya pertemuan diantara kami. Aku tahu hal itu akan membuatku lebih dewasa dan ikhlas. Namun saat melakukannya adalah yang terberat. Saat ia mulai perlahan menjauh saat itulah aku mengalami rasanya patah hati untuk pertama kalinya dalam hidupku.
Tanganku perlahan mengelus pipi pucatnya. Saat dia tersenyum dan hatiku makin terpuruk. Tanganku perlahan menarik selang yang sudah dua tahun berada di pergelangan tangannya. Kudekati wajah cantiknya sebelum aku mencium bibirnya untuk yang terakhir kalinya.
Tangan kurusnya ikut menggenggam tanganku yang menekan belati perak kedalam dadanya. Sampai saatnya hatiku benar benar hancur suara yang nyaring terngiang ditelingaku. Bahkan senyumannya belum pudar saat orang-orang datang dan menarikku keluar.
Sepertinya butuh seumur hidup untuk menata hatiku. Namun aku sudah siap melakukannya sembari menjalani masa hukuman yang akan kuterima nanti. Yang pasti, Aku senang sekarang kau sudah terbebas dari penyakitmu, sayang. Aku tersenyum saat hati dan mataku tak berhenti menangisi kepergiannya.
Tamat
Guakagatau. Dalam perasaan nyeseq baper merana karena JUST GO. Plis hanbin minta dikerok pake cangkang tiram yehh demen amat bikin baper. Huhuhu...
Semoga readers pada ngerti sama ini cerita. Soalnya temen gua si hazna baca cerita ini malah gamudeng. Apakah cerita gua belibet dan bikin ga ngerti? Tinggalkan saran dan lainlain di kolom komentar wkakakak.. belati perak? Emangceweknyavampirgitu?
Pkoknya endingnya ceweknya mati bye.
![](https://img.wattpad.com/cover/62999388-288-k881499.jpg)