12

1.6K 239 34
                                    

"You okay Joy?"

Zelo.

Dia memelukku sangat erat di depan pintu apartmen. Ini mimpikan? Lelaki yang meninggalkanku tiba-tiba datang lagi. Dengan pelukan yang sama hangatnya dengan dulu. Ku aku akui sangat merindukan pelukannya yang sangat berbeda suhunya jika Yunhyeong melakukannya. Aku terus mematung sampai Zelo menggoyangkan pundakku.

"I'm okay Zelo" Kataku setenang mungkin.

Dia mengambil kaca mataku dengan paksa. "Kau menangis Joy. Maafkan aku. Maafkan Yooa. Maafkan Yunhyeong. Maafkan semuanya"

Aku tersenyum lemah. "Hmmm aku pusing Zelo. Kau bisa pulang" Usirku halus dengan memijat pelipisku pelan.

Dia tersenyum yang masih sehangat dulu. "Ya, aku akan kembali ke apartemenku"

Aku langsung membanting pintu apartmen dan langsung menghubungi papa.

Aku mau pindah ke Edinburgh atau Aberdeen.

Sent.

**

; Yunhyeong ;

Aku terus memperhatikan gadis dengan rambut sebahu dengan seksama. Tak ada penyuka novel, tak ada panggilan "sinting", tak ada gadis kasar, tak ada gadis dingin. Kata-kata "tak ada terus berputar-putar di kepalaku". Siapa sangka dia benar-benar pergi. Setiap kali aku mencoba menyapanya, dia langsung membuang muka atau langsung membuat kesibukan. Seperti menghindari kontak mata denganku. Dia sekarang sedang makan sendiri di pojok tanpa teman dan tanpa Zelo. Malah Zelo bergabung makan denganku. Sikap anti sosial Joy muncul lagi. Dia makan ditemani satu novel di sisi kanannya. Temanku semua tahu soal kami, mereka semua speechless soal keputusanku memilih Yooa. Ku perhatikan lagi dia mengangkat telefon dan keluar ruangan membawa novelnya. Entah dorongan apa kakiku mengikuti dia akan kemana, aku tidak bakal menguntit tapi entah kenapa sekarang aku di balik tembok mengendap-endap takut dia tau aku di sini.

"Okay pa"

"Jangan lama-lama. Aberdeen juga tidak buruk atau Glasgow?"

"Ya ya ya. Nottingham juga tidak buruk"

Dia terus menyerocos soal...aku tak tahu soal apa. Sialnya dia tadi berjalan ke arahku dan aku? Aku berakting bermain ponsel. Dia tak melirikku sama sekali, padahal aku jelas-jelas di depan matanya. Ku ikuti dia lagi, dia berjalan menuju ruang kepala sekolah. Mau apa dia ? Aku melihatnya tersenyum sumringah di depan kepala sekolah. Tiba-tiba Mr. Kang keluar dari ruangan itu dan langsung ku cegah. "Apa yang akan dia lakukan?"

"Mengurus kepindahan me luar negri"

Aku langsung membelalakan mataku. Dia keluar ruangan tanpa melihatku lagi.

"Kau akan pindah?" Teriakku dari tempatku berdiri. Dia tak menoleh juga tak berhenti. Dia terus berjalan tanpa memperdulikanku. Aku mengingat Joy pernah berkata, "Jika aku merasa disakiti oleh seseorang dan ku anggap itu fatal...aku akan membuat tembok pembatas yang sangat tinggi menjulang"

Kau akan pindah kemana ?

Sent.

"Yunhyeong!"

"Apa Bobby?" Kataku kesal. "Kau tahu tidak apa itu Nottingham Edinburgh Aberdeen?" Lanjutku melihatnya.

"Setahuku Edinburgh itu nama negara begitu pula dengan Nottingham. Kalau Aberdeen...aku tak tahu"

"Memang kenapa?" Lanjut Bobby.

Aku melempar bola basket ke ring dengan lemparan keras. Sungguh ya, aku sakit hati tadi Joy ku ajak bicara tidak menganggapku sama sekali. Melihatku saja tidak.

Let Me BeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang